Mohon tunggu...
Laila Musfidatul Ikromah
Laila Musfidatul Ikromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030065 UIN Sunan Kalijaga

Suka jalan-jalan, hunting foto✨

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menikmati Cappadocia Lokal di Tengah Asiknya Libur Lebaran

16 April 2024   02:59 Diperbarui: 16 April 2024   03:10 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara kepada salah satu peserta festival, Naufal (Dokumentasi Pribadi)

Masyarakat Indonesia saat ini tengah menikmati libur lebaran Idul Fitri 1445H.  Libur lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, terutama masyarakat Indonesia. 

Bertepatan dengan momen libur panjang ini, pariwisata lokal akan terus berlomba-lomba untuk memancarkan karya wisatanya pada masing-masing daerah serta wilayahnya.

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah juga terus berupaya memajukan kunjungan wisata selama Libur Lebaran 2024. Berbagai event/acara digelar di setiap wilayah guna untuk menampilkan keunggulan dari masing-masing wilayah tersebut.

Atraksi balon udara yang sering disebut Cappadocia Van Java, festival balon udara kini bisa kita nikmati di Indonesia, tepatnya di Kota Asri yang berada di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah. Festival ini merupakan salah satu event yang telah dipersiapkan oleh Disporapar Jawa Tengah dalam sepanjang musim libur Lebaran 2024.

Gemuruh warna-warninya balon udara menghiasi langit wilayah-wilayah di Kota Asri tersebut. Antusias warga lokal setempat hingga para pengunjung dari luar kota pun turut meramaikan festival balon udara ini.

Ramai-ramai untuk membuat serta menerbangkan balon udara sudah menjadi tradisi masyarakat Kota Dingin ini saat menjelang Hari Raya Idul Fitri tiba. Festival balon udara ini telah diadakan serta diramaikan diperkirakan sejak tahun 2006 silam.

Penerbangan balon udara pada saat Hari Raya Idul Fitri ini sempat menjadi pro-kontra serta sempat dilarang karena dianggap mengganggu transportasi udara. Hingga akhirnya, perayaan penerbangan balon udara hingga saat ini dilombakan dengan cara diikat menggunakan tali tambang atau semacamnya agar balon tidak terbang dengan liar. 

Tradisi tersebut sampai saat ini masih terus digalakkan serta semakin meriah dari libur lebaran tahun sebelumnya hingga tahun berikutnya.

Event balon udara ini  dikemas dalam festival Mudik serta libur Lebaran 2024 secara resmi dimulai pada hari Kamis, 11 April 2024. Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar menjadi lokasi pertama digelarnya event tahunan saat libur Hari Raya Idul Fitri tersebut.

Adapun hari terakhir pada festival ini yang dimana merupakan puncak acara Festival Balon yang di gelar di pusat Alun-alun Kota Asri tersebut. Festival balon udara ini merupakan event unggulan yang selalu digemari semua kalangan, baik masyarakat lokal maupun luar daerah.

Yang menjadi menariknya adalah Festival Cappadocia Van Java tahun 2024 ini digelar dalam jangka waktu 10 hari, yang dimana bisa memungkinkan para wisatawan untuk meluangkan waktu lebih banyak demi menikmati festival ini.

Atraksi balon udara tersebut kembali menyedot antusiasme penonton serta warga lokal. Puluhan balon udara dengan aneka motif diterbangkan dengan cara ditambatkan di lapangan desa setempat sejak pukul 06.00 WIB pagi hari.

Tak hanya di Desa Kembaran serta Pusat Kota, sebanyak 14 titik lokasi berbeda di wilayah kota ini akan menyelenggarakan festival balon udara tersebut yang dimana dimulai dari tanggal 11 hingga 21 April 2024.

Berikut jadwal tanggal serta lokasi Festival Balon Udara Cappadocia Van Java 2024:

  • Festival Balon Udara Kembaran, Kalikajar (11-14 April)
  • Festival Balon Udara Semayu, Selomerto (12 April)
  • Festival Balon Udara Karangluhur, Kertek (13-14 April)
  • Festival Balon Udara Lamuk, Kalikajar (13-14 April)
  • Festival Balon Udara Kaliasem, Gondang (14-15 April)
  • Festival Balon Udara Jaraksari, Kota (16 April)
  • Festival Balon Udara Simbang, Kalikajar (12-16 April)
  • Festival Balon Udara Mudal, Mojotengah (17 April)
  • Festival Balon Udara Reco, Kertek (16-17 April)
  • Festival Balon Udara Sambek, Kota (18-19 April)
  • Festival Balon Udara Anshor/Bojasari Siyono, Kertek (14-15 April)
  • Festival Balon Udara Anshor/Candiyasan, Kertek (18-19 April)
  • Festival Balon Udara Wringinanom, Kertek (20 April)
  • Puncak Festival Balon Udara Alun-alun Kota (21 April)

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Asri ini, Agus Wibowo menyebutkan bahwa event yang bertepatan dengan Libur Hari Raya Idul Fitri memang dikhususkan untuk mendongkrak pariwisata.

Dengan diakannya festival ini, selain menjadi perayaan serta sarana hiburan, disisi lain juga memiliki fungsi sebagai ajang menyalurkan kreativitas serta kekompakan, khususnya para anak muda. Kebanyakan yang menuangkan kreativitasnya untuk membuat balon udara merupakan kelompok anak muda pada beberapa wilayah desa yang balon udaranya layak diterbangkan khusus untuk acara festival tersebut.

Dari proses pembuatannya tentunya sangat membutuhkan kerja sama dari banyak orang. Apalagi pada saat akan melakukan penerbangan balon udara, butuh tenaga serta kekompakan yang lebih. Bahkan hanya untuk mengisi udara dalam balonnya sendiri membutuhkan waktu lebih dari 15-30 menit tergantung dengan besar kecilnya angin serta ukuran balon udara tersebut.

