Mohon tunggu...
Fibrisio H Marbun
Fibrisio H Marbun Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan kaki

Tertarik dengan sepakbola, sosial budaya, dan humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Menanti Prestasi Indonesia di Asian Games 2022

18 September 2023   12:05 Diperbarui: 18 September 2023   12:38 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk prestasi terbaik, Asian Games 2018 menjadi sejarah pencapaian prestasi olahraga tertinggi Indonesia selama keikutsertaan Indonesia di Asian Games, dengan raihan 98 medali, yang terdiri dari 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Capaian ini menjadi istimewa, mengingat Indonesia juga sukses menyelenggarakan olahraga empat tahunan ini dengan baik.

 

Mengapa Prestasi Olahraga Indonesia Belum Optimal?

Sebagai Negara besar, animo masyarakat juga tinggi terhadap olahraga. Dapat dipastikan setiap cabang olahraga mempunyai pendukung fanatik. Hal ini tentunya menjadi poin tersendiri ketika ini mengembangkan setiap cabang olahraga di Indonesia. Sinergi antara asosiasi, klub, dan pemerintah tentunya diperlukan ketika ingin membangun olahraga. Tetapi faktanya, prestasi olahraga Indonesia tidak sementereng negara negara Asia Timur, seperti Jepang dan China. Lantas kenapa hal ini terjadi?

Dikutip dari Parmadina Public Policy Institute, ada beberapa faktor yang menyebabkan prestasi olahraga Indonesia kurang maksimal. Pertama, Profesi atlet tidak aktraktif bagi anak bangsa. Anak-anak bangsa memang menaruh perhatian terhadap beberapa cabang olahraga seperti sepakbola dan bulutangkis. Namun tidak begitu aktraktif terhadap cabang olahraga lain. Beberapa penyebabnya antara lain, ketidakjelasan karir di bidang olahraga tersebut. Kedua, olahraga tidak terbangun secara terintegrasi dengan sistem pendidikan. 

Orientasi masyarakat Indonesia memang belum melihat olahraga sebagai karir yang membanggakan. Pendidikan dan olahraga belum dijadikan sebuah satu kesatuan, seperti negara Jepang yang mengedepankan sport science. Ketiga, minimnya dana pembinaan olahraga. Kecilnya dana pembinaan tentunya berbanding lurus dengan prestasi olahraga yang tidak maksimal. Bila dibandingkan dengan negara lain, anggara Pemuda Olahraga Indonesia lebih kecil. Di Australia (0,1%), Thailand (0,2%), dan Singapore (4,2%) dari pendapatan Negara masing-masing. 

Sementara di Indonesia hanya 0.08% itupun belum termasuk operasional kementerian. Keempat, belum optimalnya keterlibatan berbagai pihak terutama pihak swasta dalam pembinaan olahraga. Sebenarnya pengembangan olahraga di Indonesia bisa berjalan optimal ketika pihak swasta terlibat. 

Namun mereka beranggapan olahraga belum menjadi sebuah industri yang potensial untuk dikembangkan. Kelima, sarana dan prasarana olahraga yang minim. Kurangnya perhatian pemerintah untuk menyediakan fasilitas pendukung olahraga yang baik membuat bidan ini semkain tidak aktraktif. Keenam,strategi, peran, dan prioritas dari pemerintah. Sudah seharusnya pemerintah menjadi organisasi pendukung utama pembinaan olahraga di Indonesia. Pemerintah diharapkan menjadikan bidang olahraga sebagai sebuah prioritas yang harus dikembangkan.

Dari berbagai faktor di atas, wajar jika prestasi olahraga di Indonesia belum maksimal. Jangankan di tingkat Asia, untuk ASEAN juga Indonesia masih di bawah Thailand dan Vietnam dalam urusan prestasi olahraga. Dengan sistem pengembangan olahraga yang belum optimal,  Asian Games 2023 menjadi momentum pembuktian, apakah kontingen Indonesia dapat memenuhi target yang ditetapkan pemerintah. Jika tidak, pemerintah dan induk olahraga harus mengevaluasi sistem pengembangan olahraga di Indonesia supaya prestasi olahraga dapat optimal.

Selamat bertanding kontingen Indonesia!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun