Mohon tunggu...
Adik Wibowo
Adik Wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Beyond Blogging

Salam! Saya Adik Wibowo, berlabuh di pelabuhan terakhir yaitu Home Sweet Home sambil belajar berliterasi, ngomong di depan kelas untuk trainee perhotelan kapal pesiar dan english MedWist, sarasehan di pendopo bersama komunitas seni budaya. Mengembara selama belasan tahun menjelajah dunia terfasilitasi lantaran menjadi kru kapal pesiar bidang perhotelan. Adalah sangat tidak fair apabila kenangan, pengalaman itu hilang tertelan masa begitu saja. Di sini ingin hati berbagi literasi agar tetap menginspirasi atau menambah perspektif terhadap perjalanan, pengalaman maupun sudut pandang. Terimakasih kepada semua yang telah membaca setiap teks - semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Exploring dan Tak Tersesat

13 Februari 2024   17:46 Diperbarui: 13 Februari 2024   17:50 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"For every step I walk There's a lesson I learned"
Untuk setiap langkah yang kujalani ada pelajaran yang kupelajari

Dulu sewaktu nguli di kapal pesiar beberapa kota besar dan beberapa negara menjadi bonus untuk disinggahi. Perlahan tetapi pasti sampai pula pada kesempatan kerja di kapal yang khusus berlayar Around The World. Berangkat dari Alaska melewati Asia, Australia, New Zealand kemudian lanjut ke kepulauan Karibia, naik kota besar pantai barat (West Coast) Amerika hingga tembus lagi ke Alaska. Disini bumi betul-betul bulat.

Tak kalah seru, saat exploring ke negara paman sam, kala itu baru usia 24 tahun bermodal $600 atau sekitar 6 juta mencari kerja dengan banyak keterbatasan berbalut NEKAD, yang kelak hampir tiga tahun menjalani kehidupan di negara Amrik kalau babe bilang.

Grayhound melaju dengan kecepatan stabil dari terminal Philadelpia menuju Memphis negara bagian Tenesse. Wajah Asia seperti saya jelas kontras berada dalam bus yang notabennya bule semua, meski ada beberapa berkulit hitam. Kalau tidak salah sepanjang perjalanan bus melewati Knoxville dan Nashville, yaitu kota yang sudah saya kenal dari sampul-sampul kaset country.

Memphis merupakan kota kedua yang saya diami untuk alasan bekerja. Kota pertama yaitu Philadelpia tidak bisa menahan lama dikarenakan pekerjaan yang belum cocok dengan passion. Di Memphis ternyata juga tidak bertahan lama karena ketertarikan jabatan pekerjaan di North Carolina sebagai Koki di sebuah restoran. 

Beberapa bulan kemudian saya pindah ke sebuah kota kecil di Michigan, yang mana berhasil menampung saya dalam kurun  terlama. Ada pekerjaan yang cukup nyaman, suasana kekeluargaan dari pemilik restoran dan karyawan yang begitu hangat dirasa.

Saya merasa hari terjalani dengan cepat. Tiap hari ada kuliah On The Road bersama Mr. Liu sang pemilik restoran. Kuliah singkat berdurasi dua puluhan menit ala obrolan di mobil senantiasa berisi "How To Live Life", bagaimana menjalani hidup. "Recognize that life is a journey, not a destination", sadari ! bahwa hidup adalah perjalanan bukan tujuan, ini yang masih teringat dari salah satu ucapan beliau.

Saya tinggal di sebuah apartemen yaitu Garfield Apartment Park, tepatnya di Kenedy Drive. Berada di pinggir jalan besar a'la amrik. Musim berganti musim mulai dari semi, panas, gugur dan dingin terlewati. Jalanan yang hitam pekat karena aspal goreng ada kalanya menjadi hamparan putih dengan gundukan salju sepanjang trotoar. Kesemuanya menjadi saksi, bagaimana seorang remaja yang kala itu menikmati waktunya untuk nyantri alam. 

Menikmati serpihan salju di awal musim merubah keadaan serba putih hanya dalam tempo sak ududan (sebatang rokok). Semua yang tersaksikan di kanan kiri kita itu pada hakikatnya rahmat dan karunia Tuhan. Sedikit kita mampu memperhatikanya, kebatinan kita tumbuh bak jamur di musim hujan.

I am not lost, but exploring. Memang tepat, bahwa saya tidak tersesat, saya menjelajah. Saya dalam langkah yang menuruti kata hati kemana pergi, meski sepulang darinya ada pertanyaan, "berapa yang didapati".

Waktu berlalu, melesat begitu saja bagai anak panah. Uraian panjang lebar, suka-duka hanyalah penghias dalam cerita untuk keluarga, anak, istri dan sahabat. Bahwasanya masing-masing akan pada jalannya. Apa yang nantinya akan didapati, berapa banyak yang didapati adalah relatif dan tetap dalam koridor Wang Sinawang. Hal mendasar yang patut kita tiru dari orang-orang hebat adalah "Learning to accept ourself", alias belajar Menerima Keadaan Kita Sendiri.

Jadi, hari ini kita bisa ada di sini. Besok ada di sana, suatu saat entah dimana, atau sebelumnya di sebuah tempat, di sebuah ruang. Apalah kita? kecuali berkewajiban menjalani (Sak Dermo Nglampahi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun