Lembah hijau, tanah leluhur
Kembali kepada para penerus keturunan seletah perjuang panjang melawan perusahaan, bak kisah Daud melawan Goliath
Berpuluh puluh tahun lembah ini dikuasai, ditanami pohon-pohon bahan baku kertas
Buruh-buruh datang silih berganti, merawat, memotong, kayu-kayu bubur kertas itu
Kini lembah ini telah kembali
Lembah yang menjadi hamparan hijau lahan pertanian, oase yang tidak pernah kering
Jagung-jagung hijau, jagung-jagung menguning, lihatlah sepanjang mata memandang lembah itu.
Di ujung jalan, si gembala kembali pulang menuntun kawanan kerbaunya
Bersiul-siul kegirangan melihat kerbau tak lagi keroncogan
Makising, pria paruh baya berambut gondrong, sang gembala.
Timbulan, danau tua tembah anak-anak kegirangan, berenang ke sana ke mari.
Jalak dan bangaupun kegirangan melihat incit bermandi lumpur bersama manda
Anak-anak desa yang masa kecilnya tak hilang oleh gawai-gawai kemajuan teknologi
Nyaring suara ibu-ibu paruh baya, memanggil pulang buah hati mereka
Senja telah tiba, langit telah memerah, terlihat jelas dari pantulan ke danau timbulan
Makising, gembala paruh baya, menuntun kerbau pulang ke kandang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H