Mohon tunggu...
Fidaris Salma
Fidaris Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Saya merupakan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Bullying terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

4 Desember 2024   13:51 Diperbarui: 4 Desember 2024   14:05 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam dua tahun terakhir, fenomena bullying di kalangan anak usia dini semakin meningkat, menjadi perhatian serius bagi pendidik, orang tua, dan masyarakat. Bullying, yang didefinisikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti orang lain, dapat memiliki dampak yang merugikan terhadap perkembangan sosial emosional anak. 

Penelitian yang dilakukan di Raudhatul Athfal Mawar Gayo menunjukkan bahwa bullying tidak hanya mengganggu perkembangan sosial anak, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka . 

Dalam esai ini, kita akan menganalisis dampak bullying terhadap perkembangan sosial emosional anak usia dini dengan menggunakan teori perkembangan yang relevan, khususnya teori Erik Erikson. Teori perkembangan psikososial Erikson menjelaskan bahwa setiap tahap perkembangan anak memiliki tantangan yang harus dihadapi. Pada usia dini, anak berada pada tahap "Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan" dan "Otonomi vs. Ragu-ragu". Pada tahap ini, anak belajar untuk mempercayai orang lain dan mengembangkan rasa otonomi. 

Namun, pengalaman bullying dapat mengganggu proses ini. Anak yang menjadi korban bullying cenderung mengalami ketidakpercayaan terhadap orang lain dan merasa ragu untuk mengambil inisiatif dalam interaksi sosial. Dampak Bullying Terhadap Perkembangan Sosial Emosional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying mengalami berbagai dampak negatif terhadap perkembangan sosial emosional mereka. Anak-anak ini sering kali menjadi pendiam, tidak mau berinteraksi dengan teman sebaya, dan menunjukkan ketidakpercayaan terhadap lingkungan sosial mereka.

 Penelitian oleh Nasution juga menegaskan bahwa bullying dapat mengganggu kecerdasan emosional anak, yang merupakan kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. 

Dampak ini sangat serius, karena anak yang tidak mampu mengelola emosi mereka akan kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang sehat. Anak-anak yang mengalami bullying juga cenderung merasa takut untuk pergi ke sekolah, mengalami kecemasan, dan menunjukkan perubahan perilaku yang drastis, seperti menangis sebelum dan sesudah sekolah.

Hal ini menunjukkan bahwa bullying tidak hanya mempengaruhi interaksi sosial anak, tetapi juga kesehatan mental mereka. Ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan baik dapat menghambat perkembangan sosial anak, yang seharusnya menjadi bagian penting dari pertumbuhan mereka. 

Peran Lingkungan dalam Perkembangan Anak Lingkungan di sekitar anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosional mereka. Dalam konteks bullying, lingkungan yang tidak mendukung dapat memperburuk situasi. 

Jika guru dan orang tua tidak peka terhadap perilaku bullying, anak yang menjadi korban akan merasa terabaikan dan tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan. Sebaliknya, lingkungan yang positif dan mendukung dapat membantu anak mengatasi pengalaman buruk ini. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk menciptakan suasana yang aman dan mendukung bagi anak-anak.

Strategi Pencegahan dan Penanganan Bullying untuk mengatasi masalah bullying di kalangan anak usia dini, diperlukan strategi yang komprehensif. Pertama, pendidikan tentang empati dan pengertian terhadap perbedaan harus dimulai sejak dini. Anak-anak perlu diajarkan untuk menghargai satu sama lain dan memahami dampak dari tindakan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun