Mengangkat judul kearifan lokal, Mahasiswa PMM UMM Kelompok 13 Gelombang 9 Dengan Dosen Pembimbing Lapang (DPL), Iqbal Ramadhani Fuadiputra, SE., M.SM dan yang beranggotakan Julfa Zakaria Setyobudi Selaku Koordinator, Khoirothul Jannah Selaku Sekretaris dan Humas, Tsamratul Fikriyah Selaku Bendahara dan Konsumsi, Lubna Zavira Selaku PDD dan Acara, Muhammad Khoiruddin Selaku Perlengkapan. Melaksanakan pelatihan pembuatan Batik bersama Masyarakat Desa Kalisat. Yang dilaksanakan pada Kamis, 24 Juni 2021 hingga Senin, 28 Juni 2021. Bertempat di Lingkungan Sekolah yayasan Al-Hamidy.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas masyarakat desa kalisat dimasa Pandemi Covid 19 dengan menciptakan produk Home Made yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tidak hanya itu kami juga ingin memberikan edukasi kepada partisipan dalam acara tersebut untuk cinta terhadap budaya batik sebagai budaya yang harus kita lestarikan yang mana saat ini cinta akan produk lokal sudah mulai luntur. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (Khususnya jawa) sejak lama. Pada zaman dulu perempuan-perempuan jawa khususnya, menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian. Sehingga pada masalalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif yang dilakukan oleh perempuan.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut ada beberapa proses pembuatan batik atau langkah-langkah dalam pembuatan batik, yaitu yang Pertama adalah menyiapkan Alat dan Bahan, meliputi: canting, kompor, wajan, malam/lilin, kain mori (ukuran menyesuaikan kebutuhan), kuas, pewarna remasol, waterglass. Selanjutnya langkah Kedua, yaitu pembuatan desain, dalam pembuatan desain batik PMM Desa Kalisat mengkombinasikan Batik Motif Mega mendung khas Cirebon dengan kreatifitas partisipan dalam kegiatan batik tersebut. Ketiga, dengan menjiplak desain yang telah dibuat kedalam kain mori. Setelah itu Keempat, Proses Pencantingan, dalam proses ini semakin menambah semangat pastisipan masyarakat PMM Desa Kalisat karena memang untuk pertama kalinya mereka mencanting batik sendiri, yang mana melatih keuletan dan kesabaran.
Kelima, Setelah proses pencantingan selesai, langkah selanjutnya adalah proses pewarnaan, kami menggunakan warna dasar primer yaitu merah, biru dan kuning, dan ada beberapa warna sekunder seperti : violet, hijau, cokelat, dll kemudian batik dijemur hingga kering. Langkah Keenam, pemberian waterglass yang mana berfungsi sebagai penguat warna dalam proses batik dan juga sebagai pelindung warna sebelum batik di godok. Langkah terakhir, yaitu setelah waterglass mengering selanjutnya adalah menggodok batik yang telah jadi. Finnaly batik telah selesai dibuat, dalam proses pembuatan, partisipasi dan apresiasi masyarakat dalam kegiatan batik ini mendapat repon yang sangat baik.
Dengan antusiasnya masyarakat serta respon-respon positif dalam kegiatan batik tulis ini, program ini bisa dikatakan salah satu program unggulan PMM UMM Desa kalisat. Kini setelah masyarakat Desa Kalisat mengetahui bagaimana proses pembuatan batik diharapkan dapat bermanfaat di era pandemi covid 19 yang mana harus tetap stay at home. Dan batik ini adalah produk home made yang memiliki nilai jual.
Menurut Anna (nama panggilan) selaku Penanggung Jawab kegiatan pelatihan membuat batik tulis "Kegiatan PMM Desa Kalisat ini sangatlah positif, selain implementasi dari matakuliah Pembelajaran Seni Budaya Program Studi PGSD. Kegiatan ini juga sebagai wadah pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) Desa Kalisat. Selain meng-edukasi bahwa batik adalah budaya khas Indonesia yang perlu dilestarikan, banyak sekali pengembangan karakter dalam proses kegiatan ini, seperti melatih, kesabaran, keuletan, ketelitian. Jadi dari sisi budayanya dapat, dari sisi pendidikan karakternya dapat. Jadi tidak salah jika program ini mungkin dapat di teruskan atau bahkan di implentasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Kemudian respon dari pastisipan sendiri sangatlah baik, dengan penuh semangat dan rasa ingin tau yang tinggi, karena juga ini baru pertama kalinya mereka melaksanakan kegiatan batik tulis"
Komentar ini diperkuat oleh salah satu partisipan dalam program tersebut "Saya baru pertama kali membuat batik, awalnya agak kesusahan di proses pencantingan, tapi Alhamdulillah sudah terlaksana dengan baik. Banyak sekali pelajaran yang didapat dari Kegiatan membuat batik tulis  oleh kakak Mahasiswa, Prosesnya sangat menyenangkan sekali dan juga menambah wawasan serta kecintaan dan bangga terhadap kebudayaan Indonesia" Ujar Firoh salah satu partisipan kegiatan pelatihan membatik.
Penulis: Khoirothul Jannah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H