Pembelajaran dari segala teori maupun teknik pada  pelatihan  kali ini menciptakan kesenangan bagi saya. Suasana di lokasi pelatihan pun dan juga  pembawa materi yang ramah  serta tidak monoton telah membangkitkan saya untuk menerima  segala materi yang dijelaskan. Â
Pelatihan yang saya ikuti ini lebih sharing santai, lebih banyak tanya jawab dan berdiskusi, sehingga akan mudah dalam menerima dan menyerap ilmu yang didapatkan. Â
Pelatihan yang  saya maksud yaitu "Pelatihan Menulis dan Tour ke Pulau Maju" yang berlokasi di  Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada tanggal 2 -3 Agustus 2019, yang disponsori oleh PPI dan Kompasiana.Â
 Jadi, TMII selain menjadi kawasan taman wisata, ada tempat penginapannya juga di Graha Wisata TMII.
Kegiatan ini diikuti oleh Blogger dan Vlogger se-DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Alhamdulillah yah, selama proses pelatihan tuh materi yang disampaikan tidak selalu berlangsung terus menerus.Â
Ada waktu-waktu tertentu untuk sholat, makan kemudian istirahat di kamar masing-masing dengan kapasitas 6 orang. Ruangan tempat pelatihan dan kamar  yang dingin sehingga saya bisa mengantuk sampai ke perut yang sudah kenyang setelah makan. Nikmat mana yang kau dustakan. Hehehe.
Tapi tujuan dari itu semua agar kita sebagai peserta pelatihan lebih semangat dalam menerima materi yang disampaikan.
Masuk Ke Sesi Pertama Yaitu Ada Ibu Fanny Jonathans Poyk, Penulis Cerpen
Ibu Fanny Jonathans Poyk membahas mengenai bagaimana menuangkan ide ke dalam sastra cerpen.Â
Menurutnya, karya sastra cerpen bermain dengan  kata-kata metafora dan diksi sehingga kita bisa merangkai kata-kata menjadi satu buah alinea per alinea dan memasukkan ide  cerita di dalam alinea per alinea dari keadaan sekitar kita.
Beliau mengambil masukan dari ayahnya yaitu Gerson Poyk yang merupakan Wartawan sekaligus Sastrawan Senior, bahwa karya sastra itu semacam olahan intuisi kreatif kita sehingga kita menerjemahkan ke dalam bentuk sebuah karya yang benar-benar humanis, menggambarkan kemanusiaan, tidak hanya kehidupan yang hedonis, sehingga didalam sebuah karya bisa memberikan manfaat kepada orang banyak.
Jadi, dalam menulis sastra cerpen sebaiknya melihat ke lapangan dan melakukan riset yang bersumber dari pengalaman terhadap lingkungan disekitarnya untuk jadi bahan tulisan.Â
Sebagai pengamat sastra, ada rasa empati terhadap kejadian apapun. Bagaimana kita memandang kehidupan orang lain itu menjadi bagian kehidupan kita sehingga bisa diberikan kepada pembaca. Ada nilai tambah yang diberikan kepada pembaca.
Masukkan  juga berbagai imajinasi-imajinasi didalamnya.  Bukan digambarkan secara imajinatif, tetapi lebih ke memberikan masukan.
Dari segi teknik penulisan cerpen sastra menurut Ibu Fanny Jonathans Poyk, membuat cerpen sastra bisa dimulai dari judul. Terlebih dahulu lakukan riset dari peristiwa yang tidak terduga dari kita. Dari situlah kita bisa membuat judulnya dari kejadian tersebut.
Lalu, membuat tema dan kerangka. Jangan lupa untuk menulis garis besarnya agar tidak lupa. Itu sebagai pengingat saja.
Selanjutnya, tuangkan kejadian tersebut ke dalam alinea. Alinea pertama apa yang ingin dimasukkan. Alinea pertama berkaitan erat dengan badan cerpen.Â
Kita tinggal memilih, apakah ingin ke endingnya sad ending, happy ending, atau ending yang mengambang. Itu semua berkaitan erat dari alinea pertama, alinea kedua, alinea ketiga, alinea keempat, dan seterusnya.Â
Masukkan konflik juga yang butuh pemikiran sehingga endingnya tidak mudah ditebak. Pembaca pun akan mengira cerpen ini mau mengarah kemana endingnya.
Teknik penulisan cerpen selanjutnya yaitu harus menguasai perbendaharaan kata atau Vocabulary.Â
Kemudian, setiap alinea harus dipisahkan dan tidak sama semuanya. Perbendaharaan kata pun jangan sedikit. Misalnya kata awalan paragraf pertama  "menurut si bla bla bla", kata awalan paragraf kedua "setelah itu", dan seterusnya harus berbeda.
Sesi Kedua Dilanjut Oleh bapak Iskandar Zulkarnain, CO Founder Kompasiana
Kali kedua ini membahas mengenai Konten Marketing untuk para Blogger dan Vlogger, yang dimana konten itu bisa jualan.  Menjual sesuatu dan mendapatkan sesuatu dari konten yang dijual. Lebih  tepatnya, produktivitas menghasilkan sesuatu untuk kita sendiri.
Ya bisa dibilang sebagai Sales. Waktu itu, Sales sedang booming dengan door to door. Ketika digital marketing muncul, bukan orang sebagai Sales dengan door to doornya lagi, tetapi dengan konten.
Konten marketing biasanya diajak kerja sama untuk bisnis. Kalau bicara kerja sama bisnis bisa dilihat dari si klien menawarkan berapa rupiah  dalam pe artikel yang dibuat sehingga kita bisa mengemas konten itu sesuai dengan permintaan klien.
Konten marketing  memang dibuat agar si pembaca terpikat dan ingin membeli konten berupa produk.
Jika beliau ingin menjadi penulis katanya, jangan lupa melihat dari segi volumenya. Tapi memang kalau soal harga tidak bisa berdiskusi. Mau fee dapat Rp 10.000 sampai dengan Rp 1.000.000 pun kalau sedang butuh uang ya diembat saja istilahnya. Hehehe.
Pesan dari  bapak Iskandar Zulkarnain untuk para penulis, entah itu Blogger dan siapapun, jangan pernah untuk copas (copy paste) atau plagiat. Â
Boleh membaca artikel orang lain, tapi tidak untuk copas. Baca artikel tersebut dan seraplah baik-baik, kemudian diubah menjadi gaya tulisan sendiri.
Sesi Terakhir yang Ditutup Oleh bapak Isson Khaerul, Direktur Program PPI
Ini lebih membahas mengenai bagaimana menulis di bidang ekonomi. Â Bagi saya, perlu memahami istilah-istilah ekonomi sebagai dasar dalam membuat tulisan mengenai bidang ekonomi.Â
Sebelum membuat tulisan mengenai ekonomi pun harus punya data yang akurat. Biasanya sih yang membuat tulisan bidang ekonomi rata-rata ya wartawan gitu. Â Â
Setelah  kegiatan pelatihan ini, keesokan harinya saya dan teman-teman Blogger dan Vlogger berkunjung ke Pulau Maju.
 Pantai Maju atau Pulau D ini hasil reklamasi di Teluk Jakarta. Pantai Maju ini mendapatkan IMB dari Gubernur DKI Jakarta.
Saya berkeliling di Kawasan Pantai Maju terutama di bundaran taman, ada papan iklan yang terpasang di Pulau yang awalnya bernama Pulau  D.Â
Bangunan-bangunan akan didirikan di pulau hasil reklamasi di pesisir utara Jakarta.Â
Apartemen maupun perumahan di kawasan pantai Maju masih dalam tahap pembangunan. Kawasan ini cukup baik, full aspal, Â juga ada taman yang berumput dan pepohonan. Â
Adapun Kawasan Food Court Pantai Maju yang sudah berdiri.Â
Kawasan tersebut masih sepi tapi bisa diakses oleh publik secara terbuka dan gratis.
Untuk mengakhiri tulisan ini, saya bersyukur bisa hadir kegiatan pelatihan. Adanya "Pelatihan Menulis dan Tour ke Pantai Maju" ini sangat menyenangkan sebagai pengalaman bagi saya yang baru lulus kuliah.Â
Semoga bisa bermanfaat guna menambah pengetahuan saya.Â
*Siti Harfiah Nur (Fifi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H