Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Kami Lebih Mengenal Artis Korea Daripada Letkol. Moch. Sroedji

1 Maret 2015   16:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:19 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ping"

"cobain kamu ikutan lomba nulis opini" kata temenku

"eh, apa bisa gue? tanyaku nggak pede.

"Tulisanmu punya kekhasan, ayolah tulis saja apa yang ada di benakmu. At least kamu sudah mencoba. Perkara menang dan kalah urusan belakangan."

Hmmm benar juga, apa salahnya mencoba. Kenapa aku selalu di balut rasa minder. Akhirnya bismillah ku tulis juga.

Sejujurnya tulisan ini adalah bentuk kenekatan saya menulis sebuah opini tentang seorang tokoh Pahlawan lokal,L etkol Moch.Sroedji. Biasanya tulisan saya sebatas curhatan yang bernada mellow atau sekedar uneg-uneg dalam diri yang sengaja di keluarkan supaya nantinya tidak menjadi bisul.
I have no idea, ketika seorang teman membujuk saya untuk menulis dengan tema Letkol. Moch. Sroedji. Siapakah beliau? meskipun saya asli orang Jember. Saya tidak tahu sama sekali. Saya mencoba mengingat-ingat pelajaran sejarah, dan cerita cerita dari almarhum Abah sebelum saya tidur. Sayangnya tak ada satupun file tentang beliau.

Satu satunya yang saya tahu, adalah Universitas Swasta yang memakai nama beliau. Yaitu Universitas Moch Sroedji yang disingkat MOSER Jember. Beruntungnya saya hidup di Zaman Modern, ketika keingintahuan menyeruak dan tak ada yang bisa memuaskan keingintahuan saya. Mbah Google memberikan semua yang saya mau. Sayangnya hanya sedikit sekali tulisan tentang beliau.

[caption id="attachment_400294" align="aligncenter" width="276" caption="sumber.www.sma1jember.info"][/caption]

Oalah, saya baru tahu ternyata patung di depan kantor Pemkab Jember adalah patung beliau. Selain itu ada pula patung dua orang yang berangkulan dikawasan Kaliwates dimana salah satunya adalah beliau bersama dengan Dr. Soebandi. Tapi entah patung yang mana. Padahal kami sering lewat disitu. Tapi entah kenapa tak ada sekalipun saya punya pikiran untuk mencari tahu. Lewat hanya sebatas lewat saja, melihat hanya sebatas melihat saja. Semua hanya sebatas mengagumi keindahan patung tersebut, tanpa rasa ingin tahu cerita dibalik patung tersebut.

Kemudian saya bertanya kepada Putri saya yang duduk di bangku kelas 5 SD, apakah gurunya pernah bercerita tentang Letkol Moch. Sroedji? Sungguh saya terkejut ketika anak saya malah balik mengajukan pertanyaan” emang di Jember ada Pahlawannya ma?” Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa pejuangnya. Saya tercenung cukup lama. Suatu kemirisan dimana saya dan anakpun tidak tahu siapa itu Letkol Moch Sroedji. Andaikata kami disodorkan soal soal tentang siapa itu Letkol Moch. Sroedji. Lee Min Hoo, Shinee dan lain sebagainya. Yakin 100 persen, putriku akan menjawab dengan cepat berikut kesukaan mereka. Sedangkan jawaban untuk Letkol Moch Sroedji.

Jawabannya tinggal di copy paste dari Google yang bisa langsung di tulis atau tinggal print saja. Syukur – syukur dibaca, kebanyakan nggak. Terkecuali bila ada ulangan IPS terpaksa dia menghafalkan supaya nilainya tidak jeblok dan selebihnya tinggal menunggu waktu hafalan tersebut akhirnya lenyap tergantikan dengan lagu Boy In Luv yang dinyanyikan oleh Boyband BTS asal Korea sana.

Bukan salah anakku, ketika dia lebih mengenal Boyband Korea daripada Tokoh pahlawan. Nggak usahlah jauh-jauh seperti Silas Papare dari Papua, pahlawan lokal saja semisal Letkol Moch Sroedji saja dia tidak tahu. Yang menurut pemikirannya hanyalah sejarah masa lalu tentang cerita para pejuang melawan penjajah dengan senjata seadanya. Dan cerita tentang artis Korea lebih menarik daripada membaca kisah para pejuang. Hiks! sedih. Bagaimana anakku akan cinta mereka, bila dalam dirinya tak ada niat sekalipun untuk bertanya dan mencari tahu?

Semua ada Jalan Yach, semua ini adalah kesalahanku. Dimana saat dia kecil, sebagai ibu saya tak pernah mendongeng atau membelikannya buku cerita tentang pahlawan. Malah saya menjejalinya dengan cerita putri dan pangeran seperti Cinderela, Snow White atau Beauty and The Beast. Sedangkan cerita sejarah mengenai Pahlawan, dia dapatkan dari sekolah, itupun tak semua nama pahlawan, hanya nama –nama pahlawan nasional saja. Seperti. Ir. Soekarno, Pangeran Diponegoro dan lain sebagianya. Yang notabene hanya untuk hafalan dan baca- baca sekilas saat ulangan. Bagaimanakah dengan Pahlawan Lokal seperti Letkol Moch. Sroedji? Sepertinya kisahnya akan sama dengan kami. Yang bisanya hanya bisa dlongop bila ditanya.

Coba saja kalian luangkan waktu bertanya pada anak-anak kalian? Apakah di sekolah bapak dan ibu guru pernah bercerita tentang perjuangan mereka? Hmm Ini menjadi PR buatku sebagai ibu, buat para bapak dan ibu guru dan juga Pemkab Jember. Jangan sampai anak-anak kita semakin tenggelam dengan rasa ketidakpeduliannya terhadap para pahlawan. Padahal jasa mereka teramat banyak buat kita. Sehingga akhirnya nama mereka terbenam dan semakin terbenam tergerus oleh artis Korea yang jauh lebih menarik untuk dicari tahu daripada cerita tentang sosok pahlawan. Jangan sampai nantinya para pahlawan itu hanya diingat pada saat tertentu saja misalnya pada saat tujuh belasan atau pada saat ada tugas disekolah.

Jalan apa yang harus kita tempuh? Ada beberapa tips yang bisa membantu untuk mengenalkan tokoh tersebut yang nantinya akan memupuk rasa cinta pada pahlawan, misalnya Letkol. Moch Sroedji antara lain:

1. Membuat cerita bergambar atau komik dengan warna dan gambar yang menarik yang berisi tentang tokoh pahlawan. Sehingga anak-anak menjadi tertarik untuk membacanya. Bukan hanya anak-anak sekolah saja yang tertarik saya rasa para ibu yang memiliki anak balita juga akan tertarik, untuk diceritakannya kepada anak balitanya.Dibandingkan dengan buku teks saja yang membuat bosan untuk membacanya.

2. Mengadakan wisata sejarah untuk sekolah. Dimana mereka bisa melakukan serangkaian city tour misalnya Makam Letkol Moch Sroedji – Universitas Moser – Pasar Tanjung – Patung Kaliwates – Ice cream domino di Jalan Sultan Agung dan berakhir di alun alun Jember. Anak-anak bergantian menjadi Guidenya.

3. Pameran sejarah di alun alun kota Jember untuk umum. Yang berisi tentang perjuangan Letkol Moch. Sroedji berikut pameran keberhasilan kota Jember dan ajang kreasi para seniman/seniwati kota Jember.

4. Mengadakan aneka lomba untuk masyarakat misalnya lomba sepeda santai dari makam Letkol. Moch Sroedji di Kreongan sampai alun alun kota Jember atau lomba mewarnai untuk anak-anak TK dengan tema tokoh pahlawan tersebut.

5. Daripada mendidik anak untuk copy paste tugas sekolah. Alangkah baiknya mendidik mereka untuk terjun langsung ke masyarakat. Dengan cara melakukan wawancara ke simbah kakung atau mbah putri atau mengunjungi panti jompo.Tentunya mereka akan senang sekali ketika punya kesempatan untuk mengenang kembali masa-masa perjuangan dulu.

6. Bemain tebak gambar. Bukan hanya bapak dan ibu guru yang bisa mempraktekan ini tetapi orangntua khususnya ibu bisa melakukannya sambil bermain dengan anak. Daripada menonton sinetron nggak jelas, lebih baik mengajarkan anak sesuatu yang bermanfaat. Sehingga selain menambah pengetahuan, juga akan menambah keakraban anak dan orangtua.

7. Mendongeng Cerita pahlawan dengan menggunakan wayan yang dibuat sendiri.

8. Ajak anak untuk berimajinasi dengan membuat drama atau karangan tentang tokoh pahlawan. Memupuk rasa cinta pada pahlawan baik itu pahlawan nasional atau pahlawan lokal bukan hanya tugas guru atau tugas pemerintah saja. Namun dari semua itu, yang paling utama adalah peran orangtua untuk memperkenalkan mereka dalam kehidupan anak-anak sedari dini. Ingatlah, tanpa adanya perjuangan mereka, hidup kita tak akan senyaman sekarang.Sungguh tak elok bila kita melupakan sejarah.

Letkol Moch Sroedji

Fidia

13022015

Alhamdulillah tulisan itu nggak menang, harus banyak belajar nih.

Trimakasih buat Mba Gitanyali yang memberikan linknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun