Mohon tunggu...
Hafidza Aditasari
Hafidza Aditasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Workshop Nasional Hybrid: Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar melalui Pendekatan Hybrid Flexible

7 September 2022   21:03 Diperbarui: 7 September 2022   22:09 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktek Materi 1/Dokumentasi pribadi

Penyampaian Materi Pertama oleh Ibu Hikmah, MM.,M.Pd./Dokumentasi pribadi
Penyampaian Materi Pertama oleh Ibu Hikmah, MM.,M.Pd./Dokumentasi pribadi

Selain memberi pemaparan mengenai pembelajaran hyflex di Paud, Ibu Hikmah, MM.,M.Pd. juga memberikan gambaran singkat mengenai Kurikulum Merdeka pada anak usia dini. Secara umum, kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dimana biasanya konten pembelajaran akan lebih optimal saat peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Berdasarkan hasil pemaparan oleh Ibu Hikmah, MM.,M.Pd., kurikulum merdeka secara umum merupakan konsep pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Yang mana berfokus pada materi esensial sehingga ada waktu yang cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

Selanjutnya Ibu Dra. Yasmin Faradiba, M.Pd (Dosen PG-PAUD UNJ) selaku Narasumber materi kedua membahas tentang Cooprative Learning bagi tutor PAUD di DKI Jakarta dengan dimoderatori oleh Audina. Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran atau strategi dalam belajar dan mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja, tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya, menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajae peserta didik bukan hanya guru dan buku ajar, dan juga dapat meningkatkan hasil akademik dan interaksi sosial peserta didik dengan teman seumurnya. Berikut adalah  contoh beberapa kegiatan cooperative learning yaitu anak secara berkelompok sedang melakukan kegiatan menghias kelas.

Penyampaian Materi Kedua oleh Ibu Dra. Yasmin Faradiba, M.Pd/Dokumentasi pribadi
Penyampaian Materi Kedua oleh Ibu Dra. Yasmin Faradiba, M.Pd/Dokumentasi pribadi

Kesimpulan dari materi kali ini yaitu Model pembelajaran kooperatif  adalah suatu model pembelajaran dimana anak belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5 orang, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individu maupun secara kelompok. Pembelajaran kooperatif menjadi sarana efektif bagi guru untuk membentuk lingkungan yang kondusif bagi terciptanya interaksi antar anak dan memberikan dukungan serta latihan yang mereka butuhkan untuk mengembangkan keterampilan sosio-emosional mereka di kehidupan nyata.

Dilanjut oleh Narasumber terakhir yaitu Ibu Dra. Yudrik Jahja, M.Pd selaku dosen PG-PAUD UNJ yang membahas materi tentang Pembuatan Media Buku Cerita Bergambar yang dimoderatori oleh Salsabila Zahra, diawali dengan Analisis Situasi oleh ibu Yudrik bahwa Para pakar berpendapat bahwa anak usia lahir hingga delapan tahun merupakan area masa peka atau masa keemasan (golden age). 

Penyampaian Materi Ketiga oleh Ibu Dra. Yudrik Jahja, M.Pd/Dokumentasi pribadi
Penyampaian Materi Ketiga oleh Ibu Dra. Yudrik Jahja, M.Pd/Dokumentasi pribadi

Menurut Menurut UU no 20 Tahun 2003. Masa ini merupakan masa yang sangat tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, gaya berpikir, bahasa, sosial emosional, moral dan lainnya. Sehingga upaya meningkatkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini harus dimulai sejak awal, guna tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, solusi dari permasalahan dalam mengenalkan anak dengan permulaan huruf yang memiliki tujuan agar mampu mengenal huruf sehingga mampu mengenal huruf dan merangkai huruf sehingga anak dapat membaca dan menggunakan kosakata tersebut dan salah satu caranya adalah dengan buku cerita bergambar, namun solusi dari permasalahan ini adalah dengan cara membuat buku cerita sendiri yang tentunya dapat mengurangi pengeluaran dan dapat juga mengasah kreatifitas yang membuat buku cerita tersebut. 

Ibu Dra. Yudrik Jahja, M.Pd mengatakan bahwa buku cerita bergambar sangat berguna untuk lembaga Paud dan tentunya untuk pembuatan buku cerita bergambar ini, dapat menggunakan bahan yang ada di sekeliling tanpa perlu mengeluarkan uang yang lebih. Pembuatan buku cerita ini dapat dilakukan oleh setiap sekolah atau guru sesuai dengan tema dan sub-tema yang sedang dipelajari siswa.

Pada workshop kali ini panitia memberi jeda di tiap pergantian sesi dengan ice breaking yang menarik dan juga dapat membantu peserta agar anggota tubuh peserta rileks 

Ice Breaking/Dokumentasi pribadi
Ice Breaking/Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun