“Sudah jangan berontak, Aku sudah membayar Bapakmu tadi”
Mata Tatik terbelalak tak percaya, Bapak menjualnya ke Pak Dullah. Ia menangis tersedu-sedu. Melihat Tatik menangis, emosi Pak Dullah naik. Ia menampar pipi Tatik keras menyuruhnya diam.
Tubuh kecil Tatik kesakitan luar biasa.
***
“ Tatik, apa kau disitu nak” ibu bangun dengan khawatir karena tak mendengar suara Tatik. Semalaman dia nyeyak tidur setelah diberi obat oleh suaminya.
“Tatik disini bu” suaranya parau. Perasaanya ibunya menjadi tak enak. Pelan-pelan dia bangun dari tempat tidur, meskipun badannya amatlah lemah. Semalam lamat-lamat dia mendengar suara berisik diruang tamu dan tangis seorang perempuan.
“Kamu kenapa nak” perempuan itu terkejut dengan wajah lebam Tatik.
“Tak-apa-apa Bu, tadi malam Tatik terjatuh sewaktu mengantarkan cucian” Ia tak mau berkata jujur pada ibunya. Tatik takut membuat Ibunya sedih.
Insting seorang Ibu tak dapat dibohongi. Ia menangkap ada sesuatu yang disembunyikan Tatik.
“Bapakmu apa tak pulang semalam?” Tanya Ibunya bingung. Tak seperti biasanya suaminya begitu. Tatik menggelengkan kepalanya. Mendengar Bapaknya disebut, wajah Tatik pucat.
“Aku belikan nasi dulu ya bu” Tatik mengambil dompetnya.