Hambatan yang dihadapi kelompok tani Luwes 2 berasal dari internal dan eksternal. Hambatan internalnya berupa kurangnya kesadaran petani mengenai pentingnya mempersiapkan masa depan dan beralih menjadi pertanian modern.Â
Sedangkan hambatan dari luarnya adalah birokrasi pemerintah desa yang tidak mendukung bahkan menghambat terbentuknya kelompok tani ini. Banyak petani yang ingin bergabung diintimidasi. Namun, dengan asas gotong royong, kesadaran bersama, dan saling membutuhkan satu sama lain, kelompok tani Luwes 2 terus berkembang hingga saat ini. Tercatat sudah 34 orang bergabung dari yang awalnya hanya 13 orang saja.Â
Menurut saya, kelompok tani Luwes 2 ini merupakan contoh relevan teori modal sosial dari Alejandro Portes karena merupakan suatu wadah yang memfasilitasi para anggota potensial untuk mencapai tujuan, khususnya pemberdayaan petani.Â
Saya mengenal teori modal sosial Alejandro Portes dari jurnal Modal Sosial dalam Pembangunan (2013). Portes mengatakan modal sosial adalah kemampuan dari para aktor untuk menjamin manfaat dengan bertumpu pada keanggotaan dalam jejaring sosial dan struktur-struktur sosial lain.Â
Modal sosial sangat penting dan merupakan syarat dari pembangunan, baik pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan stabilitas demokrasi yang ada. Modal sosial dipercaya sebagai salah satu unsur yang menggerakkan mobilitas ide, kebersamaan, saling percaya, dan saling menguntungkan untuk kemajuan bersama. Â
Dalam pemahaman saya, modal sosial menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mencapai pembangunan. Pengaruhnya sangat kuat terhadap hasil pembangunan baik dalam pertumbuhan, keadilan dan pengentasan kemiskinan. Modal sosial terbentuk karena adanya interaksi individu-individu yang kemudian membentuk kelompok.Â
Di dalam kelompok terdapat nilai dan norma, kepercayaan, dan jaringan yang digunakan untuk mencapai sebuah tujuan bersama dan mengatasi persoalan bersama. Elemen-elemen modal sosial tersebut sangat berperan dalam memberdayakan masyarakat.Â
Dimana tujuan dari pemberdayaan adalah agar masyarakat kurang beruntung menjadi lebih berdaya melalui transformasi ataupun perbaikan dalam aspek sosial maupun individunya. Sehingga, pada akhirnya individu mampu menemukan masalah, mencari potensi, dan menggali potensinya secara mandiri yang nantinya dapat berdampak pada keuntungan sosial maupun ekonomi.Â
Keberadaan kelompok tani Luwes 2 di Desa Jurang Jero merupakan suatu upaya pemberdayaan masyarakat. Alasan dibentuknya karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam mempersiapkan rencana masa depan dan keinginan untuk beralih menjadi pertanian modern.
Masyarakat Desa Jurang Jero rata-rata berada pada kelompok menengah ke bawah, sehingga transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern dirasa sangat tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pengetahuan ini adalah salah satu keuntungan akses yang didapat melalui program kelompok tani melalui sosialisasi.Â
Selain itu, masalah yang dihadapi bersama adalah kurangnya pasokan pupuk dan kebutuhan pertanian lainnya yang akhirnya dapat diselesaikan dengan penyusunan RDKK ke dinas pertanian melalui kelompok tani ini. Ini juga menjadi keuntungan akses yang didapat dari jaringan dalam kelompok tani Luwes 2. Adanya interaksi antar anggota akan mendatangkan kesempatan untuk mentransformasi modal manusia menjadi keuntungan.Â