Aku berhalusinasi tentang pagi yang dingin
Dengan butir butir embun yang terbang keatas kebawah
Yang mengelus dada ibu-ibu
Yang menendang bola plastik anak-anak
Pagi yang bertunas hijau
Menengadah pada Sang Kuasa
Dengan jari jari gemetar
Memegang hati bapak bapak
Memompa darah muda mudi
Merasakan denyut nadi alam
Merasuk ke relung tulang belulang
Meliuk liuk menusuk
Seperti terbawa arus romantisme sombong para kuli sungai
Yang terluka tertatih anak bini
Dengan nampan nampan penuh awan
Teruntuk jiwa jiwa yang masih lelah tuk terbangun
Menghangatkan pagi dengan amarah siang
Aku berhalusinasi tentang pagi yang damai
Sejuk meredam kaki kaki yang penuh semangat meletup letupkan jalanan
Ini masih pagi!!
Aku tak ingin melihatmu terombang ambing keatas kebawah
Seperti embun embun yang dingin itu
Mendenting dawai keras keras
Menabuh tabuh remuk redam
Ini pagi...aku taruh dalam hati
Untuk meraup mimpi mimpi anak anak
Hingga pagi membangunkanku dengan sejengkal tali
Yang cukup mengikat hatiku
Pada janji pada diri
Bahwa aku disini untuk ini!!
Singapore, 15.04.08 [00.21.am]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H