Aku sedang berada di cafe terbaru di dekat rumahku. Aku mencicipi kopiku sambil membaca buku untuk menyenangkan hatiku.Â
Seorang pria pun datang, rambut hitam yang rapi dan berbadan tinggi. Ia memasuki cafe tersebut dan duduk di meja sebelahku. Ia melihatku dan datang ke mejaku. Aku melihatnya, tampak familiar.Â
"Eh Jen, itu kamu?" Ia bertanya padaku.
Disitulah, mataku terbuka penglihatannya.Â
"Ivan?"Â
"Iyaa bener, ini gua, Ivan pas SMA. Jangan bilang lupa lagi." Ia bercanda
"Gak dongg."Â
Kita pun ngobrol bersama. Aku senang bisa mengobrol dengannya kembali. Tetapi ada sesuatu yang aku sembunyikan darinya sejak SMA. Aku pernah suka padanya, lebih dari teman, namun aku tak pernah dekat dengannya.Â
"Eh, btw, gua sebenernya pernah suka sm lu tau." Ia bilang dengan santainya.
"Lah?"
"Iyaa, maap baru bilang sekarang, soalnya gua takut lu risih sama gua dulu."
Tentu saja aku terkejut, siapa juga yang tidak?
"Dasar, gue juga pernah suka sama lu, idiot." Aku ujar, ini semua gara-gara kegengsian kita berdua, dasar bodoh.
"Lah??" Dia pun terkejut.Â
Setelah kita berdua tau, kita mengetwakannya saja.
"Siapa sangka?" Dia bercanda.
Aku pun juga ikutan.Â
"Benar-benar lu, Van."Â
Siapa sangka akan berakhir seperti ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H