Mohon tunggu...
Fidhel Hakima
Fidhel Hakima Mohon Tunggu... Full Time Blogger - MAHASISWA

INTERNATIONAL RELATIONS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

NATO Si “Pembawa” Security Dilemma

3 Desember 2021   00:11 Diperbarui: 3 Desember 2021   00:16 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SECURITY DILEMMA: NATO

Beberapa faktor penyebab security dilemma salah satunya ialah tingkat kecurigaan yang sangat tinggi. Nah akibat nya yang terjadi pada situasi seperti ini merupakan arms races yang kemungkinan terjadi akan menjadi suatu  sistem pencegahan oleh negara negara yang ada di dunia ini, lalu, pada suatu kondisi ini dapat menimbulkan suatu ancaman bagi keamanan lebih tepat nya keamanan tradisional, dampak yang ditimbulkan akan semakin destruktif jika dilihat dari majunya teknologi dan berkembangnya alat, persenjataan, dan alusista yang semakin maju.apalagi saat ini adanya nuklir yang dimiliki oleh negara negara besar.

Pada saat zaman perang dingin kompleksitas keamanan internasional dapat terjadi karena timbulnya rivalitas dari dua kubu yang di sebabkan karena situasi bipolar pada saat itu.balance of power yang telah menjadi sistem detterance untuk meminimalisir terjadinya peperangan oleh blok barat dengan blok timur,ini akan memunculkan enmity yang terjadi di antara kedua kubu yang telah terdiktomi. 

Pada aliansi aliansi militer yang telah di bentuk pada waktu itu muncul untuk saling menahan pengaruh satu sama lain, termasuk menjadi alat untuk memberikan ancaman kepada masing masing pihak. 

pada saat pembentukan NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau yang bisa kita kenal dengan bahasa indonesia nya Pakta Pertahanan Atlantik Utara yang di bangun oleh Amerika Serikat Dan sekutunya, Ini bertujuan untuk menahan pengaruh dari ideologi kominisme yang di angkut oleh Pakta Warsawa Bentukan dari uni soviet.konsensus yang menjadi dasar dasar agar “setiap anggota wajib membantuk secara militer jika ada salah satu anggotanya yang mendapat serangan dari pihak lawan “ ini dapat menunjukan betapa sangat ringkihnya atau tipisnya situasi pada keamanan internasional pada saat itu. 

Dalam Hubungan internasional antar negara yang didasari adanya banyak faktor misalnya terbentuknya sebuah aliansi. Hal ini juga yang membuat suatu atau melandasi berdirinya NATO. Berdasarkan pada tulisan dari Glenn H. Synder yang merupakan dosen politik internasional dari negara AS mengatakan bahwa aliansi NATO berpacu dan bisa menggambarkan dari konsep security dilema. 

Pada proses ini negara-negara yang tergabung dalam aliansi didorong akrena adanya ketakutan atau kekhawatiran dengan negara lain baik itu urusan militer sosial maupun ekonomi dan politik.  

Namun dalam NATO negara-negara yang tergabung melakukan kekuatan militer tetapi hal ini justru membuta negara lain juga memperkuat kekuatan militer mmereka pula dapat memicu negara lain. 

Sehingga dapat terlihat bahwa security dilemma bisa dikatakan suatu ajang perlombaan atau kompotisi antar negara karena menimbulkan satu sama lain, meskipun dari adanya persaingan tersebut menimbulkan konflik maupun ketegangan yang bersifat diplomatik. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam suatu aliansi selain untuk memperkuat aliansi, negara juga menjaga pertahanan dari persaingan negara lain tetapi juga mempertimbangkan adanya cost factor yang juga menentukan sebuah prioritas. Dan pada titik ini akhirnya, aliansi atau negara bisa memperlihatkan sifat defensif atau ofensif. 

Berdasarkan dari aliansi menurut sudut pandang security dilemma terbagi menjadi 3 macam bagian yaitu yaitu permainan dari musuh, aliansi serta persenjataan. 

Ketiga hal ini yang paling menonjol dalam aliansi adalah permainan persenjataan (armaments game) merupakan   unsur tentang persaingan  kuat. Tetapi sifat pada permusuhan antar anggota negara tersebut tidak melibatkan senjata dapat digambarkan pada adversary games misalnya ketegangan pada diplomatik ketika perang dingin.
 
Dilema Keamanan Menurut John H.Herz

Berdasarkan definisi dari John H. Herz yang terdapat pada bukunya berjudul tentang Political Realism and Political Idealism  tahun 1951 yang merupakan menjadi awal munculnya suatu istilah yaitu Security Dilemma. Tetapi dengan bersamaan, akademisi pada belahan dunia yang lain, tepatnya pada negara Inggris yang Bernama Herbert Butterfield mendefinisikan dengan menggambarkan keadaan yang sama dalam bukunya juga yaitu berjudul History and Human Relations. 

Kedua buku ini terdapat istilah Butterfield atau istilah ‘absolute predicament and irreducible dilemma’ yang artinya suatu keadaan yang mutlak serta dilemma yang tak tereduksi.

 Menurut John H. Herz bahwasanya dilema keamanan pada Hubungan Internasional merupakan suatu gagasan yang struktural dimana adanya  upaya – upaya yang dilakukan sebuah negara dan kemudian diambil oleh negara dalam menjaga sebuaha keamanan nya negaranya sendiri dan terlepas dari adanya apapun tujuan lain, yang mana dalam hal ini cenderung memicu sifat ketidaknyamanan negara – negara, terutama bagi negara yang ada di sekitarnya, karena dari masing – masing pemerintahan atau negara yang menganggap bahwasanya suatu tindakan yang dilakukan negara dalam mengambil suatu sikap dengan bersifat defensif serta tindakan negara hanya bersifat mengacam. 

Berdasarkan  perkembangannya, Security Dilemma (Dilema Keamanan) adalah suatu aspek yang kerap memberikan suatu gambaran terhadap suatu fenomena-fenomena pada panggung global. Dalam hal ini Fenomena yang dimaksud digambarkan pada keadaan mode spiral yang mana terdapat  kondisi negara dalam meningkatkan sebuah pertahanan terhadap segi kekuatan pada aspek milite untuk membentuk aliansi terhadap negara- negara lain. 

Tindakan yang dilakukan bisa secara langsung ataupun tidak langsung dengan mempengaruhi pihak atau negara lain terutamanya pada negara sekitar ( tetangganya), untuk bisa melakukan suatu hal yang sama. 

Tindakan dapat juga berimplikasi terhadap peningkatan akan ketegangan yang mana akhirnya  menciptakan sebuah kondisi konflik, khususnnya pada jajaran internasional. Tatanan suatu sistem internasional yang bersifat anarki, membuat setiap negara membutuhkan adanya kekuatan atau power dan  keamanan. 

Karena Setiap negara juga berkewajiban untuk meningkatkan baik dari segi sarana maupun instrumen pada kekuatan militer baik bersifat pendukung ataupun utama.{1} 

Dalam ranah Kekuatan militer serta persenjataan negara yang merupakan suatu representasi dari adanya bukti bahwasanya sebuah negara memiliki kekuatan, serta sebagai suatu alat dalam pencegahan dan pertahanan demi mewujudkan terjaminnya akan keamanan terhadap suatu negara dari suatu ancaman yang juga bersifat eksternal, sehingga konteks ini yaitu dari negara lain. negara juga kemudian menganggap bahwasanya keamanan adalah kebutuhan yang utama bagi mereka.{2}

Dalam aliansi juga bisa dikatakan dilema apabila dikategorikan dua jenis (utama serta sekunder). Dilema utama pada keamanan dapat terjadi dalam proses pembentukan aliansi. 

Pada dasarnya Setiap negara mempunyai kebebasan dengan dua pilihan ialah beraliansi dan menjauhkan diri atau (abstain). Tetapi setiap pilihan dari negara tentu mempunyai konsekuensi dengan dipertimbangkan sebelum melakukan atau membentuk serta menjadi pada bagian dari adanya sebuah aliansi. Pada tahap ini ketika negara memilih abstain akan berdampak dengan mengurangi suatu konflik. 

Namun jika suatu negara memilih untuk beraliansi akan lebih mahal namun juga akan mengeluarkan adanya anggaran pada proses suatu pembentukan serta tindakan negara terhadap pembentukan aliansi ditambah komitmen yang besar. NATO dalam hal ini ketika pembentukan komitmen dalam aliansi maka berdampak pada keuntungan serta kerugian terutama ketika suatu negara yang bergabung dalam NATO. {3}
 
Dilema Keamanan Pada NATO

North Atlantic Treaty Organization (NATO) merupakan suatu organisasi aliansi yang  memperkuatkan sebuah pertahanan negara serta mempunyai porsi besar dengan kontribusi pada keamanan global, tetapi sayangnya adanya kesulitan yang ada dan terletak terutama terhadap negara kecil yang mempunyai status merupakan status yang netralitas kemudian mereka dianjurkan atau diharuskan yang terlibat dan menangani sebuah konflik yang besar. Sehingga hal ini nantinya akan dibutuhkan  komitmen tinggi ketika bergabung pada aliansi.{4}

Pada nyatanya ada dua alasan dalam terbentuknya aliansi ialah kekhawatiran negara  terisolasi dan keinginan dalam memperkuat pertahanan serta keterlibatan pada permasalah keamanan yang menglobal. Namun Dilema keamanan juga dapat terjadi  ketika aliansi telah terbentuk.  

Pada nyatanya kemanan sekunder lebih berfoksu pada keamanan sedangkan keamanan primer yaitu ketika negara berfokus membahas adanya dua kemungkinan suatu negara dalam memilih untuk menlakukan sebuah cooperate (bekerjasama) dan  defect ialah aspek yang menggambarkan adanya suatu sifat komitmen yang lemah. 

Dalam keamanan primer suatu Komitmen dikatakan hal yang terus menjadi hal yang dasar yang berarti hal ini bermaksud bahwasanya tanpa komitemen maka sebuah aliansi akan sulit dalam mencapai tujuan atau menjalankan tugasnya.{5}

Pada NATO sendiri yang berisi negara-negara barat dan negara internasional lainnya dalam menjalankan komitmen ketika membentuk aliansi yang mana Amerika Serikat sebagai negara hegemoni ingin menciptakan sebuah kawasan yang aman serta untuk menyaingi kekuatan negara lain misalnya Rusia sehingga negara-negara yang tergabung dalam aliansi akan semakin memiliki pedoman dalam bersikap bahkan bagi negara kecil akan menjadi suatu perlindungan yang membentengi negara-negara tersebut.

pada komitmen NATO sendiri juga mengalami gangguan terhadap keamanan sekunder maupun primer yang mana NATO juga mengalami dinamika kesepahaman antar negara anggota yang mana hal ini terlihat ketika adanya kesulitan pada saat penyusunan kesepakatan negara anggota perihal bantuan terhadap Ukraiana yang mendapatkan serangan dari Rusia untuk menguasai wilayah domestik Ukraina, namun ketika Ukarian meminta bantuan militer kepada NATO membuat negara anggota NATO tidak memberikan bantuan militer melainkan bantuan ekonomi saja.

 Dalam hal ini NATO mengalami dilemma dikarenakan Rusia adalah negara besar dengan kekuatan senjata yang tinggi maka akan memicu genjatan senjata antara NATO dan Rusia jika NATO memberikan bantuan militer kepada Ukraina selain itu adanya kesepakatan yang dibatalkan ketika adanya tragedy 9/11 di Afghanistan, dimana NATO melakukan berbagai upaya untuk melawan serangan atau pemberontakan pada tahun 2001 yang mana negara aggota yang terdiri dari negara-negara Amerika Utara serta beberapa negara Eropa seperti kanada, Belgia dan negara lainnya, dalam menjalankan komitmen tersebut terbentur ketidaksesuaikan atau berbeda pandangan untuk mewujudkan upaya tersebut, padahal NATO memiliki tanggung jawab sebagai aliansi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dan keamanam dunia internasional serta juga telah dipercayai negara internasional dalam mengamankan dunia internasional. 

Adapun alasan NATO tidak menjalankan hal tersebut karna adanya konsekuensi yang  dapat membahayakan Negara anggota, dalam hal ini berpacu pada dilema aliansi pada aspek sekunder sehingga negara anggota sepakat dan berkomitmen untuk tidak melakukan upaya itu.{6}
 
Penutup
Melihat isu  pemberontakan  yang ada di Afghanistan tersebut dapat menjelaskan bahwasanya NATO sebagai aliansi yang bertujuan mencipatakan perdamaian keamanan dapat berubah perilaku yang mana awalnya NATO mau melakukan upaya mengatasi masalah tersebut namun terdapat security dilemma NATO yang kemudian negara menghubungkan pada aspek sekunder maupun primer sehingga menghasilkan suatu komitmen Bersama untuk menghindari konsekuensi yang mengancam keamanan aliansi maka memutuskan untuk tidak melanjutkan komitmen awal. 

Meksipun demikian NATO hingga saat ini masih memberikan bantuan kepada negara yang membutuhkan bantuan terutama negara anggota selain itu negara bukan anggota juga diberikan bantuan yang mana semata-mata untuk memberikan keamanan sekaligus untuk menunjukkan kepada dunia komitmen NATO serta menjaga citra dalam bersaing dengan aliansi lain yang bermaksud agar NATO disegani oleh dunia internasional.
 
Sumber:
{1} NATO in difficulty due to over-stretch and intra-alliance disagreements. (2008, January 15). Retrieved March 01, 2018, from https://www.cato.org/news-releases/2008/1/15/nato-difficulty-due-over-stretch-intra-alliance-disagreements
 
{2} ibid hal 34
{3} ibid hal 35
{4} http://www.defense.gov/dodcmsshare/homepagephoto/2011-03/hires_110310-D-XH843-006c.jpg
{5} https://www.bbc.com/indonesia/dunia-46381341
{6} https://www.defense.gov/dodcmsshare/homepagephoto/2011-03/hires_110310-D-XH843-006c.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun