Sabtu malam, 11 Agustus 2018 seisi Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur bergemuruh. Garuda Muda berhasil menjadi juara Piala AFF U-16 untuk pertama kalinya setelah menunggu sekitar 16 tahun sejak dihelat tahun 2002. Adalah Ernando Ari sebagai pahlawan setelah berhasil menepis dua tendangan algojo Thailand, Indonesia menang 4:3 melalui drama adu pinalti.
Prestasi yang membanggakan dan sesuai target PSSI. Sebagai catatan, baru Indonesia U-16 yang berhasil mencapai target yang dibebankan federasi. Timnas U-19 hanya mampu menempati urutan ketiga dari target juara, sementara Indonesia U-23 gagal memenuhi target semifinal Asian Games 2018. Sebangkan Indonesia senior baru akan melakoni laga diajang Piala AFF pada November 2018, tentunya dengan target juara.
Atas capain tersebut, di tengah surutnya prestasi sepakbola Indonesia, aksi fanatisme suporter yang bermetaformosis menuju anarkisme dan brutalisme hingga tak sedikit menghilangkan nyawa orang lain ditambah lemahnya pengelolaan federasi. Timnas Indonesia U-16 layak menjadi oase bagi masyarakat pecinta sepakbola.
Garuda Muda sesungguhnya sudah berada di jalur juara, Agustus 2018 Bagus Kahfi dan kawan-kawan telah mempersembahkan trofi Piala AFF U-16.
Berselang satu bulan, tepatnya mulai 21 September 2018 Indonesia akan melakoni laga perdana AFC U-16 Championship. Berada di group C bersama Iran, India, dan Vietnam, Supriadi dan kawan-kawan minimal runner up untuk menjaga asa lolos ke fase knock out.
Sebagai tim ASEAN, Indonesia sesungguhnya bukanlah tim yang diunggulkan dalam kompetisi Asia. Hal ini sejalan dengan partisipasi dan prestasi tim nasional di kancah Asia, sejak dihelat 1985 Indonesia baru lolos 6 kali ke putaran final. Dengan catatan 2 kali lolos fase knock out, 1 kali peringkat 3, dan sisanya menjadi juru kunci. Dengan prestasi terbaik semi-final tahun 1990.
Setelah menunggu 28 tahun, Garuda Muda berhasil lolos ke fase selanjutnya. Lolos ke babak quarter final menjadi catatan tersendiri bagi Indonesia, lolos dengan status juara group dan mampu mengalahkan Iran untuk pertama kalinya. Kemenangan atas Iran mampu menghapus dominasi Iran atas tima ASEAN selama 20 tahun.
Lolos dengan status juara grup tentunya menjadi catatan tersendiri untuk tetap menjaga asa menuju Peru 2019.
Asa menuju Peru 2019
Di babak quarter final, anak asuh Fakhri Husaini akan berhadapan dengan Tim Muda Kangguru setelah mereka hanya berhasil finis di posisi ke dua klasemen akhir grup D. Di atas kertas Australia memang menjadi lawan yang cukup tangguh namun bukan tidak mungkin untuk dikalahkan.
Pada statistik lain Australia memang unggul atas Indonesia U-16, setidaknya ada tiga keunggulan Australia jika dibandingkan Indonesia. Pertama, produktivitas gol. Australia jauh lebih unggul dalam urusan mencetak gol. Australia mampu menyarangkan 6 gol dari 3 pertandingan di group D, dua kali lipat dari torehan gol Indonesia U-16. Kedua, mentalitas dan konsistensi. Tim Kangguru muda mampu menunjukkan mental juara ketika berjuang di fase grup. Bagaimana tidak, Australia sempat kalah telak 0:3 dari Korea Selatan di laga perdana. Namun, mampu menang di dua laga sisa. Beda dengan Garuda Muda, menang 2:0 atas Iran di laga perdana. Indonesia hanya mampu bermain imbang di dua laga sisa. Ketiga, prestasi. Dalam urusan prestasi, tim asuhan Trevor Morgan lebih unggul. Australia berhasil menembus 2 kali semi-final dari 6 pastisipasi dan Indonesia hanya berhasil lolos satu kali ke semi-final.
Di sisi lain, Australia bukan tanpa catatan negatif di fase grup. Pada laga perdana, Australia dibungkam Korea Selatan 3 gol tanpa balas. Dalam laga tersebut, pertahanan Australia selalu kalah lari atas penyerang Korea Selatan. Selain, kalah cepat pemain belakang Australia juga ceroboh dalam menghadapi tim dengan kecepatan tinggi. Artinya, Indonesia harus memanfaatkan kecepatan pemain depan jika ingin berhasil membekuk Australia.
Selanjutnya, dalam dua berikutnya Australia selalu di untungkan dengan kartu merah pemain lawan. Artinya, Australia unggul dari lawan yang hanya bermain dengan 10 pemain.
Mengalahkan Australia itu artinya Indonesia berhasil menuju Peru tahun 2019. Pasukan Fakhri Husaini mempunyai peluang 2x45 ditambah babak adu pinalti jika pertandingan berkahir seri untuk memastikan langkah ke Piala Dunia. Oase yang telah lama dinanti-nantikan seluruh masyarakat Indonesia. Ayo Garuda Muda. Jadilah Oase di tengah gersang dan tandusnya prestasi sepakbola tanah air.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H