Kaki rasanya sering dilupakan soal bersih atau tidaknya. Tetapi momen pembasuhan kaki oleh Yesus, agaknya penting untuk kita renungkan. Kenapa kaki dan bukan bagian tubuh yang lain?
 "Sebab Tidak semua kamu bersih", kata Yesus kepada Petrus (Yoh 13:11). Kita sering dengar bahwa yang 'tidak bersih' ini maksudnya Yudas Iskariot. Tetapi, tidakkah kita berpikir bahwa yang sering 'tidak bersih' juga adalah kaki kita (baca: diri kita). Makanya Yesus katakan, Tidak semua kamu bersih.
Sebab, dalam segala tampilan kita yang menawan, cantik, ganteng, memukau dan mempesona, kita membawa serta noda di balik itu semua. Kita tidak selalu bersih.
Yesus mengajak kita untuk melihat kaki kita masing-masing. Ia membasuhnya hingga bersih, di saat kita tidak mau tahu dan cuek dengan kebersihan kaki (baca: diri) kita.
Seperti sering dan bahkan selalu kita cuek dengan kebersihan kaki kita, demikian pun kita sering cuek dengan kebersihan diri kita. Seperti kaki yang merasa nyaman digerogoti oleh noda dan kotoran demikian pun kita sering merasa nyaman dengan kesalahan dan kelalaian kita. Kita tahu itu salah tetapi entah kenapa merasa nyaman saja.
Itulah kemanusiaan kita, yakni kecenderungan berdosa (concupiscencia) sebagai akibat dari dosa asal. Itulah ketidakbersihan kita yang dibasuh oleh Yesus. Tidak perlu menuduh Yudas Iskariot tidak bersih, diri kita pun sering tidak bersih. Maka sikap yang pantas di depan peristiwa pembasuhan kaki para rasul oleh Yesus adalah memberi diri untuk dibersihkan.
Setiap kita penuh noda dan cela. Setiap kita tidak bersih. Oleh sebab itu, ajakan Kamis putih adalah pertama-tama ajakan membasuh atau membersihkan diri terlebih dahulu, bukan sok membasuh atau membersihkan Yudas Iskariot (baca: orang lain).
Kemakmuran; Kamis Putih, 28 Maret 2024!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H