Mohon tunggu...
Fidelia Ekana
Fidelia Ekana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

Everyone has sadness, but sadness is the beginning of joy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengubah Segala Perbedaan Menjadi Sama, Apa Tidak Bahaya? Kajian Budaya Komunikasi Siap Menolong

19 Februari 2021   01:47 Diperbarui: 20 Februari 2021   02:58 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
("Sejuta" Kekayaan Bangsa, n.d. - indomaritim.id)

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan perbedaan, terutama dalam perbedaan budaya. Keanekaragaman budaya inilah yang menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang luar biasa di mata dunia. Namun apa jadinya bila perbedaan budaya tersebut tidak dipandang sebagai hal yang positif, melainkan sebagai hal yang negatif? 

Apa yang terjadi jika budaya-budaya mayoritas berusaha menghegemoni budaya-budaya minoritas? Tentu kondisi masyarakat akan berubah. Bermacam-macam konflik akan muncul, kehidupan masyarakat minoritas penuh dengan tekanan, bahkan kemungkinan terburuk yaitu terjadinya perpecahan. Membayangkannya saja sudah memunculkan rasa takut yang mendalam, apalagi benar-benar mengalaminya?

Upaya hegemoni budaya mayoritas terhadap budaya minoritas pernah terjadi di masa lalu. Pada saat itu, paham Marxisme masih banyak dianut oleh masyarakat sehingga upaya dominasi masih banyak dilakukan. Oleh sebab itu, lahirlah kajian budaya atau kajian kultural (cultural studies) di tengah semangat Neo-Marxisme yang berusaha melawan adanya dominasi dan hegemoni terhadap budaya tertentu.

Tokoh-tokoh pendiri kajian budaya yaitu Raymond Williams, E.P. Thompson, dan Stuart Hall.  Astuti (2003), dalam jurnalnya menjelaskan bahwa istilah kajian budaya sendiri berasal dari CCCS (Centre for Contemporary Studies) di Universitas Birmingham yang berdiri pada tahun 1964. Jurnal pertama mereka diterbitkan pada tahun 1972 dengan judul "Working Papers in Cultural Studies". Melalui jurnal tersebut, tokoh-tokoh pendiri kajian budaya terpublikasi ke seluruh dunia, serta tulisan-tulisan mereka menjadi dasar dari kajian budaya.

Kajian budaya sendiri memandang keanekaragaman budaya yang ada sebagai sesuatu yang harus dihormati. Perbedaan tersebut harus disikapi dengan bijak dan saling dipahami, bukan menyakiti atau menjatuhkan. Bentuk implementasi kajian budaya pada setiap negara juga berbeda-beda. Contohnya seperti di Inggris, kajian budaya merupakan asal muasal terbentuknya kajian budaya yang dianggap sebagai disiplin ilmu yang masih terlalu kaku dan formal.

Di Amerika Serikat, kajian budaya berpusat pada budaya pop yang dianggap terlalu berlebihan. Sedangkan di Perancis, kajian kultural banyak membahas tentang kaum imigran dari negara baru yang dikucilkan di tengah keberagaman budaya Perancis yang dianggap sebagai budaya "superior", dan sebagainya (Binus University, 2014). Meski bentuk implementasi kajian budaya pada setiap negara terdapat perbedaan, tetapi sikap saling menghormati dan memahami tetap menjadi hal yang utama.

Komunikasi memiliki peran penting terhadap keberadaan kajian budaya. Hal tersebut disebabkan oleh peran komunikasi sebagai sarana munculnya budaya. Dengan adanya budaya, maka muncullah kajian budaya. Sehingga apabila tidak ada komunikasi, maka kajian budaya tidak mungkin tercipta (Astuti, 2003). Kemudian setelah mengetahui hal-hal tentang kajian budaya komunikasi, lalu apa manfaat dari mempelajarinya? Berikut penjelasannya:

1. Memunculkan rasa toleransi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kajian kultural berupaya melawan dominasi budaya-budaya tertentu dan melihat perbedaan yang ada sebagai hal yang harus dihormati, dihargai, dan dipahami. Maka dengan mempelajari kajian kultural, secara tidak langsung kita diajak untuk memiliki sikap-sikap tersebut.

Hal ini pada akhirnya akan menumbuhkan rasa toleransi kepada sesama yang berbeda dengan kita. Rasa toleransi pun akan tertanam dalam hati dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

2. Memberikan bayangan tentang dunia yang damai dan tentram

Kajian kultural berupaya untuk mematahkan adanya dominasi budaya mayoritas terhadap budaya minoritas. Hal tersebut dapat memberikan gambaran pada kita mengenai kondisi dunia apabila dominasi tersebut benar-benar dapat dipatahkan. Tanpa adanya dominasi, maka tekanan atau penindasan kepada kaum minoritas pun akan sirna dan dunia akan menjadi damai dan tentram

3. Menjadi bekal diri dalam menghadapi perbedaan

Memiliki bekal ilmu mengenai kajian budaya menjadi salah satu alat dalam menghadapi perbedaan yang ada di sekitar kita. Dengan mempelajari kajian budaya, kita diajak untuk berpikir mengenai tindakan atau aksi apa yang dapat dilakukan agar dapat menyelesaikan konflik tentang perbedaan.

Hal tersebut dapat mengasah kita untuk dapat berpikir kritis dan berani mengambil tindakan untuk memperjuangkan keadilan. Peran komunikasi sangat diperlukan dalam pengimplementasian tindakan dan pengutaraan informasi mengenai pemikiran kritis yang dihasilkan.

Tentunya masih terdapat banyak manfaat dari mempelajari kajian budaya komunikasi. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk belajar kajian budaya komunikasi!

Daftar Pustaka

"Sejuta" Kekayaan Bangsa [image] (n.d.). Diakses pada 19 Februari 2021 dari https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/29/sejuta-kekayaan-bangsa

Astuti, S. I. (2003). "Cultural Studies" dalam Studi Komunikasi: Suatu Pengantar. Mediator, 4(1), 55-63.

Binus University. (2014). Cultural Studies. Diakses pada 18 Februari 2021, dari https://dkv.binus.ac.id/2014/09/21/cultural-studies/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun