Air adalah sumber kehidupan. Setiap tetesnya adalah detak jantung. Setiap alirannya adalah hembusan nafas. Setiap semburannya adalah melahirkan harapan baru. Setiap luapannya adalah sebuah peringatan. Air menetes untuk membasahi bumi. Air mengalir untuk berbagi manfaat. Air menyembur untuk memberi kehidupan. Air meluap agar kita lebih mencintai alam.
Seringkali kita terlena saat akan mandi mendapati air di bak melimpah. Saat akan minum, kita tinggal menuang. Saat hendak mencuci kita tinggal membuka keran. Dan saat kemarau panjang kita tinggal bersabar menunggu hujan turun. Kita beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis. Selama kehidupan masih berlangsung maka disitu air juga akan tetap lestari.
Benarkah ?
Pemikiran demikian biasanya dimiliki oleh mereka yang apatis terhadap kelestarian alam terutama air. Serba mudah dalam mendapatkan air dianggap sudah cukup untuk memenuhi segala kebutuhan kehidupan. Padahal, jika kita mau berpikir secara luas, kebutuhan akan air bukan hanya sebatas “jumlah air yang melimpah”, lebih daripada itu, kebutuhan air juga meliputi bagaimana air yang memenuhi kriteria sehat yaitu bersih, bening dan tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang bersifat berbahaya.
Jika air dikatakan tidak akan habis, lantas bisa kah kita mengatakan bahwa semua air adalah bersih dan sehat ?
Saya ingin berbagi cerita dan pengalaman yang begitu menggugah hati saya dan setuju bahwa kebutuhan akan air bukan hanya sebatas jumlah air yang melimpah tapi juga bagaimana pentingnya kebutuhan akan air yang bersih dan sehat.
[caption id="attachment_380355" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi desa yang semakin tidak hijau (sumber:dokpri)"][/caption]
Sebuah desa kecil bernama Cinangka di sudut Kabupaten Bogor sempat mencuri perhatian ketika didapati beberapa anak di desa tersebut mengalami idiot. Beberapa peneliti juga menyempatkan untuk datang, dan hasilnya sungguh mencengangkan. Hampir 90 % anak-anak di desa Cinangka memiliki kadar timbal (Pb) darah yang sangat tinggi, jauh diatas batas normal. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, sebab kadar darah yang tidak normal dapat menjadi awal terjangkitnya berbagai macam penyakit dan kelainan seperti kanker darah dan keterbelakangan mental.
[caption id="attachment_380356" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi tanah dan air tanah yang terkontaminasi timbal (Pb) (sumber:dokpri)"]
Investigasi dan riset beberapa kali dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta sampai pada akhirnya diambil kesimpulan bahwa akar persoalan “kelainan” pada anak-anak dan warga desa Cinangka tak lain dan tak bukan adalah efek dari usaha pabrik pembakaran aki ilegal yang ada di wilayah tersebut. Limbah pembakaran aki tersebut memiliki kandungan yang sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat sekitar. Bukan hanya pencemaran udara, limbah pembakaran aki juga dapat mencemari tanah dan air. Zat-zat berbahaya yang terdapat pada limbah akan terserap ke dalam tanah dan otomatis juga tercampur dengan air tanah yang merupakan cikal bakal sumber air bagi masyarakat sekitar.
[caption id="attachment_380357" align="aligncenter" width="300" caption="pabrik pembakaran aki (sumber:dokpri)"]
Riset menunjukkan tingginya pencemaran logam berat timbal (Pb) mencapai 270.000 ppm (part per million), sementara ambang batas yang direkomendasikan oleh WHO adalah 400 ppm. Keadaan ini jelas sudah berada pada level darurat. Apalagi ditemukan banyak anak dengan gangguan mental yang tak lain merupakan efek jangka panjang dari pencemaran logam berat ini.
Seperti diketahui, kandungan air yang sudah terkontaminasi dengan zat-zat berbahaya dari limbah pembakaran aki secara jangka pendek dapat menyebabkan penyakit kulit dan secara jangka panjang dapat melahirkan generasi-generasi yang cacat dan idiot serta menderita kanker darah.
Dari hasil penelitian juga diketahui fakta bahwa kadar Pb dalam darah masyarakat setempat mencapai rata-rata 36,62 mcg/dL dengan kadar tertinggi mencapai 65 mcg/dL. Angka ini 7 kali lipat lebih besar dari ambang yang ditetapkan oleh WHO yaitu 10 mcg/dL. Padahal, para ilmuwan mengatakan bahwa besaran kadar timbal (Pb) dalam darah adalah berbanding terbalik dengan IQ atau tingkat kecerdasan anak. Artinya, semakin besar kadar Pb maka semakin menurun IQ atau tingkat kecerdasan anak. Maka tidak heran jika di desa Cinangka ini banyak ditemukan anak yang mengalami gangguan mental (idiot).
Ketidaktahuan dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sekitar semakin memperparah keadaan. Saya melihat dengan kepala sendiri, bagaimana mereka justru menggunakan bak-bak bekas pembakaran aki sebagai bak atau tandon air. Dan air-air inilah yang mereka gunakan untuk mandi, mencuci, bahkan untuk memasak dan minum.
“kan baknya sudah dicuci…sudah bersih…jadi bisa dipakai…”
Demikian jawaban mereka saat saya tanya kenapa mereka bisa menggunakan bak bekas pembakaran aki untuk bak tandon air. Mereka berpikir bahwa bak bekas pembakaran aki yang sudah dicuci akan aman untuk digunakan sebagai bak tandon air. Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa zat-zat kimia yang menempel di kandungan plastik bak tetap akan menempel dan tidak akan hilang dengan hanya dicuci memakai sabun.
Saya sempatkan untuk berkeliling desa dan mengamati setiap aliran air sungai yang ada. Cokelat dan di beberapa sudut cenderung kehitaman. Secara kasat mata, saya bisa menghubungkan kondisi air sungai yang jauh dari kata bersih dengan aktifitas pabrik pembakaran aki. Lokasinya yang tidak jauh dari aliran sungai juga menjadi sasaran pengusaha pembakaran aki untuk membuang limbah begitu saja.
Di beberapa area, pengikisan tanah juga terjadi akibat pohon dan tanaman-tanaman yang sejatinya berfungsi sebagai reboisasi justru habis meranggas dan mati. Masyarakat tidak menyadari bahwa pengikisan tanah dan habisnya pohon dan tumbuhan akan berdampak pada terganggunya ekosistem serta proses tersedianya air di dalam tanah.
Betapa sedihnya melihat keadaan itu. Akibat keserakahan manusia, manusia lain yang tidak tahu apa-apa turut menjadi bagian dari korban. Alam rusak. Air tercemar. Ekosistem Kehidupan menjadi tidak seimbang. Persoalan sosial pun mengembang dengan pesat.
Disini saya berpikir, ada hal-hal yang harus disegerakan oleh pemerintah, stakeholder dan pihak-pihak terkait lainnya terkait dengan keadaan desa Cinangka, yaitu :
1.hal utama yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menyegel atau segera menutup usaha pembakaran aki tersebut. Apalagi dasar-dasar hukum penyegelan juga sudah sangat jelas.
2.Segera lakukan upaya revitalisasi air bersih. Misalnya dengan mengadakan penyulingan air bersih untuk memenuhi akan kebutuhan air bersih masyarakat desa Cinangka
3.Lakukan reboisasi untuk membantu memulihkan kadar air dalam tanah
4.Mengajak masyarakat untuk kerja bakti membersihkan sungai dan lingkungan desa yang telah tercemar oleh sampah dan limbah industri pembakaran aki
5.Memberikan sosialisasi tentang pentingnya kelestarian air bersih bagi kehidupan. Sosialisasi ini sebagai wujud pendidikan dan penyampaian informasi yang benar tentang fakta air, termasuk didalamnya bagaimana perilaku yang benar dalam menggunakan air
Meski terlihat sederhana, namun saya meyakini upaya yang sederhana ini jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan terus-menerus, maka kita akan melihat hasilnya pada jangka yang panjang. Setidaknya, kita telah melakukan upaya untuk menyelamatkan anak cucu kita dari efek bahaya air yang tercemar oleh zat-zat kimia beracun seperti timbal (Pb).
Air yang kita sebut sebagai sumber kehidupan, ternyata tak selamanya kita perlakukan dengan baik. Pencemaran air akibat membuang sampah sembarangan, pemborosan penggunaan air, penebangan hutan liar yang mempengaruhi proses ketersediaan air tanah, hingga pada kasus pencemaran air akibat limbah pembakaran aki di desa Cinangka. Semua adalah akibat human error. Maka jangan salahkan alam jika suatu waktu air bah melanda, longsor menimbun, kekeringan menahun hingga terlahir generasi-generasi yang lemah dan serba berketerbatasan.
Dan, di desa Cinangka, menampilkan sajian realita dimana air bersih dan sehat menjadi suatu hal yang langka. Air tanah yang tercemar oleh partikel zat beracun dari limbah pembakaran aki, sungai yang menghitam, bak penampungan air bekas aki, air yang “dianggap” bersih untuk mandi, cuci, kakus bahkan untuk memasak dan minum tak lain telah terkontaminasi oleh racun timbal (Pb) dari limbah pembakaran aki.
Lantas, akankah kita berdiam diri saja ? akankah kita pura-pura tidak tahu ? akankah hilang rasa empati ? akankah kita menjadi manusia yang apatis ?
Banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai wujud kepedulian kita terhadap kelestarian air, terutama kelestarian air bersih. Dari langkah kecil hingga ikut berperan aktif dalam upaya besar untuk menjaga kelestarian air demi pembangunan berkelanjutan seperti yang telah dilakukan oleh Aqua.
Apa saja yang dapat dilakukan untuk kelestarian air dan sustainable development ?
1.Lestarikan sumber mata air dengan penghijauan
Penghijauan adalah satu upaya untuk melestarikan sumber mata air. Keberadaan air tanah sangat dipengaruhi oleh adanya tanaman. Sebab, dalam hal ini tanaman (terutama tanaman keras pepohonan) berfungsi sebagai vegetasi penutup tanah yang berperan dalam menyimpan air. Jika penebangan secara liar tidak segera dihentikan dan penghijauan tidak dilakukan maka tidak akan menutup kemungkinan air akan langka dan bencana banjir akan menerjang.
2.Lestarikan keindahan air dengan tidak membuang sampah sembarangan
Makna lestari itu luas bukan ? termasuk bagaimana menjaga keindahannya. Bayangkan jika laut, pantai, sungai, danau, dll kita bersih tidak ada sampah yang mengapung, pasti akan indah dan sedap untuk dipandang. Dari sini akan dapat meningkatkan potensi wisata air kita dan menambah pendapatan negara.
3.Lestarikan air bersih dengan sistem manajemen pembuangan limbah industri yang tepat
Belajar dari realita di desa Cinangka, rasanya sudah saatnya para pengusaha/pewirausaha mulai peduli dengan lingkungan sekitar terutama air. Sudah saatnya pengelola industri tidak hanya memikirkan keuntungan semata tapi juga bagaimana mengelola limbah industri agar tidak mencemari lingkungan terutama air. Kesigapan pemerintah juga sangat diperlukan. Tindakan tegas harus dilakukan kepada siapa saja yang berpotensi merusak lingkungan dan air.
4.Lestarikan sumberdaya air melalui pembangunan berbasis manfaat
Air memiliki begitu banyak manfaat. Selain untuk memenuhi kebutuhan akan mineral dalam tubuh serta untuk melakukan aktifitas sehari-hari, air juga dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih besar bagi kepentingan masyarakat. Dengan pembangunan berbasis manfaat seperti waduk dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Air yang terbendung dan dipantau dalam pengelolaannya dapat memberi kegunaan sebesar-besar untuk masyarakat.
5.Lestarikan keberlangsungan air dengan mindset , pendidikan dan perlakuan yang benar
Hal terpenting yang sering kita abaikan adalah bagaimana kita memiliki keinginan dan kepedulian terhadap kelestarian air melalui konsep mindset yang terbentuk dalam diri kita. Mindset inilah nantinya yang akan melandasi setiap tindakan dan perilaku kita terhadap air. Selanjutnya, pendidikan dan pengetahuan yang benar tentang fakta air juga dapat mempengaruhi perilaku kita terhadap air. Pendidikan dan pengetahuan yang benar tentang air dapat menunjang setiap individu untuk lebih mencintai air. Mindset serta pendidikan dan pengetahuan yang benar tentang air otomatis akan mempengaruhi sikap kita dalam memperlakukan air terutama dalam aktifitas sehari-hari. Setiap melihat keran menyala kita akan spontan segera mematikannya. Ketika mandi kita akan menggunakan air dengan seefektif mungkin. Saat minum kita akan menyadari bahwa air yang kita minum adalah air bersih. Tanpa diperintah kita akan melakukan penghijauan di wilayah sekitar kita. Dimanapun berada kita akan selalu menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Berani menegur setiap orang yang terlihat berperilaku buruk terhadap lingkungannya.
Demikian sebuah kilasan tentang begitu besarnya manfaat air bersih sehingga kita harus berupaya untuk melestarikannya, baik secara individual maupun mendukung upaya pemerintah dalam pembangunan yang bersifat berkelanjutan. Dan Aqua hadir untuk mendukung penuh upaya kelestarian air melalui pemanfaatan yang sebesar-besar untuk masyarakat tanpa mengabaikan bagaimana memperlakukannya dengan benar untuk pembangunan yang berkelanjutan bangsa Indonesia. Kita jadikan krisis air bersih di desa Cinangka akibat human error sebagai pembelajaran berharga bagi daerah kita masing-masing agar tidak terulang dengan keadaan yang sama.
Jangan pernah ada lagi Cinangka-Cinangka yang lain
Semoga !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H