Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(My Diary) Kejarlah Mimpi Sampai ke Baitul Ma'mur

11 April 2016   11:53 Diperbarui: 11 April 2016   12:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diary…….

Kirain setelah dapat rujukan dari Puskesmas Lili akan cepat mendapatkan penanganan. Tahunya enggak. Ada prosedur yang masih harus dia lakukan. Maklum dia pasien Jamkesmas. Jadinya harus sabar. Ingat ya..orang miskin dilarang  protes.

 Masuk rumah sakit jam 4 pagi, baru masuk ruang operasi jam 10 malam. Eh selesainya jam 5 pagi. Gila nggak sih. Gimana nggak lama wong dia operasinya dua kali. Karena ada yang ketinggalan didalam. Arrghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. Dokter…ini pasien pak, bukan boneka. Sambil gigit jempol! Ngebayangin aja aku sudah merinding. Apalagi Imah, tetangganya yang menunggu Lili. Hatinya kebat-kebit takut ada apa-apa sama Lili. Saking setressnya baru nyadar dia make daster bolong kerumah sakit. Belum lagi wajahnya yang mengkilap seperti habis luluran pake minyak goreng. Bapak-bapak pada liatin dia. Emang gue pikirin dah pikirnya..Hehhehehe.

Diary….Sumprit aku jadi gemes…..

Kemiskinan membuat Lili dan keluarganya nrimo semua kejadian dalam hidupnya. Malah ketidakberuntungan itu dibuat bahan lelucon. Aku tidak tahu, apakah itu sebagai wujud pengalihan kesedihan ataukah memang mereka sudah ikhlas dengan kehidupan yang diberi oleh ALLAH.

Ketika aku menatap mata Lili, suami dan sodara sodaranya yang lain. Di dalamnya kurasakan kekuatan hidup yang amat sangat besar.  Seringkali kemiskinan bisa mendorong seseorang menjadi lebih bersemangat melakukan perubahan supaya mereka tidak berkubang dalam lumpur kemiskinan.

Sesuatu yang positif menurutku,sebab tanpa ada keadaan seperti itu. Semangat untuk melakukan perubahan jadi terpasung. Semangat juang akan mati pelan-pelan.

Diary apakah kamu tahu….ada yang mengusik ketenangan bathinku….

Banyak orang disekelilingku yang masih jauh dari kata makmur. Sedangkan aku tak bisa melakukan banyak hal untuk mereka.Bagaimanakah supaya aku bisa menolong mereka? Mikirinnya saja aku jadi bingung sendiri. Auk ah amsiong.

Aku  termenung sambil memandang bintang-bintang yang malu kutatap, dan  membandingkan kehidupan rakyat kecil dan pejabat pejabat diatas sana. Yang nggak pernah malu minta fasilitas sama Negara. Kok nggak ya malu.baru saja kerja eh, sudah minta aneh-aneh. Mestinya kerja mikirin rakyat malah pada ribut, jelekin satu sama lain dan berlomba-lomba gendutin perut dengan korupsi. Hebatnya  ngomongnya selalu atas nama rakyat. Emang rakyat yang mana ya. Hadeh…emangnya Indonesia ini milik mereka? Trus gue dimana duonggggggggggggggggggggg???

Jadi kepikiran pingin jadi penasehatnya Pak Jokowi. Biar bisa ngebisikin Pak Jokowi dengan ide-ide nyeleneh. Wkwkwkwkwkwkkw emangnya aku mah apah atuh. Seorang Ibu rumahtangga yang mudah panikan. Halah malah ngelantur, seperti mimpi disaat cuaca panas sekali neng! Lah mimpiku ini kok ya ketinggian banget. Gimana mo jadi penasehat Presiden.Wong lihat orang berantem di Sosmed aja udah *mengkeret apalagi harus berhadapan langsung sama hater. Bisa-bisa aku  tiarap ketakutan. Hiiii ngeri. Peace.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun