Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pajak Lelo: Keindahan Multikultur di Areal Kelapa Sawit

12 Desember 2014   22:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horas !

Selamat datang di Sumatera Utara…tanah multikultur yang kaya akan sumberdaya alam terutama komoditas kelapa sawit. Kenapa saya katakan multikultur ? karena di Sumatera Utara tinggal berbagai ragam suku dan budaya, mulai dari Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Jawa, Melayu, Aceh, Cina, India, Bali dan masih banyak lagi. Hebatnya, disini masyarakatnya mampu hidup berdampingan meski dengan budaya yang beragam.

[caption id="attachment_359153" align="aligncenter" width="300" caption="gapura kabupaten serdang bedagai (dok:sumutpos)"][/caption]

Kalau biasanya kita membicarakan Sumatera Utara kita membicarakan Medan…nah kali ini saya mau mengajak sahabat ke sudut lain Sumatera Utara, yaitu ke kabupaten Serdang Bedagai yang punya semboyan Tanah Bertuah Negeri Beradat. Semboyan itu artinya Serdang Bedagai punya tanah yang subur dan masyarakat yang menjunjung tinggi adat dan norma-norma. Nggak salah sih, karena Serdang Bedagai memang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama kelapa sawit dan hasil laut serta masyarakatnya yang tetap ramah dan bersahaja di tengah kehidupan multikulturnya.

Serdang Bedagai adalah kabupaten di sebelah selatan kota Medan. Berbatasan dengan Deli Serdang dan Pematang Siantar. Kabupaten pemekaran ini mayoritas masyarakatnya adalah Melayu, Jawa dan Batak. Sebagian besar wilayahnya adalah pesisir dan lahan areal perkebunan sawit.

Trus apa aja yang istimewa di Serdang Bedagai ?

Selain kaya sumberdaya alam, Serdang Bedagai juga punya beberapa spot wilayah yang seru dan unik loh…ada Pulau Berhala, pulau yang masih perawan dan merupakan habitat tumbuh kembang penyu ; Pantai Sialang Buah, pantai yang terkenal dengan hasil lautnya (ikan) ; Pantai Cermin, pantai komersial dengan berbagai macam sarana dan prasarana hiburan ; kampung Bali, sebuah desa wisata dengan ciri khas budaya Bali dan satu lagi Pajak Lelo, pasar rakyat yang punya keunikan tersendiri.


Pajak adalah kata sebutan untuk pasar di Sumatera Utara. Pajak Lelo (pasar Lelo) adalah pasar rakyat bernuansa tradisional dan unik di wilayah Sei rampah Serdang Bedagai Sumatera Utara. Pajak Lelo ini merupakan pasar rakyat yang digelar setiap hari Rabu dan Minggu di areal lahan perkebunan kelapa sawit. Dagangan digelar di bawah pokok (pohon) kelapa sawit baik hanya dengan selembar tikar, gerobak maupun stan-stan dari terpal.

Barang-barang yang dijualbelikan di Pajak Lelo ini bermacam-macam, mulai dari sayur mayur, cabe, bawang merah/putih, ikan, tanaman, pakaian baru, pakaian bekas, mainan, buah-buahan, makanan, minuman dan kue, perabotan rumah tangga, alat tulis, sepatu/sandal, ayam, dan masih banyak lagi. Semua barang dijual dengan harga tergolong lebih murah dibanding di tempat lainnya.

14183716591824875434
14183716591824875434
salah satu sudut Pajak Lelo (dok:pribadi)

Khusus untuk kuliner khas Pajak Lelo adalah Lemang, yaitu makanan yang terbuat dari beras ketan dan dimasak dengan cara dibakar di dalam selongsong bambu. Rasanya enak dan gurih. Selain itu juga ada lontong sayur, nasi lemak, sate padang, bakso bakar, dll. Kuliner-kuliner merakyat tersebut dapat dinikmati dengan harga yang sangat terjangkau.


Yang menarik, Pajak Lelo ini bukan hanya sebagai wahana perdagangan semata, tapi juga sebagai wahana akulturasi budaya. Hal ini dikarenakan, di Pajak Lelo ini berbagai suku budaya bercampur baur menjadi satu (Melayu, Jawa, Batak, Bali, Cina, India,dll), saling berinteraksi, melepas identitas budaya mereka masing-masing dan memposisikan diri sebagai masyarakat pada umumnya yang butuh bersosialisasi, butuh berkomunikasi dan saling berempati satu dengan yang lainnya.

Pajak Lelo merupakan pasar rakyat yang sangat terkenal di Serdang Bedagai. Pengunjungnya bukan hanya masyarakat sekitar tapi juga masyarakat dari kabupaten lainnya. Jadi jangan heran jika hari Rabu dan Minggu jalanan di sekitar Pajak Lelo (yang juga jalur lintas Sumatera) menjadi sangat padat.

Nah, menariknya lagi…kalau kalian berpikir bahwa pasar rakyat selalu identik dengan kotor, timbunan sampah dan bau, disini…di Pajak Lelo…kebersihan menjadi kesadaran utama dari para pelaku pasar, baik pedagang maupun pembeli. Ketika gelaran Pajak Lelo telah usai, segala bentuk sampah tidak akan terlihat disini. Areal perkebunan kelapa sawit kembali bersih. Lapak-lapak dagang juga ditata dengan rapi, sehingga terlihat bersih dan rapi. Bukan petugas kebersihan, bukan relawan sampah yang memunguti sampah di Pajak Lelo, tapi semua itu menjadi tanggungjawab masing-masing pelaku pasar. Mereka menyadari bahwa kebersihan ini penting, agar masyarakat yang berkunjung ke Pajak Lelo ini dapat dimanjakan dengan suasana yang nyaman serta udara yang sejuk karena berlokasi di bawah pohon kelapa sawit.

Meski disajikan dengan tema rakyat, tapi nyatanya Pajak Lelo tetap menjadi primadona masyarakat Serdang Bedagai dan sekitarnya sebagai tujuan berbelanja dan bersosialisasi yang murah meriah dan serba ada sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.


Sebuah kenikmatan tersendiri saat berada di pasar rakyat…kita akan berinteraksi dengan hampir seluruh lapisan masyarakat dan budaya, terjadinya tawar menawar, bebas memilih, belajar berempati dengan sesama dan belajar bagaimana berbangga menjadi bagian dari budaya Indonesia…

Pajak Lelo adalah sebagian dari deretan pasar rakyat yang unik di seluruh Indonesia. Harusnya kita bangga bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan ciri khas. Jika ada pasar apung di Kalimantan atau pasar ekstrim di Sulawesi, maka Sumatera Utara punya Pajak Lelo, pasar rakyat di areal perkebunan kelapa sawit setiap hari Rabu dan Minggu sekaligus pusat wahana akulturasi budaya multikultur yang dikemas secara sederhana namun tetap berkarakter.

Ternyata, pasar rakyat bukan hanya sebagai wadah perdagangan semata, tapi juga bisa menjadi satu wadah menjalin persatuan dan kesatuan bangsa. Nggak percaya ? berkunjunglah ke Pajak Lelo, disana kalian akan melihat bagaimana bersatu diantara perbedaan multikultur itu adalah sebuah pemandangan yang sangat indah !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun