Mohon tunggu...
Laila Musfidatul Ikromah
Laila Musfidatul Ikromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030065 UIN Sunan Kalijaga

Suka jalan-jalan, hunting foto✨

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Akibat E-Commerce Jadi Sepi?: Keluhan Pedagang Pasar Beringharjo Akibat Maraknya Online Shop

31 Mei 2024   21:57 Diperbarui: 1 Juni 2024   01:52 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keadaan Pasar Beringharjo pada Kamis (27/05/2024) (dokumentasi pribadi)

E-commerce, atau perdagangan elektronik, telah mengalami pertumbuhan dan popularitas yang signifikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan teknologi digital dan meningkatnya penetrasi internet telah berkontribusi terhadap maraknya e-commerce di Indonesia.

Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika, nilai e-commerce di Indonesia telah tumbuh sebesar 78%, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi ekonomi yang kuat dari e-commerce dan pentingnya e-commerce bagi bisnis, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Munculnya e-commerce di Indonesia telah mengubah cara orang berbelanja dan berbisnis. Hal ini telah memberikan peluang bagi beberapa orang yang memiliki bisnis untuk menjangkau basis pelanggan yang lebih besar dan telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital di negara ini.

Namun, hal yang dianggap menjadi peluang dan menguntungkan bagi beberapa orang tersebut justru menjadi sebuah permasalahan yang mengakibatkan pro-kontra dalam masyarakat, terutama bagi para pedagang yang melakukan perdagangan pada pasar-pasar tradisional, salah satunya yaitu terjadi di Pasar Beringharjo.

Pasar Beringharjo merupakan salah satu ikon wisata di kota Yogyakarta yang terkenal dengan berbagai jenis produk kerajinan dan pakaian tradisional. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pedagang di Pasar Beringharjo menghadapi tantangan baru yang berasal dari perkembangan teknologi, yaitu adanya peningkatan penggunaan online shop dalam berbelanja.

Pasar yang terletak di Kota Yogyakarta ini telah mengalami penurunan omzet penjualan selama beberapa tahun terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh maraknya online shop yang membuat para pembeli beralih ke platform jual beli elektronik.

Kemudahan dalam akses internet, serta terjadi kesenjangan harga yang bisa dibilang anjlok dibandingkan harga normal pasaran menjadi alasan bagi warganet untuk memilih berbelanja melalui online shop daripada secara langsung ke offline store.

Hal ini menjadi keluhan bagi para pedagang di Pasar Beringharjo, yang mengeluhkan bahwa penjualan secara online telah mengganggu bisnis mereka, terutama di sektor penjualan batik dan kain.

Salah satunya yaitu Derry, seorang pedagang kain batik di Pasar Beringharjo yang sudah 5 tahun merantau dari Padang ke Yogyakarta untuk mencari nafkah bersama Nina, sang istri. Ia menyebutkan penjualan secara online telah berdampak negatif pada bisnis mereka.

Foto bersama Derry (dokumentasi pribadi)
Foto bersama Derry (dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun