Sungguh heran saya, tiap kali mendengar lagu Kebyar-kebyar yang dinyanyikan oleh band asal Ingris, Arkarna. Badan ini masih merinding. Nonjok banget di hati. Gimana gitu rasanya.
Semakin lama di dengerin, bukannya happy mala semakin terusik dan timbul pertanyaan? Cintakah saya pada Indonesia? Apa yang sudah saya berikan pada negeri ini? NOL!!!!!!!
Negeri yang selama ini memberi penghidupan kepada saya. Dengan segala keanekaragaman dan keunikannya. Namun sayangnya selalu saya hujat tanpa pernah mencoba memberikan sedikit saja kontribusi untuk kebaikannya. Yang bisa saya lakukan hanyalah mengeluh dan mengeluh dan dengan mulut besar saya,kadang saya malah mencaci maki kebijakan pemerintah.
Seolah olah saya adalah orang yang paling top dan paling pintar menyelesaikan semua masalah. Ih emang siapa saya? Artis bukan pejabat juga. Hanya kutu busuk dipojokan dapur yang tahu saya, karena mereka tiap hari saya omelin.
Lucunya saya ini, bagaimana bisa saya bilang kalau saya cinta Indonesia. Padahal sehari-harinya jauh dari mencintai Indonesia. Contoh kecilnya nih:
• Nonton sinetron, yang dipilih bukan sinetron Indonesia tapi sinetron Korea, alasannya pemainnya ganteng-ganteng, ceritanya oke plus pingin tahu kuliner korea.
• Lebih suka minum Aqua, yang notabene milik Danone. Bukan Alqodiri merk produsen local ditempatku.
• Peralatan Elektronik, dari mulai kulkas, tv dll lebih suka merk LG yang notabene bukan produk Indonesia.
Begitu sombongnya saya. Padahal pendapatan saya Rupiah yang sekarang nilainya makin terpuruk. Sayapun masih suka makan nasi daripada roti, dan masih suka galau bila nggak ketemu tempe sama tahu. Meskipun yach semakin hari bentuknya makin tipis saja akibat naiknya harga. Tetapi tetep saya beli.
Kebangetan nggak sih, bila saya terus menerus bersikap menjelek-jelekkan Indonesia, tanah kelahiran saya, ortu saya, simbah saya bahkan buyut saya. Mereka tak pernah mengajarkan saya hal itu. Justru mereka tetap tenang dan mensyukuri apa yang mereka dapat. Selalu ikhlas bekerja tanpa gelo sama pemerintah. Mereka terus bekerja tanpa ribet mikirin kenaikan harga.
Bila tak mampu membeli ya sudah diam, nggak usah beli. Seperti kejadian beberapa waktu lalu dimana harga daging sapi mahal, kemudian diikuti oleh naiknya harga daging ayam. Bukan hanya emak-emak yang menggerutu,karena tidak bisa menghadirkan masakan istimewa dirumah. Mediapun pada berisik rebut mencari kambing hitam. Bukannya ngademin malah terkesan memprovokasi penontonnya. Ouf sebel. Emangnya enak makin daging terus menerus tiap hari. Selain juga eneg, kolesterol bakalan naik, bukannya sehat malah sakit-sakitan.
Kenapa juga repot, seperti simbah saya bilang. Bila tak mampu beli ya nggak usah beli. Cari alternative lain. Nggak ada daging, ikan masih ada, nggak ada ikan, tempe tahu masih enak. Harusnya semakin susah keadaan kita di tuntut untuk semakin kreatif mengembangkan diri. Bukan mengeluh dan mengeluh. Malah ngabisin waktu dan pikiran. Bukannya dapat solusi tapi pikiran makin jlimet nggak karuan.Setress nanti. Lah makin berabe.
Soal Dollar naikpun, terserah deh, biarlah Pemerintah yang bekerja. Saya yakin kok Pak Jokowi nggak bakalan diam, dan membiarkan negeri ini nyungsep. Beliau pasti sudah mempunyai strategi strategi jitu. Karena saya yakin Tuhan itu memilih beliau disaat negeri ini rapuh, dengan ulah pejabatnya yang suka korupsi serta rakyatnya yang pemalas, yang bisanya omdo dan pintar memaki, tapi disuruh kerja ogah. Dapet rezeki dikit sudah teriak-teriak mengeluh. Seperti saya ini.
Masak saya nggak malu sama Arkarna, yang dengan entengnya bilang I love Indonesia. Saya jadi merenung, pernahkah saya bilang Aku cinta Indonesia. Sepertinya tidak pernah!
Ayolah sekarang, saya, kamu dan kamu tak usah banyak mengeluh. Lakukan saja yang terbaik buat negeri ini. Sekolah yang baik, kerja yang baik. Bila pingin sesuatu ya kerja keras, bukannya korupsi. Ia nggak sih?
Ya sudah gitu aja
Selamat sore Indonesia
Nyapu sambil dengerin lagu kebyar kebyar. Sambil ngebayangin Arkarna, pak Jokowi beserta para mentri menyanyi bareng buat menyemangi rakyat Indonesia yang lagi galau.
Boleh kan pak ngarep?
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H