Risiko kecelakaan dan berbagai kondisi darurat dapat terjadi di mana saja dan menimpa siapa saja, termasuk para siswa/i di sekolah dasar (SD) sehingga meningkatkan pengetahuan dan memberdayakan setiap warga sekolah untuk dapat melakukan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan dan kondisi darurat di sekolah penting untuk dilakukan. Penerapan K3 di sekolah ditujukan agar warga sekolah dapat mengelola berbagai potensi bahaya keselamatan dan masalah kesehatan yang timbul sehingga dapat ditanggulangi dan membuat proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung dengan aman, nyaman dan tertib. Selain itu, UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund) juga menghimbau agar sekolah perlu menciptakan lingkungan yang memungkinkan seluruh warganya siap untuk menghadapi tantangan bencana alam, kesehatan, kekerasan, eksploitasi dan kecelakaan.Â
Sekolah juga merupakan sebuah komunitas yang tepat untuk mengenalkan pendidikan kesehatan dan keselamatan kepada anak-anak. Anak usia sekolah merupakan tumpuan masa depan bangsa. Siswa/I sekolah dasar merupakan sasaran yang strategis dalam pelaksanaan program kesehatan dan promosi keselamatan. Promosi keselamatan ditujukan untuk mempertahankan kondisi dan mencapai tingkat keselamatan dan keamanan yang optimal. Berbagai hasil studi menunjukkan terjadinya peningkatan kasus kecelakaan pada anak-anak, baik berupa terjatuh, luka bakar, tersedak yang dapat berakhir dengan kematian, ini menunjukkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan manajemen pertolongan pertama sehingga penting untuk dilaksanakan berbagai langkah pendidikan, sosialisasi dan pemberian informasi tentang pertolongan pertama pada kecelakaan dalam rangka menurunkan angka kecelakaan yang dapat terjadi pada sebuah komunitas sekolah.
Penanganan cedera akibat kecelakan membutuhkan tindakan yang cepat dan tepat melalui sebuah upaya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). P3K didefinisikan sebagai bantuan langsung yang diberikan kepada seseorang yang mengalami kondisi darurat seperti terluka atau sakit dengan tujuan meningkatkan harapan hidup dan mencegah trauma lebih lanjut. Orang yang memberikan pertolongan pertama haruslah memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai sesuai dengan berbagai kondisi kegawatdaruratan. Keterlambatan pemberian pertolongan pertama dapat memperkecil harapan hidup atau memperparah kondisi korban.
UPTD SDN Mekarjaya 11 Depok merupakan sebuah sekolah dasar yang berada di pinggir jalan. Sekolah menyadari terdapat beberapa potensi bahaya dan risiko keselamatan sehingga aspek keselamatan dan keamanaan menjadi perhatian khusus. Sekolah sudah mulai memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan dengan memastikan gerbang tertutup selama proses belajar mengajar berlangsung, keberadaan security yang stand by, terdapat beberapa safety sign di lingkungan sekolah. Sekolah memiliki UKS, lengkap dengan struktur organisasi dokter kecil (dokcil). Selain itu keberdaan organisasi Pramuka turut berkontribusi terhadap berbagai isu keselamatan dan kesehatan di sekolah. UPTD SDN Mekarjaya 11 belum pernah mendapatkan edukasi tentang konsep keselamatan dan kesehatan berdasarkan keilmuan K3 serta belum pernah diberikan latihan P3K sederhana sehingga dilakukanlah kegiatan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), khususnya berkaitan dengan pembalutan luka.
Kegiatan Pelatihan P3K diawali dengan pembukaan yang disampaikan langsung oleh Kepala UPTD SDN Mekarjaya 11, setelah itu dilanjutkan dengan pelaksanaan pretest. Tujuan dilakukan pretest ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta kegiatan pelatihan mengenal konsep bahaya dan risiko keselamatan di sekolah. Soal yang sama juga digunakan pada pelaksanaan posttest di akhir kegiatan. Posttest dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan pengetahuan pada siswa/i peserta pengabdian masyarakat. kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi. Penyampaian materi diawali oleh penjelasan tentang Bahaya dan Risiko Keselamatan di Sekolah. Pada bagian ini, siswa/I diajak untuk diskusi secara interaktif mengenai apa yang mereka pahami tentang bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan, contoh-contoh bahaya dan risiko keselamatan yang ada di ruang kelas pelaksanaan Pelatihan P3K dan juga di sekitar sekolah. Para siswa/I juga diajarkan tentang Tepuk Hak Anak dan Tepuk Selamat, tujuannya melalui permainan sederhana, siswa/I akan lebih ingat tentang konsep keselamatan dan kesehatan di sekolah. Setelah pemaparan tentang konsep bahaya dan risiko, selanjutnya dipaparkan materi tentang jenis kecelakaan yang ada di sekolah serta konsep dasar pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Pemaparan materi tentang konsep dasar P3K diikuti oleh demonstrasi P3K dan praktik bersama pembalutan luka menggunakan mitela/ kain segitiga. Setiap peserta diminta untuk berpasangan, duduk berhadapan untuk saling mencoba melakukan pembalutan luka khususnya pada kepala dan tangan.
Terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Akhir kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan  pengetahuan serta kemampuan melakukan pertolongan pertama menggunakan mitela/kain segitiga dari  seluruh peserta,  sehingga  diharapkan para peserta mampu  mengidentifikasi  bahaya dan risiko keselamatan di lingkungan sekolah, mencegah terjadinya kecelakaan di sekolah, dan memberikan  pertolongan  pertama  apabila  terjadi  injuri pada warga sekolah UPTD SDN Mekarjaya 11, khususnya injuri pada kepala dan tangan. Selain itu, diharapkan para perwakilan siswa/I yang terdiri dari dokter kecil, anggota pramuka dan perwakilan siswa/I dapat mengajarkan lagi kepada siswa/I lainnya sehingga seluruh warga sekolah memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar yang cukup baik dalam mengelola kecelakaan di sekolah. Kemampuan dalam mengelola bahaya dan risiko keselamatan dapat meningkatkan perilaku selamat (safe act) pada setiap anggota komunitas yang nantinya tidak hanya dapat diterapkan di dalam lingkungan sekolah dan tempat tinggal masing-masing warga sekolah, namun menjadi suatu pembiasaan baik dalam setiap aktivitas di dalam komunitas, lingkungan sekitar ataupun di tempat kerja sehingga pada akhirnya budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang menjadi salah satu tujuan nasional dapat terwujud seutuhnya.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H