Perutmu membesar, ada aku didalamnya
kau penuhi kebutuhanku, agar aku bisa menjadi besar
bergerak dan menanti untuk hadir di dunia
kau sambut dengan hangat tulus kasihmu
setiap hari kau ajakku berbicara tentang dunia
ada harapan, barangkali tidak mudah
tapi, katamu kau cukup bangga
karena aku terlahir di dunia dengan izin-Nya
Penantian itu datang, sosok tak kukenal menggendongku
suara tangis, haru dan yang kau masih terbaring
saat itu pula, aku tahu perjuanganmu sebesar itu
kau dekap aku, bahagianya aku terlahir dari rahimmu
kau izinkanku mengenal seisi dunia ini dengan hatimu
kini aku telah dewasa,Â
ibu sapaan yang kau pinta
ayah menjadi pendamping yang paling setia
dari kecil hingga beranjak dewasa
tak henti kau tanya kabarku 'bagaimana dirimu disana?'
ibu, cinta kasih yang telah kau tebar
kepada kami semua, tak akan bisa berbalas
kehadiranmu sungguh membawa damai
kami harap kau sehat senantiasa
membimbing kami hingga seterusnya
perasaan kami padamu begitu besar,
tapi aku yakin cinta yang kau tanam dalam diri kami
tak akan pernah bisa diganti,
oleh apapun.
terimakasih ibu,
berkatmu aku kini bisa mengenal dunia.
dalam dekap indah senyummu itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H