Mohon tunggu...
Laila Musfidatul Ikromah
Laila Musfidatul Ikromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030065 UIN Sunan Kalijaga

Suka jalan-jalan, hunting foto✨

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Langkah Tertinggal: Menguak Pudarnya Budaya Jalan Kaki di Indonesia

21 Mei 2024   19:57 Diperbarui: 21 Mei 2024   20:04 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: liputan6.com

Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya yang beragam, memiliki tradisi-tradisi unik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu budaya yang mulai pudar adalah budaya jalan kaki.

Di masa lalu, jalan kaki merupakan cara yang umum digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk beraktivitas sehari-hari. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, budaya jalan kaki ini semakin tergeser oleh penggunaan kendaraan pribadi dan transportasi umum. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa budaya jalan kaki pudar di Indonesia dan apa dampaknya bagi masyarakat.

Perubahan Gaya Hidup

Salah satu faktor utama yang menyebabkan pudarnya budaya jalan kaki di Indonesia adalah perubahan gaya hidup masyarakat. Pudarnya budaya jalan kaki di Indonesia memang disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat. Dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat Indonesia telah mengalami pergeseran dari gaya hidup yang lebih aktif secara fisik menjadi gaya hidup yang lebih cenderung mengandalkan kendaraan bermotor.

Hal ini dapat disebabkan oleh kemajuan teknologi dan kenyamanan yang ditawarkan oleh kendaraan bermotor, sehingga banyak orang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan daripada berjalan kaki. Peningkatan mobilitas dan kesibukan sehari-hari juga dapat mempengaruhi minat dan waktu yang dialokasikan untuk berjalan kaki.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa berjalan kaki memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan lingkungan, dan upaya dapat dilakukan untuk mempromosikan kembali budaya ini di masyarakat.

Infrastruktur yang Tidak Ramah Pejalan Kaki
Selain itu, Infrastruktur yang tidak ramah terhadap pejalan kaki juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pudarnya budaya jalan kaki di Indonesia. Banyak jalan di Indonesia tidak dilengkapi dengan trotoar yang memadai atau trotoar yang ada sering kali digunakan untuk keperluan lain seperti parkir atau berjualan. Hal ini membuat orang enggan atau merasa tidak aman untuk berjalan kaki.

Kurangnya ruang pejalan kaki yang aman dan nyaman mengurangi minat dan kebiasaan untuk berjalan kaki. Untuk mempertahankan budaya jalan kaki, penting untuk meningkatkan infrastruktur yang ramah terhadap pejalan kaki dengan memperbaiki dan memperluas trotoar serta memastikan keamanan bagi para pejalan kaki.

sumber gambar: dream.co.id
sumber gambar: dream.co.id
Pengaruh Budaya Barat

Pengaruh budaya Barat juga turut berperan dalam pudarnya budaya jalan kaki di Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir, budaya Barat telah mempengaruhi gaya hidup dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Konsep mobilitas yang lebih cepat dan kenyamanan menggunakan kendaraan bermotor menjadi lebih populer. Banyak orang mengadopsi kebiasaan tersebut dan mengurangi aktivitas jalan kaki sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Selain itu, budaya konsumerisme dan gaya hidup modern juga mempengaruhi pola pikir masyarakat, membuat mereka lebih memilih kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh kendaraan bermotor daripada berjalan kaki. Semua faktor ini bersama-sama berkontribusi pada pudarnya budaya jalan kaki di Indonesia.

Kurangnya Kesadaran akan Manfaat Kesehatan
Banyak orang mungkin tidak menyadari manfaat kesehatan yang didapatkan dari berjalan kaki. Berjalan kaki merupakan bentuk olahraga ringan yang dapat membantu kita meningkatkan kesehatan jantung, menjaga berat badan, dan meningkatkan kebugaran secara umum. Selain itu, berjalan kaki juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

Kurangnya kesadaran akan manfaat kesehatan ini dapat membuat orang enggan untuk melibatkan diri dalam budaya jalan kaki. Banyak orang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor atau transportasi online, yang dianggap lebih nyaman dan efisien dalam perjalanan mereka. Hal ini menyebabkan tradisi jalan kaki menjadi terabaikan dan kurang diminati oleh masyarakat.

sumber gambar: health.kompas.com
sumber gambar: health.kompas.com
Dampak Pudarnya Budaya Jalan Kaki

Pudarnya budaya jalan kaki di Indonesia memiliki dampak yang signifikan:

1. Kesehatan Masyarakat: Dengan berkurangnya aktivitas fisik yang dilakukan melalui jalan kaki, masyarakat menjadi lebih tidak aktif secara fisik. 

Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Budaya jalan kaki yang pudar juga mengurangi kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang dihasilkan dari aktivitas fisik.

2. Polusi Udara dan Kemacetan: Penggunaan kendaraan bermotor yang lebih banyak akibat dari berkurangnya jalan kaki dapat menyebabkan peningkatan polusi udara dan kemacetan lalu lintas. 

Hal ini berdampak negatif pada lingkungan dan kualitas udara di sekitar kita. Jalan kaki adalah alternatif yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi polusi udara serta kemacetan jika lebih banyak orang yang melakukannya.

3. Interaksi Sosial: Jalan kaki dapat menciptakan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita. Pudarnya budaya jalan kaki mengurangi kesempatan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar. 

Interaksi sosial ini penting untuk membangun hubungan sosial yang kuat dan saling mendukung di masyarakat.

4. Keamanan Pejalan Kaki: Dengan minimnya infrastruktur pejalan kaki yang memadai, masyarakat yang masih melaksanakan budaya jalan kaki dapat menghadapi risiko keamanan yang lebih tinggi. 

Jalan yang tidak memiliki trotoar yang aman atau lintasan pejalan kaki yang terpisah dari kendaraan bermotor dapat membahayakan keselamatan pejalan kaki.

5. Identitas Budaya: Budaya jalan kaki merupakan bagian dari identitas budaya Indonesia. Pudarnya budaya ini dapat menghilangkan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang terkait dengan jalan kaki. 

Hal ini dapat mengurangi keberagaman budaya dan keunikan Indonesia sebagai negara dengan tradisi jalan kaki yang kaya.

Untuk mengatasi dampak negatif dari pudarnya budaya jalan kaki, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat jalan kaki, memperbaiki infrastruktur pejalan kaki, dan mendorong kebijakan yang mendukung pengembalian budaya jalan kaki sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

 sumber gambar: m.harianjogja.com
 sumber gambar: m.harianjogja.com
Pudarnya tradisi jalan kaki di Indonesia merupakan fenomena yang perlu diperhatikan. Perubahan gaya hidup, infrastruktur yang tidak ramah pejalan kaki, dan pengaruh budaya Barat adalah beberapa faktor yang menyebabkan tradisi ini semakin tergeser.

Dampak dari pudarnya tradisi jalan kaki meliputi masalah kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan kembali tradisi jalan kaki dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah pejalan kaki, sehingga masyarakat dapat kembali mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun