Mohon tunggu...
Fidela Nathania
Fidela Nathania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya merupakan mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta program studi ilmu komunikasi yang memiliki ketertarikan dalam film dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film

Berdialog sambil Bernyanyi melalui Film Musikal Legendaris, Tiga Dara

15 September 2023   20:57 Diperbarui: 15 September 2023   22:04 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita merasa bosan, salah satu hiburan yang kita cari dari penggunaan gadget ialah  menonton film dari platform resmi. Tidak hanya itu, hiburan lain yang dapat dilakukan adalah mendengarkan musik. Namun, bagaimana jika kedua aktivitas tersebut dilakukan dan diterapkan dalam dunia perfilman? Mari simak artikel di bawah ini.

Film Tiga Dara yang dirilis di bioskop Indonesia pada 1956 lalu ini disutradai oleh Usmar Ismail. Film ini diperankan oleh Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak. Film tersebut ditampilkan dengan gambar bergerak (motion pictures) membentuk sebuah narasi atau cerita dengan bantuan dialog yang dilengkapi oleh visual dan audio (Astuti, 2022:5).

Sumber: cnnindonesia.com
Sumber: cnnindonesia.com

Film digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sehingga dapat dikatakan sebagai produk komunikasi. Film Tiga Dara ingin menyampaikan cerita tentang tiga anak perempuan, Nunung, Nana, dan Neni yang tumbuh dewasa dengan cinta kasih dari sang nenek tercinta. Setelah Ibu mereka meninggal, sang nenek berusaha mencarikan jodoh untuk si sulung untuk melaksanakan amanat yang ditinggalkan oleh Ibu dari tiga orang perempuan tersebut.

Setelah itu, suami yang akan menjadi jodoh si sulung menjadi rebutan dua dari tiga dara dimana si bungsu akhirnya menjadi mediator untuk menyelesaikan konflik. Maka dari itu, pesan komunikasi yang disampaikan dilakukan melalui unsur film, yaitu alur narasi cerita, visual, dan dialog.

Selanjutnya, film Tiga Dara memiliki genre komedi, drama, dan musikal. Genre yang menjadi sorotan dalam artikel ini adalah genre musikal. Dulu, genre yang dihadirkan dalam dunia perfilman adalah drama, komedi, horor, thriller, aksi, petualangan, dan lainnya. Jadi, film dengan genre tersebut hanya menampilkan dialog di antara para pemainnya.

Seiring berjalannya waktu, genre musikal hadir ke dalam dunia perfilman dimana musik turut hadir untuk membuat alur cerita perfilman menjadi lebih menarik. Konsep ini dinamakan dengan musikal. Menurut Kenrick (2010:14) pada bukunya yang berjudul "Musical Theatre: A History", musikal ialah bentuk penyajian cerita dengan menggunakan lagu dan sandiwara serta mencakup koreografi tari dan dialog. Maka dari itu, musikal yang ditampilkan harus meliputi musik, lirik lagu, naskah atau dialog, dan tarian.

Uniknya, pada film Tiga Dara cukup menonjolkan genre musikal sehingga dapat dikatakan sebagai film musikal. Penyajian alur cerita dalam film tersebut tidak hanya berfokus pada bertukar dialog saja. Namun, para pemain menampilkan alur cerita dengan menyelipkan musik dan koreografi tarian pada adegan yang berbeda-beda.

Apalagi film musikal menghadirkan konsep yang baru dan tidak membosankan. Oleh karena itu, selain tertawa, penonton juga dapat terhanyut dengan nyanyian-nyanyian yang ditampilkan oleh para pemain Tiga Dara. Nyanyian-nyanyian tersebut dapat membuat pada penonton merasa "terngiang-ngiang" terhadap nyanyian yang ada dari film tersebut.

Film Tiga Dara yang mengusung genre musikal menjadi film terlaris di Indonesia dan memperoleh penghargaan Piala Citra untuk Penata Musik Terbaik oleh Sjaiful Bachri pada Festival Film Indonesia 1960 silam (Imanjaya, 2006: 133). Oleh karena itu, film Tiga Dara yang rilis pada 1956 dapat dikatakan sebagai film musikal legendaris bagi dunia perfilman Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun