Mohon tunggu...
Fidel Haman
Fidel Haman Mohon Tunggu... Guru - Guru/Bloger

Penikmat Seni Sastra dan Musik/Pemerhati Pendidikan - Budaya - Ekologi/Pencinta Filsafat - Teologi/Petualang - Loyal dan Berdedikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalan Pulang

8 Februari 2023   08:18 Diperbarui: 8 Februari 2023   09:22 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jatuh membuat kita tersungkur dan tak berdaya. Juga tak mampu bangkit kembali. Kita mungkin mampu bangkit, tapi kita butuh waktu. Kita butuh uluran dan topangan agar dapat berdiri dan berjalan kembali.

Setelah jatuh pertama kali di Taman kelimpahan itu, kita terhempas begitu jauh, tersesat, dan tak tahu jalan pulang. Dalam remang-remang cahaya, kita berjuang menemukan kembali jalan pulang yang benar. 

Itulah hidup yang kita jalani kini, dibingkai dua tegangan abadi, suka dan duka, susah dan senang, sakit dan sehat, menangis dan tertawa. Di antara keduanya, kita mencari jalan pulang menuju Taman kelimpahan, Taman Eden yang sempat dicicipi nenek moyang kita, Adam dan Hawa. 

Dan kita, yang berasal dari trah Adam dan Hawa ini, di lubuk hati terdalam sudah selalu merindukan apa yang sempat mereka cicipi itu. Merindukan apa-apa saja yang baik dan mendatangkan kedamaian dan kebahagiaan. Itulah esensi kemanusiaan kita, yakni merindukan selalu kebaikan walau selalu dihimpit kenyataan rapuh dan terbatas. 

Kita sudah, sedang bahkan akan selalu mencari jalan puang. In Camino, kita selalu sedang dalam perjalanan menuju ke sana. Tersedia banyak jalan, dan kita perlu memilih yang terbaik menurut kita agar dapat sampai. 

Ada jalan sang Budha Gautama yang tenang dan sunyi dalam keheningan meditasi, berjuang mencapai pelepasan dari Samsara yakni lngkaran reinkarnasi yang tak berujung. Ada jalan sang Nabi suci Muhammad SAW, yang damai dan sebuah penyerahan diri yang total kepada Allah yang Maha Besar dan Esa. Serta jalan-jalan lainnya yang semuanya mengajarkan hal-hal baik dan penuh damai. 

Dan kita, sebagai sesama pengikut dari guru yang miskin dan tersalib itu, pada saatnya juga akan sampai berkat jalan dan terang-Nya. Kasih dan mengasihi adalah jalan yang dipilih Daan ditunjukkan-Nya, bahkan dalam situasi tanpa dasar untuk memilihnya, dalam sengsara, derita dan penghinaan paling keji (yang seharusnya dilawan dan dilumpuhkan oleh kemahakuasaan-Nya), Ia toh tetap memilihnya sebagai jalan pulang dan jalan penebusan bagi pengikutnya.

Dok. Pribadi: Gereja Bunda Hati Kudus Kemakmuran
Dok. Pribadi: Gereja Bunda Hati Kudus Kemakmuran

Jalan yang keji dan paling dihindari dan ditakuti manusia, dipilih dan diubahnya menjadi jalan kasih. Ia menanggung semua derita yang seharusnya ditimpakkan kepada kita sebagai ganjaran atas dosa. 

Dan jalan itu adalah Dia, yang menyebut diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14: 6)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun