Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepada Pakde Kartono

12 Oktober 2015   14:44 Diperbarui: 12 Oktober 2015   14:44 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecewakah aku padamu Pakde? Sebagai manusia normal tentu saja aku kecewa. Karena bukan pertemanan seperti ini yang kuinginkan. Aku benci perbuatanmu! Tapi sebagai teman aku tak akan membencimu. Aku tak akan ikut menghujatmu. Karena aku lebih percaya cinta kasih. Pakde akan tetap menjadi teman dunia mayaku. Dunia antah berantah. Karena aku tahu Pakde memiliki sisi hati yang baik. Dari ceritamu aku tahu engkau sangat memuja istri dan sangat sayang pada anak-anakmu. Sebagai wanita aku bisa merasakan hal itu, meskipun kita tak pernah bersua.

Pakde….

Aku tahu aku bukan siapa-siapa bagimu. Aku hanyalah salah satu muridmu yang paling bengal dan cerewet, yang suka kau nasehati supaya tidak mudah panic tiap menghadapi sesuatu, “Selow mbak” katamu selalu. Dan aku terharu ketika engkau menasehatiku untuk sholat Tahajud. Nasehatmu akan kusimpan baik baik. Terimakasih ya pakde sudah berbagi ilmu.

Pakde…..

Dan saat ini, aku ingin sekali menyapa bathinmu. Sudahilah semua lakon yang engkau perankan. Tidakkah engkau ingin menjadi seorang SUPERMAN dan menjadi kebanggaan keluargamu terutama anak-anakmu. Lihatlah wajah polos mereka, dengarkan tawa riang mereka saat bercengkrama. Tidakkah itu yang selalu engkau rindukan? Tegakah engkau membuat sedih mereka, dan melihat airmata mengalir deras dimatanya ketika mereka selalu dijudge karena perbuatan ayahnya.

Renungilah semua kejadian yang terjadi dalam hidupmu. Dan segeralah bangkit. Ubahlah semuanya. Dengan rahasia yang engkau simpan,bantulah pemerintah untuk mengurai dan menumpas korupsi. Tidakkah itu lebih baik daripada menjadi seorang pesakitan yang terpasung puluhan tahun. Yang hanya mendapatkan cacimaki dari orang-orang dan melewatkan semua masa masa indah bersama keluargamu. Tidakkah itu menyakitkan dirimu.

Lantas untuk apa juga harta segunung, bila harta tersebut akhirnya akan membunuhmu pelan pelan.

Siapa tahu cara tersebut bisa kembali mengangkat derajatmu. Sehingga engkau bisa bebas menulis, ketawa dan bertemu siapa saja dan berkumpul dengan keluargamu tanpa takut apapun karena Pemerintah sudah memaafkanmu.

Pakde….

Seperti yang sering kubilang, aku percaya KUN FAYAKUN. Bila DIA berkehendak apapun akan terjadi. Dan doaku, semoga hal itu terjadi pada dirimu.

Sadarlah Pakde, sebelum semuanya terlambat dan sesal tiada guna nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun