Monochrome Esports secara resmi telah mendapatkan undangan dari Riot Games sebagai salah satu tim yang berlaga di "League of Legends: Wild Rift Southeast Asia Icon Series: Pra-Season" yang akan digelar bulan Maret tahun 2021.
Dalam situs resmi dari Riot Wild Rift, Monochrome Esports termasuk dalam daftar tim yang dikonfirmasi siap bersaing dalam kejuaraan regional Icon Series
Boleh dikatakan Monochrome Esports menjelma menjadi momok yang menakutkan bagi tim-tim Esports besar lainnya. Selain itu, Monochrome Esports diakui sebagai organisasi Esports paling sukses di Call of Duty Mobile dengan segudang prestasi dan mampu membina banyak tim akademi dan komunitas.
Seperti apa profil dan sepak terjang Monochrome Esport yang terus menuai karya dan prestasi terbaik?
Lebih Mengenal Monochrome Esports
Monochrome Esports terbentuk pada tanggal 8 Februari 2020 lalu. Sebelum peresmiannya, Monochrome bermula dari sebuah komunitas game mobile. Dimana keseluruhan anggotanya merupakan para pecinta serta pelaku game mobile di Tanah Air.
"Monochrome Esports mulai menginjakkan kaki di ranah Esports pada game Call of Duty Mobile (CODM). Saya juga ikut serta memainkan game dan menjajaki ranah sebagai pro player CODM," ungkap Pak Tepe saat dikonfirmasi.
Pak Tepe menuturkan bahwa terobosan Academy ini didasari oleh kecintaannya terhadap game mobile, serta ambisi untuk memajukan industri Esports di Indonesia.
"Didasari kecintaan terhadap game mobile, serta ambisi memajukan Industri Esports di Tanah Air dengan cara membuka peluang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat Indonesia yang ingin terjun ke dunia Esports melalui bimbingan dan arahan dari Monochrome Esports dalam suatu wadah, yakni Academy," tuturnya.
Pria ramah ini melanjutkan, bahwa konsep Academy tersebut berhasil dijalankan dengan sangat baik sampai hari ini. Terhitung Monochrome Esports memiliki 12 tim Academy pada game CODM dimana mereka berawal hanya dari player newbie dan beranjak menjadi semi-pro bahkan banyak yang telah mencapai tingkat pro player dan telah menuai banyak prestasi.
Ke depannya, lanjut Pak Tepe, Monochrome Esports berupaya untuk membuka banyak divisi di game mobile lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk membuka harapan masyarakat yang belum mempunyai kesempatan untuk memasuki dunia Esports. Monochrome Esports hadir untuk mewujudkan mimpi mereka.
"Banyak organisasi Esports yang hanya peduli terhadap prestasi dan fans saja, namun tidak menyadari bahwa menumbuhkan asa serta harapan dan memberikan edukasi tentang dunia Esports bagi masyarakat Indonesia juga penting. Maka dari itu Monochrome Esports tercipta demi mewujudkan impian mereka", jelasnya.
Makna Dibalik Sebutan "MORE"
Pak Tepe mengungkapkan bahwa Monochrome Esports terkadang sering disebut "MORE" oleh para fansnya. Dibalik itu, ternyata ada makna pemilihan singkatan dari Monochrome Esports.
Pak Tepe menerangkan, bahwa MORE dalam bahasa Inggris berarti "lebih". Yang mana Monochrome Esports selalu tidak pernah puas dengan segala pencapaiannya.
"Membina keseluruhan playernya untuk dapat berkembang 'lebih' lagi dari untuk dapat mengeluarkan potensi terbaik mereka," bebernya.
Alhasil dari singkatan MORE tersebut, tagar bagi penggemar setia Monochrome untuk terus mendukung para playernya yaitu #believeinMORE
Tantangan Jadikan Player Monochrome Sukses
Masih dari penuturan Pak Tepe, banyak hal menantang serta menyenangkan dalam mengembangkan kemampuan di bidang Esport. Selain, membuka pandangan masyarakat, pihaknya juga senang Esports di Indonesia dapat maju serta berkembang seperti sekarang ini.
"Exicited saat mendidik player yang notabene belum pernah merasakan sama sekali atmosfer dunia kompetitif. Di situ peran management mengajarkan mereka mulai dari bagaimana menjadi seorang leader atau kapten yang baik. Lalu bagaimana membangun chemistry sesama player lainnya, dan menekankan ke semua player bahwa hubungan kekeluargaan Monochrome itu lebih penting dari apapun," ungkap Pak Tepe panjang lebar.
Sampai pada akhirnya, lanjut Pak Tepe, management dianggap sebagai sosok orang tua bagi mereka. Tak jarang para player juga mengirimkan personal message yakni bertanya tentang masalah sekolah dan keluarga di rumah.
"Sampai suatu ketika management juga menyaksikan pertengkaran antar player lalu melerainya. Semua seperti layaknya saudara dan dalam keluarga," tuturnya menceritakan.
Pak Tepe pun bangga jika melihat player yang dibina dalam management dapat sukses dan menjadi juara di berbagai event besar baik nasional maupun internasional.
Lima Pilar Utama Monochrome Esports
Sekedar informasi, Monochrome Esports terdiri dari lima orang pilar utama saat ini. Mereka di antaranya:
1. Tepe (Tom Putra)
Founder serta Head of Esports dari Monochrome Esports. Ia merupakan owner dari Artnesia Studio.
2. Petrus Clever
CEO dari Monochrome Esports. Bergabung atas ajakan Tepe, karena dipercaya mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni selama bertahun-tahun di Industri Esports.
3. Rayyi
Menjabat Head Division Manager Monochrome Esports
4. Hansoe
Merupakan Head Talent Manager Monochrome Esports.
5. Yoana
Sebagai Finance Manager Monochrome Esports. Saat ini owner dari Navia Organizer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H