Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Penghamba Kuasa

15 Februari 2016   12:12 Diperbarui: 15 Februari 2016   12:23 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata-mata penuh kegemasan menatap lelaki itu. Tangan lelaki itu mengepal,matanya semakin merah menyala, gemuruh didadanya semakin tak terbendung menahan murka dan rasa kesal.

Hu hu hu hu….piye to pak….kenapa kita kalah. Malu aku pak nanti sama tetangga. Padahal tenda dan pesta sudah kusiapkan untuk menyambut kemenanganmu. Pecah tangis sang istri. Lelaki itu hanya diam membisu.

Dia berjalan gontai menuju rumahnya. Diikuti oleh istri dan antek-anteknya. Sepanjang perjalanan mereka tertunduk malu. Suara memabukkan penyanyi organ tunggal terdengar nyaring menghantam dadanya. Diedarkannya matanya ke seluruh penjuru rumah. Kursi kursi sudah ditata rapi. Makanan tumpah ruah menunggu sabar untuk dihidangkan.  Lelaki itu terduduk lesu.

“ Bune, bubarkan saja pesta ini!” ucapnya kasar sambil membanting pintu kamar.

Perempuan gembul itu terdiam, matanya masih sembab karena tangis.

“ Dasar tak adil, harusnya tak begini” diluar antek-anteknya masih menggerutu.

Lelaki itu hanya diam didalam kamar. Merenung, akalnya masih buntu tuk mengurai semuanya.

Hanya dari bibirnya terus melafalkan kata“kenapa aku kalah”.

Ha..ha…ha….lelaki itu lupa pada Sang Pemberi Hidup. Sekuat apapun dia memegang kekuasaan bila Sang Pemberi Hidup tak merestui. Kekuasaan itu akan lepas. Dia tak bisa menggapainya kekalipun keringat darah sudah dia keluarkan. Sayangnya mata hatinya sudah tertutup nafsu dan ego yang tinggi ntah sampai kapan….dia akan menyadari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun