Mohon tunggu...
fiany intan vandini
fiany intan vandini Mohon Tunggu... -

your-lovely-sleepy-head

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ayo Perangi Polusi Cahaya!

12 Juni 2014   17:36 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:04 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan hidup kian hari makin sering diangkat dan dibicarakan dalam kajian umum. Bukan hanya sekedar isu, tapi lingkungan hidup memang butuh perhatian khusus akhir-akhir ini. Lingkungan yang baik tentu akan menjadikan makhluk hidup hidup dengan nyaman dan sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak baik akan membuat makhluk hidup merasa tidak nyaman. Pencemaran, atau sering disebut sebagai polusi selalu dikaitkan dengan memburuknya kualitas lingkungan hidup. Banyak polusi yang kian hari kian parah karena ulah manusia juga yang tidak peduli terhadap lingkungannya sendiri.

Bumi memikul beban polusi setiap harinya. Menurut wikipedia, polusi atau pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air atau udara. Mungkin selama ini sebagian orang hanya berpendapat bahwa polusi itu hanya berupa polusi udara, tanah dan air, tapi ada satu jenis polusi lagi yang ternyata dampaknya cukup buruk pula bagi manusia, yaitu polusi cahaya.

Polusi cahaya adalah salah satu jenis polusi yang dampaknya buruknya sendiri akibat cahaya buatan manusia. Polusi cahaya biasanya berarti intensitas cahayanya terlalu besar. Polusi cahaya ini biasanya terjadi di kota-kota besar, yang memiliki banyak lampu-lampu jalan, iklan elektronik di setiap sudut jalan maupun di atas gedung, dan juga lampu-lampu dari gedung-gedung di pusat kota dan juga stadion sepak bola yang biasanya menggunakan banyak lampu ketika pertandingan sepak bola sedang berlangsung pada malam hari.

Bagaimana kita bisa tahu bahwa langit sudah tercemar cahaya? Cara mudah bagaimana kita tahu bahwa langit tercemar oleh cahaya atau tidak yaitu dengan cara melihat langit dari tempat yang tinggi dari permukaan tanah dan amati. Pasti yang terlihat adalah langit yang tertutup oleh cahaya yang berpendar kekuningan. Kalau kita lihat lebih jelas, langit kota akan terlihat lebih terang daripada langit di pedesaan. Langit kota tampak oranye sedangkan langit pedesaan akan terlihat gelap dan tentu saja kita bisa melihat banyak bintang bertaburan di langit.

Manusia yang tinggal di perkotaan tentu tidak akan bisa melihat banyak bintang bertaburan di langit, dan bahkan bintang itu bisa dihitung dengan jari, apalagi menyaksikan galaksi bima sakti yang membentang di langit. Padahal di daerah yang langitnya gelap, ribuan bintang akan terlihat, bahkan galaksi bima sakti yang luar biasa itu pun akan terlihat. Itulah yang sangat disayangkan dari polusi langit. Bahkan bagi para astronom amatir, mereka harus memiliki teropong apabila ingin menikmati indahnya langit perkotaan, karena menikmati keindahan langit kota tidak semudah menikmati langit di pedesaan. Selain menyulitkan pengamatan langit, masih banyak lagi dampak negatif dari polusi cahaya.

Dampak dari polusi cahaya yang dirasakan oleh manusia adalah manusia yang tidur di apartemen akan terganggu dengan terangnya lampu iklan elektronik yang menyala sangat terang dipinggir jalan, selain itu, lampu iklan elektronik yang terlalu terang juga akan membuat silau bagi para pengendara, dan itu bisa jadi menyebabkan kecelakaan. Selain manusia, hewan juga merasakan dampak buruk dari polusi cahaya. Hewan akan susah bereproduksi, contohny penyu, karena penyu akan takut untuk pergi ke pantai karena terlalu banyak cahaya, juga mengganggu navigasi burung yang akan bermigrasi.

Dampak dari polusi cahaya juga terasa oleh pemerintah, karena termasuk dalam pemborosan energi. Menurut salah satu penelitian di Australia, pencahayaan publik merupakan salah satu sumber terbesar dari pemerintah lokal emisi gas rumah kaca, yaitu sekitar 30-50%. Setiap tahunnya, mereka mengeluarkan biaya sebesar 210 juta dollar Australia, menggunakan 1.035 GWh listrik dan bertanggungjawab atas 1.15 juta ton emisi CO2.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi cahaya? Pemerintah bisa mulai menggalakkan kampanye perang melawan polusi cahaya. Masyarakat harus menggunakan cahaya pada saat dibutuhkan saja, membuat lampu yang cahaya mengarah ke bawah, bukan ke segala atas, efisien dalam menggunakan lampu, meredupakan lampu iklan elektronik di jalan, atau juga mematikan lammpu iklan elektronik itu ketika lewat tengah malam. Yang paling penting adalah masyarakat harus sadar bahwa langit butuh diselamatkan, emisi gas rumah kaca harus ditekan peningkatannya dan juga saling menjaga lingkungan hidup demi keberlangsungan hidup semua makhluk.

Fiany Intan Vandini

English Department UNJ 2012

vandiniintan@gmail.com

11 Juni 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun