[caption id="attachment_370480" align="aligncenter" width="300" caption="gambaran cost index sektor hulu migas (sumber:materi SKK Migas)"]
Akhirnya, industri hulu migas melalui naungan SKK Migas berupaya keras melakukan gerakan perubahan untuk menyelamatkan keberlangsungan industri hulu migas dengan perubahan paradigma. Ya, saya setuju, sebab pada dasarnya setiap langkah perubahan ke arah yang lebih baik harus dimulai dari pandangan yang berkaitan erat dengan perubahan mindset atau pandangan serta pola pikir sehingga nantinya akan dapat mengerucut ke arah tujuan perubahan yang hendak dicapai. Manusia dan teknologi terus berkembang maka merubah paradigma yang dianggap sudah tidak relevan adalah salah satu langkah yang cerdas.
Seperti menurut J. Widjonarko (2014) dalam SKK Migas yang menyatakan bahwa industri hulu migas yang dulu merupakan Penghasil Revenue maka sekarang industri hulu migas dipandang sebagai Lokomotif Penggerak Ekonomi Nasional, dimana dulu industri ini dianggap sebatas penghasil revenue dan energi maka sekarang harus dipandang dari segala sudut mulai dari People Prosperity, Pro Poor, Pro Job dan Pro Growth. Perubahan itu diikuti dengan perubahan segala aspek di dalamnya mulai dari sumber pendapatan, sumber energi dan bahan baku serta bagaimana menciptakan Multiplayer Effect.
[caption id="attachment_370481" align="aligncenter" width="300" caption="perubahan paradigma (sumber:materi SKK Migas)"]
Kalau boleh saya berharap, jika People Prosperity, Pro Poor, Pro Job dan Pro Growth serta berkomitmen menciptakan Multiplayer Effect ini terlaksana, maka sektor industri hulu migas ini akan menjadi sektor industri yang “ramah” bukan hanya pada environment oriented tapi juga society oriented. Ingat, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi selain sistem dan politik adalah kondisi sosiokultur yang ada di masyarakat. Dan faktor terakhir inilah yang kerap “disisihkan” padahal jika kondisi sosiokultur masyarakat berada pada level yang baik dan meningkat maka praktis perekonomian Negara juga akan membaik dan meningkat.
Selain itu, saya juga berharap bahwa komitmen SKK Migas untuk mendukung pemerintah dalam memberantas praktik kriminalitas di badan industri hulu migas bukan hanya sekadar wacana tetapi dilaksanakan secara nyata agar proses industri hulu migas berjalan on the track dan segala dampak negatif dari proyek hulu migas ini dapat diminimalisasikan. Satukan visi misi di tubuh intern dan kobarkan semangat sebagai industri lokomotif penggerak ekonomi nasional untuk Indonesia yang lebih makmur.
[caption id="attachment_370482" align="aligncenter" width="300" caption="save industri hulu migas (sumber:dokpri)"]
At last, semoga tulisan tentang realita dibalik industri hulu migas ini dapat memberi sedikit pencerahan terutama bagi kita semua yang merasa masih awam dan minim informasi tentang migas serta industri hulu-nya. Saya mengajak kita semua untuk turut mendukung sektor industri hulu migas, bukan hanya memandangnya sebagai industri yang berorientasi pada bisnis semata tapi juga melihat sektor hulu migas sebagai lokomotif penggerak ekonomi nasional. Mulailah dari sekarang untuk peduli dan membuang sifat apatis terhadap ketersediaan sumberdaya minyak dan gas bumi tanah air dengan cara yang paling sederhana yaitu berhemat energi dan optimalisasi energi gas (non konvensional). Industri hulu migas adalah salah satu bagian dari aset kekayaan negeri ini yang sudah sepatutnya kita jaga keberlangsungannya agar tercapai pada satu titik tujuan yaitu mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia, bukan hanya pada masa kita saja tapi juga hingga nanti masa anak cucu kita. Semoga !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H