Selain minuman, makanan juga menggunakan bahan pengawet untuk meningkatkan daya simpan dan kualitas.Â
Tentunya pengawetan makanan ada expire date-nya (tanggal kadaluwarsa), itu pun menggunakan zat radioaktif untuk membunuh bakteri.Â
Kita makan makanan sesuatu yang sudah berbulan-bulan/bertahun-tahun, justru menjadi penyakit bagi kita karena ada bakterinya. Tapi kalau sudah kena zat radioaktif, dapat menghilangkan bakteri dan tidak terkena penyakit.
Kemudian, kalau kita menggunakan kertas dengan ketebalan sekian, itu juga mengandung zat radioaktif.
Saat kita bepergian ke mall atau bandara, barang bawaan seperti tas pasti diperiksa dengan discan, itu juga menggunakan zat radioaktif.Â
Dalam bidang pertambangan pun, misalnya ada kebocoran. Tidak digali sampai dalam karena menggunakan zat radioaktif.
Selanjutnya, untuk bidang kesehatan juga menggunakan nuklir, seperti rontgen. Rontgen sendiri adalah tindakan menggunakan radiasi untuk melihat benda tak tembus pandang, atau mengambil gambar bagian dalam dari tubuh seseorang.Â
Nah caranya, rontgen itu ditembak zat radioaktif ke manusia, misalnya bagian dalam tubuh manusia. Sama halnya dengan pengobatan kanker, itu juga menggunakan radioaktor atau zat radioaktif. Jadi, sebenarnya banyak manfaat dari zat radioaktif yang mungkin kita pernah alami.Â
Retno Agustyah pun mengatakan, yang boleh memanfaatkan teknologi nuklir itu sebenarnya siapa saja, asalkan mendapatkan izin dari BAPETEN.
Jadi, BAPETEN sudah punya yang namanya sistem perizinan online. Perizinan itu untuk yang ke-tiga bidang di atas dari uraian seperti bidang kesehatan, bidang industri, dan bidang penelitian.
Semua perizinan tersebut, BAPETEN yang keluarkan. Proses izin tentunya harus melalui verifikasi secara online, tapi ada juga yang on-site (datang ke lapangan).Â