Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Jember Fashion Carnaval Untuk Siapa?

29 Agustus 2015   20:32 Diperbarui: 29 Agustus 2015   20:35 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="JFC "][/caption)

Semenjak diadakannya JFC (Jember fashion carnaval) yang di piloti oleh Dynand Fariz. Pelan-pelan Jember mulai terkenal. Wisatawanpun mulai datang berkunjung tak hanya wisatawan local, wisatawan mancanegarapun ada. Hotel-hotel yang biasanya sepi, mulai bergeliat dan full booked pada saat pagelaran JFC

Sekarang pede rasanya bila menjawab pertanyaan,”kamu darimana?” karena mereka mulai “ngeh” dimana itu jember. Kalau dulu mah jangan harap.

Tiap tahun, di bulan Agustus acara ini sangat ditunggu-tunggu warga Jember. Mereka berbondong-bondong ingin melihatnya, terutama bagi warga pelosok yang minim hiburan tentunya acara ini sangatlah menarik hati mereka sekalian jalan-jalan bersama keluarga.

Tak peduli ganasnya sengatan matahari mereka rela berdesak-desakan, bermandikan keringat dan bercampur baur dengan orang lain ditambah lagi dengan berisiknya suara pedagang asongan yang saling bersahutan menjajakan dagangannya, senyum merekah melayani pembeli. Meskipun suara serak dan kaki kebas tak lagi mereka rasakan. Karena mereka tahu kapan lagi akan mendapat berkah yang luar biasa begini.

JFC adalah sebuah fenomena. Jadi trending topic obrolan dari tukang becak sampai para pekerja karena macetnya yang luar biasa sampai ibu-ibu yang puyeng mikirin biaya kostum JFC anaknya nanti, belom lagi wira-wirinya saat ada latihan. Puyeng pala kambing mak!

Sudah empat belas tahun JFC dilaksanakan, dan tiap tahunnya mengusung tema yang berbeda-beda. Tahun ini JFC dimulai sejak tanggal 26- 30 agustus dengan tema utamanya “Outframce “ yang akan menampilkan 10 Defile yakni Majapahit , Ikebana, Fossil,Parrot,Circle,Pegasus,Lionfish,Egypt,Melanesia dan Reog dan akan ditampilkan live distasiun televisi. Bukan hanya itu di BBM juga pada rame, orang-orang sibuk update status sambil memperlihatkan tiket yang sudah dibeli atau foto selfie bareng talent JFC. Mereka ngoceh panjang lebar betapa mereka beruntung bisa melihat JFC yang konon katanya sudah terkenal didunia, dan mendapat rank ke empat di dunia setelah Amerika. Tentunya sebagai warga Jember, saya akan bangga banget, tapi......

Dilihat dari promosi dan hebohnya ibu-ibu cerita, JFC kali ini akan meriah sekali, namun sayang dibalik kemeriahan tersebut. Ada nada-nada penyemangat dari warga Jember. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya komentar bagus di Info warga Jember. Diantaranya adalah mahalnya harga tiket masuk antara 150 ribu – 600 ribu untuk Grand carnaval dan pagar yang mengelilingi Alun-alun Jember yang tingginya sekitar 2 meter. Apik bener! Jadi exclusive! Pihak EO pun beralasan untuk membuat comfort penontonnya,maklumlah ini ajang internasional. Malu kalau nggak bagus

Bagi yang punya duwit banyak, pantaslah bila mereka bisa beli tiket, bisa duduk nyaman,nggak berdesak-desakan. Bisa duduk di kursi empuk, tanpa ngebauin bau kecut keringet orang-orang. Sambil minum air dingin wih seger! Dan bisa berfoto selfie ria..trus di upload di medsos. Sedap pas mantab!

Yang nggak punya duwit mlipir aja deh kesamping.

Dialun-alun mereka bisa melihat JFC dengan nyaman, tanpa kepanasan karena ada tendanya. Mereka juga bisa melihat segala atraksi dari para talent JFC. Setelah selesai baru mereka jalan ke jalan protokol kira kira sejauh 3.6 Km lumayan jauh lho, wajah sudah kecapean ,keringat keleleran karena panasnya matahari, yang make high heel setinggi 17 cm tentunya kakinya pegel, jalannya sudah mulai seperti orang kelaparan. Dan ini yang akan dilihat oleh warga biasa yang tak mampu beli ticket.
Sungguh ironis, karena disatu sisi JFC mendapat hibah sekitar 1 M yang diambil dari dana APBD Jember. Wajarlah bila ada warga yang protes. Untuk apa dana sebesar itu diberikan sedangkan jalan saja banyak yang rusak,kenapa dananya nggak dialokasikan untuk hal itu. Gimana Pariwisata mau maju bila jalannya aja penuh sensasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun