[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="source.www.toopool.com"][/caption]
Minggu lalu, ada temen Key main kerumah. Katanya sih mau belajar bareng. Tapi anehnya sampai sore mereka main saja, boneka, game dan lihat video lucu di youtube. Lah kapan belajarnya yach. Setelah menyiapkan mereka makan siang, saya masuk kamar. Dikamar iseng saya dengerin percakapan anak-anak.
“Key kamu pernah jalan jalan kemana saja”
“Kamu pernah naik kapal selam ya Key”
“Key, aku belum pernah makan Pizza, ibu dan ayahku tak pernah mengajakku kesana. Paling cuma roti yang di jual di pinggir jalan, kata ibuku pizza itu mahal”
Deg, Bagi orang yang punya banyak uang, liburan dan makan direstaurant bukan masalah. Mereka bisa sesuka hati memilih berlibur kemana saja bersama keluarga dan anak-anak mereka. Pizza, ayam goreng KFC,spaghety, lasagna, burger, hot dog, bahkan sushi makanan itu sudah biasa di lidah kita. Karena dengan beberapa lembar uang puluhan ribu bisa kita dapatkan.
Bagaimana dengan orang yang tak punya. Meskipun itu hanya restaurant fast food. Mereka akan berhitung 1000 kali untuk beli. Karena mereka pikir, lebih baik uangnya untuk beli beras saja.
Sehingga, orangtua banyak memberikan alasan ketika anak-anak mereka merajuk ingin mencicipi makanan tersebut karena sudah terkontaminasi dengan iklan yang ada di ditipi, dengan warna makanan dan minuman yang menggugah selera. Duh siapa sih nggak ngiler, hayo ngaku apalagi pas puasa - puasa. Lihat iklan makanan yang bersliweran di Tipi.
Jangan salah, bila akhirnya banyak orang yang jeli memanfaatkan situasi ini untuk menjual makanan yang tak terjangkau bagi kantong mereka. Di pinggir pinggir jalan banyak di jual ayam goreng crispy supaya mirip dengan ayamnya KFC, padahal aslinya jauh beda. Murah sih murah, namun ayamnya cuma secuil. Rasanya juga begono doang nggak ada bau yang khas.
Saya pernah mendengar celetukan tetangga,bahwasannya percuma juga beli makanan yang mahal mahal toh hasil akhirnya bentuknya sama.
Makkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk apa kata dunia. Yakin deh nggak bakalan ada wisata kuliner, nggak bakalan ada warung dan restorant, nggak bakalan ada pemilihan Masterchef atau maknyus ala Pak Bondan Winarno. Semua rasa dan bentuk makanan sama.
Itu soal makanan lain lagi dengan liburan. Ada orang yang enggan menghabiskan uangnya untuk pergi berlibur. Meskipun mereka tergolong orang mampu. Karena lebih suka uangnya di belanjakan buat beli emas atau ternak karena lebih menghasilkan daripada liburan yang hanya menghabiskan uang saja.
Liburan memang membutuhkan biaya, untuk transport, makan dan minum, tiket masuk dan lain-lain. Apalagi bila keluarganya banyak. Meskipun begitu, liburan banyak manfaatnya selain untuk memberikan vitamin pada otak,liburan bisa untuk mengakrabkan keluarga yang sama-sama sibuk bekerja. Melepas kepenatan dan kejenuhan. Ibu rumah tangga sekalipun seperti saya wajib liburan, supaya nggak jenuh ketemu bumbu lagi bumbu lagi.
Akhirnya saya bersyukur sudah memberikan Key pengalaman yang menyenangkan, sehingga dia tidak minder bila di tanya teman-temannya.
“Ma...liburan kemana nanti? Ntar nak.....celengan mama belum penuh nih hehhehhehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H