Mohon tunggu...
Fiahsani Taqwim
Fiahsani Taqwim Mohon Tunggu... Penulis - :)

Penganut Absurditas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Laknat

24 April 2021   08:41 Diperbarui: 24 April 2021   08:43 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ndak, kita beli makan di luar saja ya." Katanya sembari tersenyum.

Aku tiba-tiba teringat nasihat Lik Riha. Seburuk apapun dia itu tetap ibuku. Orang yang pernah berjuang mati-matian demi keselamatan hidupku. Wanita yang kubenci itu adalah ibu yang melahirkan dan menyusuiku. Tapi, bukankah tugas seorang ibu tidak cukup sampai pada melahirkan dan menyusui saja??? Agaknya setengah hatiku masih tidak terima

Ya Allah ya Tuhanku, ampuni dan tolong aku. Aku tidak mau jadi anak durhaka. Aku pun tak akan mampu menanggung laknatmu. Aku ngeri membayangkan apabila sewaktu-waktu laknat Tuhan akan datang padaku karena aku durhaka. Oleh karena itu, aku harus berusaha memuliakan ibuku sebisa mungkin. Entah sampai kapan aku bisa menahan. Yang jelas aku masih sangat ketakutan akan laknat Tuhan.

                                                                                      

YK 27/01/16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun