Tetapi seperti kata Pak Sumbo Tinarbuko, kita harus menjadi manusia bermartabat bukan hanya tukang dengan kata lain pekerja yang hanya mengerjakan sesuatu tanpa menggubris nilai-nilai sosial serta kemanusiaan.
Sistem yang sudah berjalan selama ini memang tidak mudah dirubah atau diganti. Di dalam konsep modernisasi memiliki dua sisi; baik dan buruk; yin dan yang. Ketika modernisasi ditempatkan sebagai keinginan bukanlah kebutuhan, maka yang terjadi adalah rekayasa kebutuhan.
Kebun binatang pada umumnya tentunya harus memiliki standarisasi atau syarat-syarat minimal. Kebun binatang yang baik akan memenuhi semua kebutuhan primer hewan, mulai dari nutrisi, air bersih, cahaya matahari yang cukup, dan tempat tinggal (enclosure) yang bersih dan menyerupai habitatnya. Tempat tinggal tersebut juga harus cukup luas untuk para hewan beraktivitas, seperti berenang, berlarian, terbang, dan memanjat.
Kebun binatang yang baik punya catatan medis seluruh satwanya. Pemeriksaan berkala juga harus selalu dilakukan. Selain itu, dokter hewan dengan peralatan medis juga harus siaga jika terjadi situasi-situasi darurat. Namun walaupun tenaga medis wajib hukumnya, kebun binatang tidak dibenarkan untuk melakukan pembiusan terhadap hewan, apalagi untuk keperluan foto.
Terkait sampah, kebun binatang yang baik juga harus berani membatasi makanan dan minuman yang dibawa pengunjung dari luar. Selain untuk mengontrol jumlah sampah, pembatasan ini juga menghindari pengunjung memberi makan hewan sembarangan.
Kebun binatang yang baik tidak sekadar memamerkan hewan di dalam kandang. Mereka juga akan menempatkan para petugas berpengalaman yang siap sedia menjelaskan karakteristik satwa dan mempersilakan pengunjung berinteraksi dengan hewan. Interaksinya pun harus selalu diawasi. Tidak semua hewan boleh disentuh dan diberi makan sembarangan. Jadi, tidak akan membahayakan dan dijamin aman bagi hewan maupun pengunjung.
Namun pada kenyataannya, kebun binatang di Indonesia khususnya Gembira Loka standarisasi dan syarat-syarat minimal masih belum terealisasikan. Masih banyak kasus-kasus yang justru bertolak belakang dengan prinsip-prinsip dan syarat minimal kebun binatang. Contohnya, air yang masih kurang bersih, kandang yang kurang terawat, atau fasilitas yang masih mengeksploitasi satwa yang ada.
Kesimpulan
 Teori Triadik versi Dr. Sumbo Tinarbuko
Dalam Triadik Dr. Sumbo Tinarbuko dijelaskan bahwa Wacana Desain terbangun atas 3 unsur yaitu Modernisasi (Pembangunan), Budaya Kreatif dan Sosiologi desain, masuk lebih dalam lagi sosiologi desain tersusun atas Sistem Nilai, Manusia dan Benda Desain yang didalamnya terkandung interaksi dan Komunikasi. Dari teori di atas muncul beberapa poin yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa wacana desain yang tepat dan bagaimana sosiologi desain terjadi di sebuah tempat, dengan mengelaborasikan poin yang ada pada teori dengan data yang didapat di lapangan.
Dibangunnya sebuah kebun binatang Gembira Loka  itu sendiri telah terjadi fenomena komunikasi dan interaksi dalam lingkup sosiologi desain. Komunikasi dan interaksi tersebut terjadi antara pengelola, satwa, dan pengunjung.Â