Tepat pada hari Senin, 15 April 2024 festival balon udara ini diselenggarakan di Desa Kaliasem, Kecamatan Gondang. Terdapat kurang lebih 14 balon udara tradisional yang menghiasi langit lapangan Desa Kaliasem tersebut. Bukan hanya sekedar diterbangkan saja, balon-balon tersebut disusun secara berjejeran serta dengan berbagai formasi.

Para peserta yang memamerkan karya kreativitas balonnya tentunya berasal dari berbagai macam wilayah/desa, tak hanya seputar Kecamatan Gondang saja. Desa Kaliasem sebagai tuan rumah tentunya juga menyumbangkan kreasi balon udaranya di gelaran lapangan tersebut.

Balon bertemakan
Balon bertemakan "Dewi Ular" dari Desa Gondang (Dokumentasi Pribadi)

"Sebenarnya, awal mula kami memiliki balon ini karena keinginan kami untuk mengikuti festival balon udara tersebut. Sebelumnya, kami memang sering membuat balon udara, namun hanya diterbangkan sendiri di desa dan ukurannya pun lebih kecil daripada balon yang kami buat untuk mengikuti festival ini," tukas salah satu peserta festival, Naufal Tri Zuwafiq dalam wawancaranya, Senin (15/04/24)

"Proses yang diperlukan untuk membuat balon udara ini bisa dibilang cukup lama, kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 2 bulan jika di total keseluruhan. Akan tetapi, untuk pengumpulan bahan-bahannya sudah dimulai dari tahun kemarin. Kami para remaja Desa Gondang dalam mengerjakannya disela-sela pada saat kami memiliki waktu luang".

"Serta untuk dananya kurang lebih mengahabiskan sekitar Rp1.000.000,00. Namun, kami dari para remaja maupun warga desa tidak sama sekali mengeluarkan biaya atau iuran sepeserpun. Kami kebetulan memiliki donatur yang membiayai seluruh kebutuhan pembuatan balon ini. Kami para remaja hanya dikerahkan untuk membuat kerangka serta proses pembuatan balon dari awal hingga finishing", tambahnya.

Dalam wawancara tambahannya, Naufal menjelaskan festival Balon Udara di Desa Kaliasem yang digelarkan dalam 2 hari tersebut  diselenggarakan oleh karang taruna dari Desa Gondang. Dengan tema yang diangkat yaitu "Gondang Ballon Culture Festival".

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dalam hal ini, karena team yang diikuti Naufal merupakan warga asal Desa Gondang, maka khusus untuk pameran balon udara dari desanya tidak dikenakan tarif pendaftaran festival. Namun, untuk peserta lainnya, terutama yang dari luar wilayah Gondang, memungkinkan dikenakan tarif pendaftaran festival. Untuk biaya pendaftarannya dikathui oleh panitia penyelenggara.

Dan, kebetulan untuk Gondang Culture Festival ini tidak diadakan perlombaan atau bisa dibilang tidak ada pemenang dalam festival tersebut. Mereka ikut berpatisipasi hanya untuk memamerkan karya mereka serta hanya sekedar membuat senang-senang dalam edisi libur lebaran. Namun, dari panitia penyelenggara mengadakan doorprize untuk para peserta maupun para pengunjung yang datang ke lokasi festival tersebut. 

Sedangkan untuk balon yang mereka pamerkan, setelah festival ini selesai, mereka akan menyimpan balonnya dengan dilipat-lipat rapih kemudian di masukkan ke dalam box/koper khusus yang sudah mereka siapkan tersendiri.

Balon yang masih layak akan mereka pamerkan pada festival berikutnya jika kondisinya masih memungkinkan serta jika tidak banyak yang rusak. Namun jika kondisi balon sudah lusuh serta sudah banyak kerusakan, mereka akan membuangnya kemudian membuat balon yang baru untuk mengikuti festival selanjutnya.

Wawancara kepada salah satu peserta festival, Naufal (Dokumentasi Pribadi)
Wawancara kepada salah satu peserta festival, Naufal (Dokumentasi Pribadi)

Demi melihat warna-warni balon-balon yang diterbangkan, para pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk , karena festival itu gratis. Namun, pengunjung hanya akan dikenakan tarif untuk membayarkan parkir kendaraan yang mereka bawa.

Sebagai informasi tambahan,  balon yang terbang di udara juga tidak bisa dinaiki/ditumpangi, melainkan hanya bisa di saksikan dari bawah atau hanya bisa diabadikan melalui video drone.

Selain menikmati pemandangan balon udara, para pengunjung (wisatawan) juga akan disajikan penampilan tradisional, seperti pentas kuda lumping, kesenian lengger, pawai liong naga, dan lain-lain. Tak hanya itu, festival musik pun turut digelar demi memeriahkan acara ini.

Stan-stan makanan pun berjejeran disediakan untuk para pengunjung yang hendak menukarkan uangnya demi santapan makanan sembari menikmati balon-balon udara yang berterbangan.

Kehadiran event balon udara tentunya momen yang selalu dinantikan saat libur Lebaran. Hal ini mengingat bahwa event tersebut telah menjadi magnet bagi wisatawan yang tengah mudik di kampung halamannya masing-masing.

Layaknya seperti di Cappadocia, Turki, kita tak perlu jauh-jauh menikmati libur bersama keluarga di tengah-tengah libur panjang ini. Demi menikmati indahnya balon-balon udara yang menghiasi langit, kita hanya perlu datang ke Kota Asri Wonosobo ini yang dihiasi dengan berbagai macam kearifan lokal yang tak kalah jauh indahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun