Mohon tunggu...
Fina Fauziyah
Fina Fauziyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Traveler, Learner, Dreamer @fauziyahfina

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teman-teman, Dolanan Yuuk…

5 Januari 2014   17:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman-Teman, Dolanan Yuuk…

[caption id="attachment_304111" align="alignnone" width="583" caption="selamat datang di negeri dolanan"][/caption]

Pagi ini, suasana di Benteng Vredeburg terlihat berbeda dibanding hari biasanya. Ada yang memegang bambu panjang untuk dinaiki, serta bambu yang diputar dengan tali. Dan ada pula yang memasukkan biji ke dalam tujuh lubang. Di bagian lain dari benteng juga terlihat untaian panjang anak-anak dan sebuah terowongan manusia. Kira-kira apa yang sedang dilakukan ya?

Seratus lima belas anak dari tujuh komunitas anak di Yogyakarta pagi ini mengikuti sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Play Plus Indonesia, sebuah organisasi yang beranggotakan pemuda terbaik Indonesia yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk pertukaran pelajar di Amerika dan juga disponsori oleh pemerintah Amerika sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Bermain Anak Nasional. Berbagai permainan tradisional Indonesia disediakan dalam acara ini, seperti dakon, sunda manda, gangsingan, dan masih banyak lainnya.

Selain di Yogyakarta sendiri, yang kebetulan bertempat di museum benteng Vredeburg, kegiatan Play Plus “Petualangan di Negeri Dolanan” ini juga dilaksanakan serentak di 6 kota di seluruh Indonesia.

1.Regional Sumatera bertempat di halaman Museum Tsunami, Kota Banda Aceh, NAD

2.Regional Jawa bertempat di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, DIY

3.Regional Kalimantan bertempat di halaman Balaikota Pemkot Banjarmasin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan

4.Regional Nusa Tenggara bertempat di Auditorium Yusuf Abubakar, Universitas Mataram, Kota Mataram, NTB

5.Regional Sulawesi bertempat di Lapangan Andi Makassau, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, yang terakhir

6.Regional Indonesia Timur bertempat di Lapangan Nusantara, Masohi, P.Seram Kab. Maluku Tengah, Maluku.

Acara dilaksanakan mulai pukul 09.00 dipandu dua MC yang sangat piawai dalam membawakan acara. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kelompok merah muda, ungu, kuning, hijau, dan yang terakhir adalah biru. Masing-masing kelompok berisikan 18-20 peserta yang didampingi dua orang panitia pendamping.

Nah, teknis acaranya adalah setelah peserta mendapatkan kelompok, para pendamping mengajak peserta untuk membuat yel-yel kelompok agar kegiatan semakin semarak. Kemudian setelah itu peserta diajak berkeliling memainkan permainan yang telah ditentukan. Misalnya kelompok kuning akan memainkan dakon terlebih dulu, kemudian ular naga tak panjang, dst. Dalam acara pagi ini para peserta diajak untuk bermain Dakon, Dingklik oglak-aglik, cublak-cublak suweng, bekel-bekelan, dan terakhir adalah ular naga tak panjang.

[caption id="attachment_304113" align="alignnone" width="725" caption="bermain gasingan"]

13889157851457487976
13889157851457487976
[/caption] [caption id="attachment_304117" align="alignnone" width="725" caption="cublak-cublak suweng"]
1388916465236038974
1388916465236038974
[/caption] [caption id="attachment_304120" align="alignnone" width="746" caption="bermain egrang"]
13889167431416773985
13889167431416773985
[/caption]

Dakon adalah sebuah permainan memasukkan biji ke dalam tujuh lubang. Masing-masing lubang berisi 7-10 biji-bijian. Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua orang. Pemenang ditentukan dengan banyaknya jumlah biji yang berhasil mereka kumpulkan. Biasanya pemain yang kalah hanya akan mendapatkan sedikit biji di lumbungnya.

Permainkan kedua adalah Dingklik Oglak Aglik. Permainan ini bisa dilakukan bersama 3-4 teman lainnya. Caranya adalah dengan mengkaitkan kaki yang satu dengan yang lain, kemudian berloncat memutar. Sebelumnya peserta berpegangan tangan membentuk lingkaran ke dalam, kemudian dua peserta masuk diantara dua peserta lainnya sehingga saling membelakangi tetapi masih membentuk lingkaran. Kaki salah satu peserta diletakkan diatas tangan peserta yang lain, dan pemain selanjutnya menimpa kaki pemain sebelumya, seterusnya dan peserta terakhir mengunci kaki-kaki tadi sehingga bisa berputar sambil bernyanyi gembira.

Selanjutnya adalah permainan Cublak-Cublak Suweng. Permainan ini bisa dilakukan oleh banyak anak, 5-10 anak.  Cara bermainnya adalah satu orang nantinya nyungging seperti gerakan sujud. Dia berperan sebagai yang jaga. Nanti pemain yang lain akan menyanyikan lagi cublak cublak suweng dan batu kerikil yang digunakan nantinya disembunyikan oleh salah seorang pemain. Setelah lagu selesai, pemain yang telungkup tadi diharuskan menjawab dimana batu itu disembunyikan. Pemain yang lain tetap menggenggam tangannya sambil berpura-pura batu itu ada padanya sehingga tidak mudah tertebak oleh pemain yang jaga.

Untuk bermain Bekel-Bekelan, dibutuhkan bola bekel dan anakannya atau biji bekel untuk bermain. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak perempuan. Tetapi anak laki-laki juga bisa melakukan permainan ini. Pemain dinyatakan sebagai pemenang jika telah melewati semua tahapan permainan dalam bekelan.

Dan yang terakhir, serta paling membutuhkan konsentrasi dan kerjasama dari seluruh tim adalah permainan Ular Naga Tak Panjang. Dua orang akan berperan sebagai terowongan manusia yang akan menangkap anak-anak yang melewati terowongan itu untuk dijadikan temannya. Saat berbaris melewati terowongan, anak-anak dengan ceria akan bernyanyi ular naga panjangnya bukan kepalang…. Setelah semua pemain tertangkap, ketua masing-masing kelompok –dua orang pemain yang berperan sebagai terowongan– akan menjaga anggotanya agar tidak termakan oleh ketua kelompok tadi. Pemain yang dimakan dimulai dari bagian ekornya alias bagian paling belakang.

Panitia juga menyediakan permainan tradisional lain yang bisa dimainkan oleh pengunjung Museum Benteng Vredeburg. Seperti egrang, gangsingan, lompat tali karet gelang, gobak sodor, dan banyak lagi lainnya. Terlihat beberapa turis mancanegara yang juga ikut mencoba permainan tradisional anak Indonesia.

Permainan tradisional adalah permainan yang mengajarkan tentang kebersamaan, kekompakan, dan juga penghargaan terhadap satu dan lainnya. Melatih anak-anak untuk menyusun strategi dalam bermain dan juga melatih motorik anak-anak. Nah, bagaimana? Ayo lekas keluar rumah, panggil teman-teman kalian, dan mulailah untuk mencoba bermain permainan tradisional Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun