Riuh pesta dan suara kembang api terdengar jelas di luar jendela. Melihat pemandangan indah malam ini dengan segelas air di tangan yang digenggam. Seraya berkata dalam hati “hari ini, bisakah kutemui an pria yang kau idamkan? Mustahil”. Jawabku dengan penuh pasrah dan tidak percaya diri. Namun, terlihat dari jauh pesta yang ramai telah menemukan pasangannya dan berdansa bersama. ‘Tak mungkin Ku temukan pria tersebut untuk setidaknya berdansa disini. Mengapa semua hal perlu kuharapkan dengan sosok yang harus terjadi sekarang. Mengapa ini sangat membuatku agresif dan tidak membuatku fokus dengan acara meriah ini.
Genggaman tangan yang tiba-tiba datang dari arah barat terlihat oleh mataku dan membuat tersipu. “Izinkan aku berdansa padamu, hai nona” ujarnya dengan sopan.
“Oh” aku menjawab dengan cepat dan spontan. Tak ku kira ada seorang pria datang menjemputku berdansa menikmati alunan suara musik yang indah membersamai.
“Namamu, siapa?” Tanyanya padaku.
“Namaku, Caroline” jawabku tersipu
“Apakah kau datang untuk berpesta saja?”
“Ya, aku datang sendiri dari wilayahku” jelasku
“Oh, apa kau tidak khawatir untuk pulang larut malam?” Tanyanya dengan penuh kekhawatiran.
“Sempat aku khawatir, tapi aku yakin bisa pulang dengan selamat malam ini” ujarku tegas
“Baiklah” jawabnya sambil tersenyum
“Bolehkah aku sambil bercerita” ia melontarkan sebuah pertanyaan