Dan pada hari itu, sang suami bertekad hendak menjemput sang istri untuk kembali ke rumah. Namun apa lacur, Tuhan berkehendak lain. Tsunami datang dengan menggemuruh diikuti dengan air bah yang menggulung gulung. Sang suami hanya mengingat Ine, istrinya. Namun apa daya, sang istri telah tersapu tsunami. Dan kini, 13 tahun lamanya sudah, suami tetap mengenangnya dalam cinta yang takkan pernah lekang, bahkan oleh tsunami sekalipun.
Kisah mengharukan ini dapat dibaca para kompasianer di sini.
Stop Kontak Senjata Dan ! (26 Desember 2017)
Dari sekian banyak cerpen (khususnya bertema tsunami) dari Fiqih P, cerpen bertajuk Stop Kontak Senjata Dan ! inilah yang menjadi terfavoritku. Cerpen ini benar-benar berbeda dan mampu memberi kejutan di setiap alurnya. Ide nya tak biasa dan itu yang membuat cerpen ini menjadi semakin istimewa.
Cerpen ini mengkisahkan bagaimana tsunami mampu "mempersatukan" dua kubu yang saling berseteru untuk bersama-sama saling bahu membahu dalam menolong para korban tsunami.Â
Dikisahkan GAM dan Tentara Indonesia saling membantu dalam mengevakuasi korban tsunami. Tentu saja kisah ini dibumbui dengan rempah-rempah kata yang cerdas sehingga terasa "enak" untuk dibaca. Meski hanya kisah fiktif dari imajinasi penulisnya, namun tetap terasa "hidup" dan memiliki "nyawa" termasuk pesan moral politik di dalamnya.
Cerita dengan ide unik dan tak biasa ini dapat dinikmati di sini.
Demikianlah kurasi karya cerpen terbaik versiku di tahun 2017. Karya cerpen milik kompasiner Fiqih P punya ciri khas yang berbeda. Menyajikan kisah-kisah tsunami Aceh ke dalam rangkaian kata sehingga menjadi indah untuk dinikmati. Meski fiksi namun Setiap karyanya seperti mengajak kita untuk menyudahi kesedihan pasca tsunami dan kembali bangkit dengan semangat hidup yang terus menyala.Â
Selain itu, juga memandu kita untuk selalu merenung, mensyukuri apa yang sudah ada, melestarikan alam, berpolitik yang baik dan menjaga romansa cinta sebagai anugerah terindah dari Tuhan.Â
Dibalik tsunami yang penuh dengan kesedihan, kepedihan dan kepiluan ternyata masih terselip kisah-kisah mengharukan, membahagiakan dan penuh harapan. Melalui karya Fiqih P, semakin membuatku bangga dengan saudara-saudaraku di Aceh yang bisa membuktikan bahwa mereka adalah pribadi yang sangat tangguh dengan bangkitnya Aceh pasca tsunami 2004 silam.