Mohon tunggu...
Fidiar_
Fidiar_ Mohon Tunggu... Penulis - Hello, welcome in this room. Enjoy and happy reading!

www.goresanpenakreatif.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

#13 Dua Puluh Tiga Jam

3 Mei 2022   09:38 Diperbarui: 3 Mei 2022   09:40 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tercekat pada musim kemarau

Hendak bertanya, apakah kau sedang bisa diajak bergurau?


Di setiap sisi yang terisi

Kala mentari pagi masih menyoroti

Sampai malam kembali tenggelam

Pada jarak

Setelah tanya menjelma jawab

"Berbeda" tuturnya.


Saat jarak tak lagi menjai dekat

Saat temu menadi asing

Saat jeda kembali bertanya

Saat satu dua tebakan

Pada tanya yang tersusun

Ia kembali menggantungkan kalimat

Menunggu pemeran lain menggapainya


Namun, dua puluh tiga jam pada batas waktu


"Bisakah aku mendapatkan tanyamu tuan?" tuturku berbisik yang tak didengarnya.


Jadwal wawancara di stasiun televisi sebelah, dihentikan karena narasumber hanya memberikan satu kata singkat

Lalu, ia pergi setelahnya


Seloroh mataku jatuh pada dua puluh tiga jam, pada tanya yang tak tergapai sesaat setelah jadwal wawancara yang tayang di televisi berganti menjadi warna hitam pekat

Saatnya lelap, sebab tanyanya tak akan dilontarkannya

Itu benar adanya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun