Pinjaman online (pinjol) merupakan layanan jasa keuangan yang memfasilitasi pinjaman uang oleh Jasa Keuangan. Di era sekarang pinjaman online di kalangan generasi muda saat ini telah menjadi fenomena yang signifikan. Dengan kemudahan akses dan proses yang cepat, pinjol menawarkan keuntungan yang sulit di obatkan. Namun dibalik itu, terdapat sejumlah bahaya yang dapat mengancam stabilitas finansial dan kesejahteraan di kalangan anak muda sekarang. Menurut otoritas jasa keuangan (OJK) menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin gencar menggunakan layanan pinjaman online. Pada agustus 2024 nilain penyaluran Pinjaman online mencapai rekor baru sebesar Rp. 27,44 M dan diketahui bahwa jumlah penerima pinjaman tercatat sebanyak 12,93 juta akun (sumber good status).
Salah satu manfaat utama dari pinjol adalah
1. Aksesibilitas nya : kemudahan akses yang ditawarkan, generasi muda yang pandai menggunakan teknologi dapat mengunduh aplikasi pinjaman online. Kemudian mengakses pengajuan pinjaman dengan cepat menggunakan smartphone nya. Proses sederhana ini membuat generasi muda tertarik dengan adanya proses beberapa klik, mereka dapat mendapatkan dana yang diinginkan atau dibutuhkan dalam waktu yang cepat dan singkat.
2. Peningkatan Kewirausahaan : Pembiayaan untuk startup atau usaha kecil, tidak hanya generasi muda beberapa orang di kalangan usia tua memanfaatkan pinjaman online untuk berbisnis. Untuk awal modal berbisnis memanfaatkan pinjol, namun akan tetapi jika menggunakan pinjaman online untuk berbisnis lebih baik mempunyai tekad yang tinggi. Karena jika berbisnisnya gagal cenderung berbahaya untuk mentalnya, agar tidak menyesali pinjaman online yang telah dilakukan. Berikut cerita pendek untuk sebuah contoh pinjaman online untuk berbisnis. Dwi Suyoko adalah seorang pebisnis minuman yang awalnya menggunakan pinjaman online sebesar Rp. 500.000. selama dua tahun dwi suyoko menekuni bisnis tersebut dan terus belajar walaupun awalnya ragu tetapi mempunyai tekad dan semangat yang tinggi akhirnya meraih kesuksesan yang dimana awal modalnya menggunakan pinjaman online (sumber aplikasi tiktok : https://vt.tiktok.com/ZS6LoEUd6/ ).
3. Mendorong Literasi Keuangan : Kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan dengan baik saat memiliki utang. Sebaiknya generasi muda saat menggunakan pinjaman online harus memanfaatkan sebaik mungkin untuk menghindari ketundaan pembayaran yang mengakibatkan suku bunga naik.
Perilaku penggunaan media sosial memiliki dampak yang mendorong generasi Z dan milenial untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tren masa kini. Sensasi fenomena Fear of Missing Out (FOMO) merupakan salah satu aktivitas yang menjadikan situs media sosial sebagai tuntunan gaya hidup. Agar tidak dianggap kuno, pinjaman online merupakan alternatif untuk generasi Z dan milenial mencukupi kebutuhan gaya hidup mereka tanpa mempertimbangkan kemampuan ekonominya. Berikut dampak bahaya pinol bagi generasi muda :
1. Bunga Tinggi dan Utang Bercabang : Resiko terjebak dalam utang karena bunga yang tinggi
2. Kurangnya Literasi Keuangan : Banyak generasi muda yang tidak memahami risiko pinjol.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh OJK masyarakat indonesia yang belum memiliki literasi keuangan mengalami peningkatan pada tahun 2022. Pelaksanaan edukasi keuangan dalam rangka meningkatkan literasi keuangan masyarakat masih sangat diperlukan, hal ini ditunjukan dengan indeks literasi keuangan yang masih rendah yaitu sebesar 49,68%, naik dibanding tahun 2013, 2016 dan 2019 yang masing-masing hanya 21,84%, 29,70%, dan 38,03% (OJK, 2023).
3. Psikologis dan Stres : Dampak mental akibat tekanan utang. Memiliki rasa frustasi karena tidak mampu bayar utang biasanya bersumber dari rasa ketidakmampuan untuk terhubung secara sosial dengan orang lain, merasa terisolasi, dan merasa tidak bias mengatasi situasi hidup, sehingga menyebabkan beban emosional yang berlebihan. Yang pada akhirnya psikologisnya terganggu dan mengalami depresi serta membuat dirinya kecewa.
Â
Jika generasi muda melakukan pinjaman online sebaiknya sudah mengetahui pentingnya peningkatan literasi keuangan, Penggunaan yang tidak tepat dapat berakibat pada utang yang menumpuk yang mengakibatkan suku bunga naik. Agar tidak terjadinya bunga yang tingi dan supaya ketika menggunakan pinjaman online tidak menganggu psikologisnya dengan adanya edukasi keungan dapat menumbuhkan sikap yang bertangung jawab dalam mengelola keuangan. Memiliki kesadaran individu terhadap pinjaman online, dimana mengajukan pinjaman online sesuai dengan kebutuhan yang lebih produktif. Lebih baik generasi muda saat pengajuan pinjaman online dimanfaatkan untuk mempersiapkan masa depan seperti halnya untuk berinvestasi dan merancang keuangan untui jangka panjang. Tahan keinginannya, lebih baik mengutamakan kebutuhan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pinjaman online (pinjol) terlihat bahwa pinjaman online memiliki dua sisi yang membatasi, yaitu manfaat dan bahaya yang harus diwaspadai dengan baik. Di satu sisi, Pinjol menawarkan akses yang mudah dan proses yang cepat, sehingga memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan ide binis dalam keadaan kritis. Biasanya sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan uang tunai untuk tujuan yang menguntungkan, seperti modal perdagangan atau biaya pendidikan. Namun di sisi lain, penggunaan pinjaman online juga membawa bahaya yang serius. Banyak pengguna yang terjebak dalam bunga yang tinggi dan semakin besar karena tingginya biaya yang dibuat-buat dan ditutup-tutupi, dan kemungkin menghadapi tuntutan penagihan yang paksa dari pemasok kredit. Perlunya pemahaman mengenai istilah-istilah dan bahaya-bahaya yang terkait dengan peminjaman dapat menyebabkan pilihan-pilihan anggaran yang buruk. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan kedua sisi dan membuat pilihan yang tepat dalam menggunakan kemajuan online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H