Tak hanya itu, livestream commerce juga memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional. Banyak kota di Tiongkok yang mulai dikenal sebagai pusat livestream commerce, menarik investasi dan menciptakan ekosistem pendukung yang melibatkan penyedia logistik, pengembang teknologi, dan produsen konten. Dampak ini dirasakan secara luas, mulai dari kota besar seperti Shanghai hingga wilayah pedesaan yang kini memiliki akses lebih baik ke pasar nasional.
Tantangan dan Risiko
Namun, seperti tren besar lainnya, livestream commerce juga menghadapi berbagai tantangan. Manipulasi konsumen, seperti over-hype produk oleh influencer, menjadi perhatian utama. Dalam beberapa kasus, konsumen merasa kecewa karena produk yang diterima tidak sesuai dengan yang dipromosikan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi dan kepercayaan dalam ekosistem livestream commerce.
Regulasi yang lebih ketat dari pemerintah Tiongkok terhadap konten digital juga menambah tantangan, terutama bagi platform yang mencoba tetap relevan di pasar yang kompetitif. Pada tahun 2021, pemerintah mulai memperkenalkan aturan baru yang mengharuskan influencer untuk menyatakan iklan secara eksplisit dan memberikan informasi yang akurat tentang produk. Meskipun langkah ini bertujuan untuk melindungi konsumen, beberapa pelaku usaha menganggapnya sebagai hambatan bagi kreativitas dan fleksibilitas dalam pemasaran.
Selain itu, dampak lingkungan dari konsumsi massal juga menjadi isu penting yang harus diatasi. Dengan meningkatnya volume transaksi e-commerce, kebutuhan akan pengemasan dan pengiriman barang meningkat secara signifikan. Hal ini menimbulkan tantangan dalam mengelola limbah plastik dan emisi karbon yang dihasilkan dari logistik.
Masa Depan Livestream Commerce
Dengan popularitas yang terus meningkat, livestream commerce memiliki potensi besar untuk berkembang lebih lanjut. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan blockchain dapat digunakan untuk meningkatkan transparansi, personalisasi, dan efisiensi dalam transaksi online. Sebagai contoh, AI dapat membantu memprediksi preferensi konsumen berdasarkan data historis, sementara blockchain dapat digunakan untuk memastikan keaslian produk dan transparansi transaksi.
Lebih jauh lagi, generasi Z di Tiongkok akan terus menjadi penggerak utama dalam tren ini. Mereka tidak hanya berperan sebagai konsumen tetapi juga sebagai pencipta konten dan pelaku bisnis. Dengan terus berkembangnya ekosistem digital, generasi ini memiliki peluang untuk menciptakan inovasi baru yang dapat mengubah cara dunia berbelanja.
Kesimpulan
Generasi Z di Tiongkok telah menjadi motor penggerak transformasi digital dalam e-commerce. Melalui preferensi mereka terhadap interaksi real-time dan hiburan, mereka telah membantu membentuk tren global baru dalam belanja online. Namun, untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, perlu ada keseimbangan antara inovasi, regulasi, dan keberlanjutan. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang teknologi, livestream commerce dapat menjadi pilar utama ekonomi digital di masa depan.
Referensi
- Statista. (2024). Breakdown of traditional e-commerce and live commerce users China 2021, by generation. Diakses dari statista.com
- eCommerceDB. (2024). Live Commerce in China: Top Platforms, GMV, Revenue, Market Analysis. Diakses dari ecommercedb.com
- Marketeers. (2021). Bercermin dari Tren Livestreaming E-commerce di Tiongkok. Diakses dari marketeers.com
- eCommerceDB. (2024). Live Commerce China 2024: Top Platforms, GMV & Consumer Trends. Diakses dari ecommercedb.com