Keamanan menjadi hal terpenting yang harus dimiliki semua orang, organisasi, bahkan negara dan regionalnya. Pada regional Asia Timur, terjadi adanya kompleksitas keamanan karena adanya faktor-faktor pendorong seperti kedekatan geografis, polaritas kekuatan, dan hubungan sosial seperti kedekatan antar negara maupun rivalitas antar negara dalam satu kawasan. Asia Timur merupakan tempat yang sangat strategis karena memiliki kepentingan dari negara-negara besar seperti hubungan China-Jepang dan Korea Utara- Korea Selatan yang tercampur dengan adanya pengaruh asing yaitu Amerika Serikat.
Hal ini membuat Kawasan semakin meningkatkan awareness karena adanya kepemilikan senjata nuklir oleh Korea Utara. Sejak dahulu, perang antara Korea Selatan dengan Korea Utara belum berakhir, hal ini membuat Korea Selatan sebagai rival melihat nuklir berbahaya dan merupakan sebuah ancaman. Â
Pembuatan nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara ini merupakan wujud dari memperkuat kekuatan negaranya disamping perang dengan Korea Selatan, juga karena menjadi salah satu wujud dari kekuatan penangkal atau deterrence, stabilitas rezim, dan implementasi ideologi Juche, serta Shongun Chongchi atau military first yang mereka anut (Amini, 2013).
Terdapat peran Amerika yang masuk ke Korea Selatan dengan memawarkan pemasangan sistem anti rudal yang canggih demi mengantisipasi serangan rudal Korea Utara. Namun, pemasangan sistem anti rudal tersebut  menimbulkan penolakan dari negara satu kawasannya yaitu China. China beranggapan bahwa hal yang disarankan Amerika pada Korea Selatan atas pemasangan sistem anti rudal, merupakan upaya Amerika untuk melakukan mata-mata pada China melalui Korea Selatan.
Asia Timur dan dunia akan menjadi tempat yang lebih berbahaya begitu Korea Utara mencapai tujuannya yaitu untuk dapat menyerang benua Amerika Serikat dengan senjata nuklir. Saat Korea Utara telah menyerang Amerika maka sekutunya (Korea Selatan dan Jepang) akan mengalami dampak, karena letak geografisnya yang berdekatan rentan untuk terkena dampak serta kedua negara kawasan yaitu Korea Selatan dan Jepang merupakan sekutu Amerika.Â
Bahaya sebenarnya berasal dari kemungkinan aliansi yang melemah dan eskalasi yang tidak terkendali di Semenanjung Korea yang dapat lepas kendali. Ketegangan ini dapat sewaktu-waktu pecah karena selalu terjadi ketidakstabilan hubungan antar 2 negara tersebut. Atas kepemilikan nuklir, rudal dan militer yang kuat membuat Korea Utara memiliki kemampuan Korea Utara untuk menyerang Amerika Serikat dan itu merupakan hal yang sangat berbahaya, apalagi jika yang diserang adalah negara-negara kawasan Asia Timur seperti Jepang atau Korea Selatan.
Jepang dan Korea Selatan menganggap ancaman dari kepemilikan nuklir Korea Utara merupakan ancaman yang sangat serius. Korea Selatan telah memulai program nuklir pada 1970-an tetapi administrasi Ford menutupnya. Jepang telah mempertimbangkan untuk memulai program pada berbagai waktu tetapi pada akhirnya tidak pernah ingin mengambil risiko aliansi AS-Jepang.Â
Lain halnya alasan Korea Utara melakukan pengembangan nuklir adalah sebagai tameng dari musuhnya yaitu Amerika Serikat dan negara Asia Timur yang menjadi sekutu AS. Tujuan Korea Utara di sini adalah untuk politik, Korea Utara akan mempermalukan Korea Selatan dan memenangkan kemenangan politik demi memperoleh pengakuan sebagai satu-satunya negara Korea.
DAPUS :
Amini, D. S. (2013). Pengembangan Nuklir Korea Utara di Tengah Permasalahan Domestik dan Tekanan Internasional (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).