Siapa sih yang belum kenal dengan UMKM? Tak kenal maka tak sayang, kan? Mari kita kenali apa itu UMKM!
UMKM merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah, akan tetapi kita lebih mengenalnya dengan sebutan UMKM. UMKM ini merupakan salah satu bentuk dari industri kreatif yang sifatnya perorangan. Perannya dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat sangatlah penting. Apalagi UMKM ini sifatnya fleksibel sehingga mampu menyerap tenaga kerja dengan cepat. Sumber daya manusia atau tenaga kerja yang dibutuhkan pun tidak memandang tinggi rendahnya pendidikan untuk dapat dijadikan sebagai karyawan. Di sini, UMKM sendiri memiliki kemudahan, dimana tidak perlu modal yang besar. Peran UMKM ini juga tidak lepas dari perekonomian nasional, dimana dapat ikut berperan dalam mengurangi tingginya tingkat pengangguran yang banyak terjadi di Indonesia dan membantu para masyarakat yang memiliki pendapatan rendah.
Bagaimana sih Kondisi UMKM di Masa Pandemi?
Namun, seperti yang kita ketahui saat ini Indonesia sedang dilanda pandemi. Dampak yang ditimbulkan oleh pandemi menyebabkan penurunan pada semua sektor, seperti sektor sosial yang mempersulit kita untuk bersosialisasi dengan orang lain. Namun, sektor perekonomian maupun industri merupakan sektor yang paling dirugikan, termasuk UMKM yang bergerak di industri batik. Maka, pelaku usaha diharapkan harus lebih giat, kreatif, serta inovatif untuk dapat bertahan dan bersaing dengan UMKM lainnya. Nah, dalam sebuah persaingan yang sehat, tentunya kreativitas sangat diuji, dalam artian membuat produk dengan ide yang dimiliki dan tidak menjiplak karya orang lain. Disini, strategi berperan penting dan sangat diperlukan untuk mengatur bagaimana UMKM batik menjual produk dengan tetap mendapatkan konsumen atau pelanggan di masa pandemi ini. Strategi yang tak kalah penting adalah strategi yang direncanakan untuk mengetahui bagaimana agar UMKM batik ini tidak kalah saing dan tetap mampu menjadi yang lebih unggul dari sesama UMKM batik tersebut, juga industri tekstil yang lainnya.
Strategi Pemasaran Batik
Batik sendiri merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang mana mempunyai motif atau corak yang beragam. Bahkan corak dan motif batik akan berbeda di setiap daerah tertentu. Dalam hal ini tentu tidak sedikit dari warga Indonesia yang sudah memiliki batik di rumahnya, malahan sudah sering untuk mengenakannya untuk acara-acara yang formal. Batik pada umumnya digunakan untuk acara-acara formal, bahkan juga dapat digunakan untuk bekerja. Pada awalnya batik hanya fokus untuk menjual baju kemeja bermotif batik yang sifatnya formal. Akan tetapi, dikarenakan sekarang masa pandemi sedang berlangsung, tentu industri batik harus mempunyai strategi yang lebih menarik perhatian publik. Kini, semua orang keluar rumah tentu diharuskan untuk menggunakan masker bukan. Disinilah industri batik mengeluarkan masker dengan berbagai macam motif. Hal ini mendukung banyak konsumen agar lebih tertarik. Ketika industri batik memproduksi masker motif batik yang unik dan menarik, maka akan lebih disenangi oleh masyarakat dan minat beli akan meningkat. Adapun industri batik yang mengadakan promo, dimana pada saat membeli satu baju batik akan diberikan secara gratis satu masker dengan motif sama seperti baju batik yang dibeli konsumen tersebut.Â
UMKM batik juga mengembangkan produk mereka dengan menciptakan daster batik, sehingga pakaian batik tidak hanya bisa digunakan saat acara formal saja, melainkan dapat juga digunakan oleh kaum perempuan yang akan berkegiatan di rumah. Pada saat di rumah semua orang tentu ingin menggunakan pakaian yang dapat membuatnya merasa lebih nyaman dan lebih leluasa dalam berkegiatan dan beraktivitas. Namun, nyatanya sebelum pandemi berlangsung, sebagian orang berkegiatan di luar rumah. Sehingga pada saat sebelum pandemi, daster batik kurang diminati oleh masyarakat perempuan. Berbeda dengan masa sekarang ini, semakin banyaknya masyarakat yang berkegiatan di rumah, semakin diperlukannya baju ataupun daster yang rata-rata bahan kainnya nyaman untuk dipakai, sehingga mayoritas pilihan masyarakat perempuan jatuh pada daster batik.
Dalam situasi seperti ini, setiap industri diwajibkan untuk memilih strategi pemasaran yang tepat. Dimana strategi pemasaran berfungsi memikat banyak pelanggan untuk membeli produknya dengan memperkenalkan, mempublikasikan, dan mempromosikan ke publik. Sama halnya dengan industri batik yang juga memerlukan strategi pemasaran untuk perkembangannya. Kini, industri batik telah mengasah kreativitasnya dan melaju cepat agar dapat mencapai kesuksesan yang mana dapat banyak pelanggan. Strategi-strategi yang dilakukan tersebut bertujuan untuk mempertahankan industri batik dapat terus berkembang.Â
Selain itu, untuk para pengusaha UMKM batik sendiri sudah dihimbau untuk dapat menyesuaikan kondisi pangsa pasar yang ada. Perlu dan diharuskan untuk dapat kreatif atau dapat melakukan inovasi sesuai dengan permintaan dari pasar, sehingga produk UMKM batik dapat terus berjalan tanpa takut akan kalah bersaing, dan karyawan yang bekerja juga tetap bertahan dan terus mendapatkan pemasukan.
Upaya Pemerintah dalam Membantu Pengembangan UMKM
Pemerintah juga ikut serta dalam membantu mengembangkan dan mendorong UMKM batik yang ada di Indonesia. Cara yang dilakukan adalah melalui promosi dengan Table Talk Batik. Dalam promosi ini, umumnya UMKM batik di Indonesia menjual produk batik ke luar negeri melalui perwakilan yang diutus oleh pelaku usaha. Hal yang paling penting dan juga merupakan hal utama dalam kegiatan promosi ini adalah kreasi dan inovasi yang harus terus diasah dan dikembangkan. Ketika promosi ini terus dikembangkan, maka akan tercipta perubahan yang baru. Upaya yang dilakukan untuk menciptakan perubahan dan solusi inovatif tersebut akan mewujudkan  perkembangan dalam UMKM batik dimana perekonomian di Indonesia juga ikut meningkat.Â
Pada masa pandemi ini, pemerintah memasukkan pelaku usaha sesuai kategori, yaitu sesuai kategori kurang mampu dan rentan miskin terdampak COVID-19. Nantinya kategori tersebutlah yang akan diberikan bantuan sosial oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah di Indonesia juga menerapkan kebijakan khusus untuk UMKM sehingga mampu melewati tekanan ekonomi sebagai dampak pandemi COVID-19. Sama halnya dengan UMKM batik dimana dipermudah untuk melewati masa kelam di pandemi oleh bantuan tersebut, terutama untuk pelaku usaha yang kurang mampu. Pemerintah juga memberikan bantuan modal berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk meningkatkan produktivitas batik. Â Â
Selain menerapkan kebijakan khusus bagi UMKM, pemerintah juga mengatur rencana dalam memberdayakan UMKM agar menjadi usaha yang mandiri dan kuat dengan cara memastikan bahwa UMKM mendapat kesempatan dalam menjual produknya, perlindungan, serta dukungan. Selain pemberdayaan, pemerintah juga memberi dukungan terhadap UMKM dalam bentuk pengembangan, pembiayaan, penjaminan, dan kemitraan.
Tentu saja, saat masa pandemi seperti ini berlangsung, industri kreatif seperti UMKM mengalami berbagai tantangan yang harus diterjang dan dilalui. Khususnya pada UMKM yang memproduksi berbagai macam produk fashion dengan motif batik. Alasannya karena fashion sangat berkembang dan banyak industri tekstil yang memproduksi produk untuk fashion. Akan tetapi hal tersebut dapat ditangani melalui berbagai strategi agar produk batik dari UMKM tetap bertahan di masa pandemi seperti ini. Terlebih lagi jika strategi tersebut dilaksanakan dengan baik, maka UMKM dapat menunjang perekonomian Indonesia yang sedang turun dan menyerap tenaga kerja yang banyak kehilangan pekerjaannya. Hal ini akan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah pun turut mendukung para pengusaha agar UMKM ini dapat berjalan dengan lancar.
REFERENSI
Sedjati, D. & Sari, V. (2019). Mix Teknik Ecoprint dan Teknik Batik Berbahan Warna Tumbuhan dalam Penciptaan Karya Seni Tekstil. CORAK Jurnal Seni Kriya, 8(1), 1-11.Â
Arifah, A. (2015). Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan Usaha Batik Tulis di Kabupaten Kebumen. Semarang: Universitas Diponegoro.Â
Alhusain, A. (2015). Kendala dan Upaya Pengembangan Industri Batik di Surakarta Menuju Standardisasi. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 6(2), 199-213.
Hidayat, D. (2020). Tantangan dan Peluang Bisnis di Tengah Gempuran Corona. Diakses pada 22 Desember 2020 pkl 18.00, dari https://infobrand.id/tantangan-dan-peluang-bisnis-di-tengah-gempuran-corona.phtm
Gitiyarko, V. (2020). Kebijakan Perlindungan dan Pemulihan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19. Diakses pada 22 Desember 2020 pkl 15.00, dari https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/kebijakan-perlindungan-dan-pemulihan-umkm-di-tengah-pandemi-covid-19.
Camelia. (2020). Bikin Terkecoh, 6 Masker dengan Gambar Ekspresi Wajah Ini Kocak Banget. Diakses pada 21 Desember 2020 pkl 18.45, dari https://m.liputan6.com/citizen6/read/4290421/bikin-terkecoh-6-masker-dengan-gambar-ekspresi-wajah-ini-kocak-banget.
Program Studi Ilmu KomunikasiÂ
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Ilmu Komunikasi C - Kelompok 2.
Anggota Kelompok:
- Marcella Dhea Harin Kusumaningsih (200907281)
- Ivana Elma Renvinola Antang (200907288)
- Jessica Dea Claresta (200907300)
- Fidelia Jennifer (200907302)
- Ester Aprillia Kurniawati Budi (200907306) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H