Mohon tunggu...
Fidel Haman
Fidel Haman Mohon Tunggu... Guru - Guru/Bloger

Penikmat Seni Sastra dan Musik/Pemerhati Pendidikan - Budaya - Ekologi/Pencinta Filsafat - Teologi/Petualang - Loyal dan Berdedikasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pentingnya Konsistensi

26 Juni 2023   13:49 Diperbarui: 26 Juni 2023   14:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini, agenda saya adalah mengantar seseorang dari Cijantung ke Senen. Kami harus tiba di Senen sebelum pkl. 08.00. Untuk itu, kami akan berangkat paling lambat pukul 06.30 demi kenyamanan.

Salah satu hal yang dipertimbangkan adalah keramaian jalur dari arah Cijantung hingga Senen. Jalur ini adalah salah satu jalur ramai menuju ibu kota dari arah timur, apalagi pada pagi dan sore hari. Macet sering kali terjadi di jalur ini. 

Tidak hanya satu dua titik tetapi di beberapa titik mulai dari pasar Kramat Jati hingga PGC, juga selanjutnya ketika memasuki Dewi Sartika, Kampung Melayu, Matraman hingga Kramat Raya. Inilah derita yang harus dialami  oleh para pencari cuan kala pagi dan sore hari.

Baca juga: Pagi

Makanya kami rencanakan akan berangkat pkl. 06.30.
Alasannya agar tidak telat. Dan hal ini dipastikan akan membuat aman dan nyaman; selain tidak telat, juga jalan lebih santai, tidak huru-hara dan menghindari macet. Lebih dari itu, emosi juga akan terjaga sehingga diharapkan positif, hati terasa senang, aura dan semangat pun ceria dan bersinar. Inilah rencana yang sekaligus menuntut ditepati dengan konsisten.

Malam berlalu, pagi pun hadir. Kami terbangun sesuai rencana. Namun segera saja hal-hal lain yang tidak terencana terjadi. Rasa malas dan candu gadget. Hidangan pagi dari telepon pintar jauh lebih nikmat dibanding mengingat rencana yang seharusnya segera ditepati, agar hal-hal tak terduga dan tak diinginkan tidak terjadi.

Sedikit demi sedikit, waktu berlalu. Dan singkat cerita, pkl. 06.30 tiba. Bukannya harus berangkat, kami malah masih bersiap-siap. Alhasil, pkl. 06.55 kami benar-benar baru berangkat.

Inilah ketidakterdugaan ke dua, setelah yang pertama; rasa malas dan terbius smart phone.

Selang 1 menit, motor kami masuk ke jalur Jalan Raya Bogor. Ramai dan macet. Ketidakdugaan ketiga harus kami lalui. Mood mulai terganggu. Ada penolakan atas kenyataan macet tetapi segera sadar bahwa ini akibat runtut dari ketidakterdugaan pertama. Tak ada pilihan, selain jalani dan nikmati.

Baca juga: Jalan Pulang

Beberapa titik macet terjadi di sepanjang jalan dari Cijantung menuju PGC. Waktu yang normalnya hanya butuh 15 atau 20 menit untuk sampai di PGC, kali ini 30 menit.

Belum sampai di situ, beberapa titik macet dari PGC hingga Kramat Raya masih juga dialami. Tidak bisa menghindar, sebab tidak ada jalur alternatif, selain tetap ada di jalur utama ini.

Ketidakterdugaan ketiga berlanjut ke yang keempat, yakni afeksi dan emosi terganggu. Sejak kali macet pertama hingga berkali-kali, litani cemas, kecewa, marah dan stress seakan mengiringi perjalanan. Beberapa kali harus mengecek jam di layar HP dan jalan tidak bisa pake default atau mode normal sesuai settingan pabrik.

Sepanjang itu, perjalanan terpaksa pake mode huru-hara alias kebut-kebutan demi tepat waktu tiba di Senen. Dan berkat itu, (semacam blessing in disguise), kami benar-benar tiba tepat waktu yakni pukul 08.00. Walau begitu tetap tidak memberi rasa aman dan nyaman.

Rasa tidak aman dan nyaman ini berkaitan dengan hal yang sangat penting yakni yang saya ulas singkat berikut ini.

Efek paling utama dari perjalanan yang penuh ketidakterdugaan itu (ini sekaligus menjadi hal ketidakterdugaan kelima) ialah 'hati tidak damai'.

Cemas dan wawas sudah menghantui di awal perjalanan. Kecewa,  marah dan takut pun mengiringi itu. Emosi-emosi negatif ini saling mempengaruhi bahkan salah satu pengaruhnya adalah perjalanan dengan mode huru-hara. Dan itu semua muncul dari hati yang tidak damai.

Inilah cerita singkat di pagi ini. Sepele tetapi bermanfaat dan bermakna. Kisah yang mengajarkan betapa pentingnya konsisten.

Inkonsistensi, sekecil apa pun itu pasti akan mendatangkan hal-hal yang tidak diharapkan atau yang saya lukiskan dalan kisah ini sebagai "ketidakterdugaan." Inkonsistensi bahkan berdampak pada hati yang tidak damai. Dan ini menguras banyak energi positif dan kita kehilangan aura positif yang ceria dan bersinar. Pikirkan itu!!!

Jakarta;

Senin, 26 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun