Mohon tunggu...
Laila Musfidatul Ikromah
Laila Musfidatul Ikromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030065 UIN Sunan Kalijaga

Suka jalan-jalan, hunting foto✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengatasi Quarter-Life Crisis pada Remaja Jenjang Kuliah: Tantangan dan Tujuan Hidup

1 Juni 2024   09:23 Diperbarui: 1 Juni 2024   09:27 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa kuliah adalah periode transisi yang penuh dengan harapan dan ambisi. Namun, tidak jarang remaja di jenjang kuliah mengalami quarter-life crisis, yaitu masa di mana mereka merasa kebingungan dan kecemasan akan masa depan mereka.

Remaja adalah masa transisi yang penuh tantangan dalam hidup seseorang. Pada usia ini, remaja sering menghadapi berbagai perubahan dan tekanan, termasuk tekanan untuk menentukan masa depan mereka.

 Tidak jarang, remaja mengalami apa yang disebut sebagai quarter-life crisis, yaitu krisis yang terjadi di pertengahan usia dua puluhan

Remaja sering menghadapi tantangan dan kebingungan dalam menjalani kehidupan dewasa mereka. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah quarter-life crisis, yakni masa ketika seseorang merasa tidak puas dengan pencapaian hidupnya, merasa terjebak dalam rutinitas, dan bingung tentang arah yang harus diambil.

Quarter life crisis, atau krisis paruh baya, adalah fenomena yang dialami oleh banyak orang muda di usia 20-an hingga awal 30-an. Saat ini, generasi muda menghadapi tantangan baru yang kompleks dan sering kali merasa bingung serta kehilangan arah dalam hidup mereka.

Ini adalah saat ketika seseorang merasa terjebak di antara masa remaja dan dewasa, dengan banyak pertanyaan dan kekhawatiran tentang karier, hubungan, identitas, dan tujuan hidup. 

Quarter life crisis tidak hanya berlaku untuk individu tertentu, tetapi dapat dialami oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang dan keadaan sosial.

Salah satu penyebab utama quarter-life crisis pada remaja adalah tekanan sosial. Masyarakat seringkali menuntut kesuksesan dan pencapaian tertentu pada usia muda. 

Remaja merasa terbebani dengan ekspektasi ini dan merasa tidak mampu memenuhinya. Mereka merasa tertinggal dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang sudah mencapai kesuksesan dalam bidang masing-masing.

Selain itu, quarter-life crisis juga bisa dipicu oleh ketidakpastian akan masa depan. Remaja seringkali belum memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang mereka inginkan dalam hidup. 

Mereka merasa bingung dan takut membuat keputusan yang salah, sehingga sering kali terjebak dalam perasaan tidak produktif dan tidak berdaya.

Quarter-life crisis sering kali terjadi pada remaja yang berada di jenjang kuliah, di mana mereka dihadapkan pada banyak perubahan dan tuntutan baru.

sumber: pbi.ftk.uin-alauddin.ac.id
sumber: pbi.ftk.uin-alauddin.ac.id

Penyebab Quarter-Life Crisis pada Remaja Jenjang Kuliah:

  • Ekspektasi yang tinggi: Remaja yang masuk ke jenjang kuliah sering kali memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap masa depan mereka. Mereka mungkin merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan secara finansial, memiliki karier yang sukses, dan memenuhi harapan orang tua dan masyarakat.
  • Tuntutan akademik: Jumlah tugas, ujian, dan tanggung jawab kuliah yang meningkat dapat menimbulkan stres dan kecemasan pada remaja. Mereka mungkin merasa tidak mampu mengatasi beban akademik dan meragukan kemampuan mereka.
  • Pilihan karier yang ambigu: Remaja di jenjang kuliah sering kali menghadapi tekanan untuk memilih jalur karier yang tepat. Mereka mungkin bingung tentang minat dan bakat mereka, dan merasa khawatir akan konsekuensi jangka panjang dari pilihan karier yang salah.
  • Kehilangan minat pada hobi dan kegiatan yang dulu disukai.
  • Merasa terjebak dalam rutnitias dan kebosanan

Bagaimana cara mengatasi quarter-life crisis pada remaja?

  • Mengelola emosional: penting bagi remaja untuk mengenali dan menerima emosi yang mereka rasakan. Quarter-life crisis adalah hal yang wajar dan tidak jarang terjadi. Dengan mengakui dan menerima perasaan tersebut, remaja dapat mulai bekerja untuk mengatasi krisis ini.
  • Self-reflection: remaja perlu mengambil waktu untuk merenung dan mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Melakukan self-reflection dapat membantu remaja mengenali apa yang sebenarnya mereka inginkan dalam hidup. Pada saat yang sama, mencoba hal-hal baru dan mengeksplorasi berbagai pilihan dapat membantu remaja menemukan jalan yang tepat bagi mereka. Tak hanya itu, dengan adanya self-reflection, remaja perlu meluangkan waktu untuk merenung tentang nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka. Dengan memahami diri sendiri, mereka dapat mengidentifikasi pilihan yang sesuai dengan passion mereka.
  • Pola pikir positif dan optimis: Quarter-life crisis bisa menjadi kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Dengan melihat krisis ini sebagai tantangan yang harus dihadapi, remaja dapat membangun ketahanan mental dan mengatasi rasa tidak yakin yang mereka rasakan.
  • Jaringan sosial yang kuat: Membangun hubungan yang mendukung dengan teman sebaya, mentor, dan keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan perspektif yang berharga dalam menghadapi quarter-life crisis.
  • Pembelajaran dan eksplorasi: Mengambil kesempatan untuk mengikuti kursus tambahan, magang, atau kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu remaja mengeksplorasi minatnya dan mendapatkan pengalaman yang berharga di luar ruang kelas.
  • Menciptakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang: Remaja perlu mengatur tujuan yang realistis dan terukur untuk memberikan arah dan motivasi dalam hidup mereka. Tujuan yang jelas dapat membantu mereka melihat masa depan dengan lebih positif.
  • Mengelola stres: Melakukan kegiatan relaksasi, seperti yoga, meditasi, atau olahraga, dapat membantu remaja mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
  • Dukungan dari orang terdekat: remaja juga perlu mencari dukungan dan bimbingan dari orang-orang terdekat mereka. Berbicara dengan teman, keluarga, atau bahkan konselor dapat membantu remaja mendapatkan perspektif baru dan saran yang berharga dalam mengatasi quarter-life crisis.

sumber: infiniteens.id
sumber: infiniteens.id

Dalam menghadapi quarter-life crisis, penting bagi remaja untuk mengingat bahwa mereka tidak sendirian. Krisis ini adalah bagian dari perjalanan menuju kedewasaan dan seringkali menjadi titik balik untuk pertumbuhan pribadi. 

Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat dan mencari dukungan yang diperlukan, remaja dapat mengatasi quarter-life crisis dan melangkah maju dengan percaya diri menuju masa depan yang lebih baik.

Quarter-life crisis pada remaja jenjang kuliah adalah tantangan yang nyata, tetapi dengan pemahaman dan strategi yang tepat, remaja dapat mengatasi masa-masa sulit ini dan menemukan makna dalam hidup mereka. 

Penting bagi mereka untuk memahami bahwa quarter-life crisis adalah bagian normal dari perjalanan hidup, dan mereka tidak sendirian dalam menghadapinya. 

Dengan dukungan dan kepercayaan diri, remaja dapat melangkah maju dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun