Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

"Yang Penting Penampilan. Urusan Duit Belakangan"

20 Januari 2017   11:00 Diperbarui: 21 Januari 2017   20:52 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

Tadi pagi, gue sempat lihat Ruben Onsu dan istrinya di acara tivi. Si Ruben nih ditanyain berapa pengeluarannya yang paling sedikit untuk dibelanjain. Si Ruben jawab 50 ribu, sedang istrinya 10 ribu. Etapi... kagak bisa lanjut nonton, sebab kebelet ke belakang. Ya sudah buru-buru deh. Lantas sambil jongkok, gue mikir. Mereka berdua artis, pendapatan mereka juga banyak, tapi mereka nggak malu tuh belanja baju di pasar atau makan bakso di pinggir jalan. Gue sempat lihat kehidupan mereka di YouTube. Sederhana sekali bo. Nyentil banget.

Berbeda jauh dengan kehidupan yang gue temui di sini. Sering kali gue bosen dengan cerita soal keluhan hutang dan beratnya hidup yang mereka jalani. Huweeee... sampai gue mikir kapan dapat cerita senangnya nih. Gue hanya bisa dlongop tak mengerti harus ngejawab apa. Ntar kalo gue langsung jawab "sengsara-sengsara lo sendiri yang bikin " ntar dianggap nggak empati. 

Ini yang nggak gue mengerti. Kalau dilihat kasat mata, penampilan mereka jauh lebih perlente dari gue. Kalau disandingkan nih, mereka seperti majikan gue. Lah, penampilan gue sederhana banget. Aneh nggak sih bila kemudian mereka curhat soal keadaan finansial. Gue sampe mikir tuh, lah terus dari mana tuh buat beli make up, baju, aksesoris, sandal, sepatu, hape bermerek, mahal lagi. Mosok semua itu jatuh dari langit?

"Nggak papa, Mba, yang penting penampilan dulu. Urusan duit belakangan," itu salah satu jawaban mereka. Gubrak... kejedot gue! Yaelah... kalau maunya gitu mah... lanjut aja. Tinggal nunggu waktu nyungsep.

Soal biaya hidup, semua tergantung kita. Kalau memang ada duit nggak masalah, loe bisa beli apa aja. Yang lo suka. Nah yang berabe, bila pendapatan nggak seberapa trus pengennya semua kebeli. 

lihat temen punya baju bagus, pengen

lihat temen punya gadget bagus, pengen

lihat temen punya kerudung dan tas baru, pengen

lihat temen punya mobil baru, pengen

lihat temen punya rumah baru, pengen 

lihat foto temen liburan pengen....

Sah-sah saja pengen, namanya juga manusia. Tetapi yang salah apabila kita memaksakan kehendak sehingga berani melakukan apa pun untuk memenuhi keinginan tersebut. Masih mending kalau ngutang, yang berabe bila mereka melakukan sesuatu yang amoral bahkan rela melakukan kejahatan. Telinga gue sendiri pernah denger soalnya. "Nggak masalah deh, duit dari setan, asal bisa beli ini-itu, biar orang-orang juga hormat ke gue." Nok nok sambil ngusap-ngusap dengkul amit-amit jabang bayi... jangan sampai kita gadaikan harga diri.

Ada satu lagi cerita nih. Temen suami beberapa bulan lalu pindah dari perumahan kami. Dia bilangnya pengen punya rumah yang lebih gede karena anaknya banyak. Kami yang mendengarnya senang. Alhamdulillah. Tetapi lama-kelamaan beredar cerita kalau kepindahannya tersebut karena dia "panas"dengan tetangga sebelah rumahnya yang gonta-ganti mobil, malah ada yang punya dua. Sedangkan dia cuma punya motor. Nyesek nggak tuh, tiap hari diliatin mobil keluaran terbaru.

Karena nggak tahan, akhirnya dia jual tuh rumah. Duitnya buat bayar sisa cicilan rumah dan beli mobil. Karena uangnya nggak cukup, dia pinjam lagi ke bank. Terus rumahnya dia ngontrak jauh di pinggiran kota, yang jalan tanahnya masih makadam gitu, kalau hujan becek.... Opo ya nggak tambah runyam. Belum mikir buat rumah, belum mikir buat cicilan mobil, belum mikir anak sekolah.... belum ini belum itu. Pusing pala emak jadinya. 

Belum lagi soal cerita kawinan, punya duit dikit pinginnya ngundang orang sekampung, trus rela pinjam duit, berharap angpaunya banyak. Siapa tahu bisa balik modal. Yaelah... ini mo gelar kawinan apa mo bisnis. Kalo mau gitu, napa nggak di note aja di undangan minimal angpau 100 ribu. 

Makin pusing ja.....

Biarin deh diejek baju loe jelek, kuno, ndesit. Emang siapa yang perhatian soal merek? Kagak ada. Semua ora urus, terkecuali kalo elo jalan-jalan naik motor nggak pake baju, baru orang pada heboh.

Biarin deh, loe diejek hape jadul nggak kekinian. Selama bisa SMS dan teleponan nggak masalah, selama orang bisa hubungi elu. Sebab make surat sudah nggak zaman. Jangan salah lho... orang banyak memiliki gadget mahal sampai jutaan gitu... tapi fungsinya cuma untuk selfie-selfie, Facebook-an, BBM-an doang. lah untuk apa juga to.

Biarin deh, orang ngatain macam-macam, nggak usah dengerin mereka dengan pilihan yang kita pilih. Selama loe nggak merepotkan orang. Enjoy aja. Life is beautiful to waste.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun