Mohon tunggu...
Pianologi
Pianologi Mohon Tunggu... Pengacara - Suka numerology

__ sedang menunaikan ibadah mengetik kata.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Serigala Ibu Kota Dicabik Serigala Luka

7 April 2012   23:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Stadio Via del Mare, dua pasukan serigala beda kasta saling terkam dan mencabik. Serigala ibukota pulang dengan 4 luka menganga di perut. [caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Empat Serigala Ibukota (Fernando Gago, Daniele De Rossi, Gabriel Heinze, Bojan Krkic) pulang dengan 4 luka tertancap dari taring Serigala Lecce (Foto oleh Maurizio Lagana/Getty Images)"][/caption] Malam (7/4/2012) yang purnama di Jakarta, entah di langit kota Lecce. Kedua pasukan serigala yang bertarung itu beda kasta. Yang bertandang adalah pasukan elit ibukota Roma, datang dengan auman bangga setelah pekan lalu mencabik-cabik si Putih-Biru pendatang baru bernama Novara Calcio dengan skor telak 5-2. Si Kuning-Merah ibukota juga masih jauh di posisi 6 capolista, sedang bergairah mengejar jatah terakhir ke Liga Champions Eropa musim depan. Sebaliknya, Si Kuning-Merah di ujung tenggara Italia ini calon kuat degradasi ke Serie B akhir musim ini, terpaut dekat di atas Cesena dan Novara. Serigala ibukota datang dengan misi tega-setega-tega-nya: mendorong Lecce makin dekat ke jurang degradasi. [caption id="attachment_180677" align="alignleft" width="340" caption="Tuan Serse Cosmi yang tak bisa hidup tanpa topi, sedang mengaum memberi semangat kepada para serigala Lecce, dan berhasil! (Foto oleh Luciano Rossi/AS Roma via Getty Image)"][/caption] Dua tim ini datang dari dua tempat beda kasta. AS Roma adalah penguasa Ibukota (dengan segala hormat kepada para Laziale, Roma memang sudah unggul 1 scudetto dan 4 coppa italia...), sedangkan Lecce adalah tim langganan naik-turun ke kasta Serie B yang kota-nya terletak di ujung tenggara Italia, sebuah tanjung yang oleh orang Italia sering diejek sebagai bagian "tumit" dari seluruh Italia yang berbentuk sepatu boot. [caption id="" align="alignleft" width="284" caption="Luis Enrique yang masih euforia dengan kemenangan pekan lalu begitu percaya pada strateginya: tanpa pergantian pemain! (Foto oleh Maurizio Lagana/Getty Images)"][/caption] Lihatlah begitu percaya dirinya Luis Enrique. Dengan formasi menyerang total 4-3-3 mengandalkan trisula Osvaldo, Krkic, dan Lamela di depan, Roma merebut 66% penguasaan bola. Formasi awal jadi lebih dominan berbentuk cemara di tengah wilayah Lecce. Dan fantastis, serigala La Capitale menerkam 17 kali dengan 7 kali tepat ke jantung Massimiliano Benassi. Hanya 2 kali yang berhasil menembus gawang Lecce, dan itupun saat tuan rumah lengah menjelang tiup panjang akhir permainan. Pablo Osvaldo mengecewakan. Semua 3 shots on target darinya malam tadi adalah terkaman jarak dekat dalam kotak penalti. Begitu pula Marquinho dan Heinze yang mendapat peluang bagus di dalam kotak pinalti Lecce. Hanya Bojan Krkic yang menerkam tepat dari dalam kotak pinalti pada menit 88. Itu seperti hadiah saja rasanya, setelah pasukan Lecce menghunjam jantung Maarten Stekelenburg 4 kali berturut-turut. Dan tendangan bebas Erik Lamela di menit akhir dari luar busur kotak pinalti Lecce hanyalah hiburan semata. Lecce luar biasa! Hanya kebagian bola 34% di depan tifosi sendiri, mereka cuma sempat menerkam 7 kali, cuma 3 yang melenceng dan sisa-nya merobek jantung Stekelenburg, masing-masing sepasang oleh Luis Muriel (menit 22 & 49) dan David Di Michele (menit 44 dan penalti menit 56). Saluto untuk Lecce. Serigala "tumit" lebih perkasa dari penguasa sepatu boot malam ini. Musim ini Lecce susah ditaklukkan. Dan gelora untuk lolos dari degradasi membuat tim manapun yang bertandang ke Via Del Mare bakal digempur habis-habisan. Lecce pada pekan-pekan ini dan seterusnya bak serigala terluka. Dalam 10 laga terakhir mereka hanya kalah sekali oleh tim elit Milan. Sisanya 6 hasil imbang dan 3 kemenangan atas Siena dan Roma di kandang serta menang di kandang Cagliari. Oh iya, pada akhir Januari mereka juga sukses membuat Inter pulang dari Via del Mare dengan skor tipis 1-0 !! Pada pertemuan pertama kontra Roma (20/11/2011) di Olimpico, mereka hanya takluk dengan skor tipis 2-1. Padahal, seperti statistik laga ini, kala itu Roma juga unggul penguasaan bola 68% dengan 6 terkaman ke gawang dari 16 tembakan. Sedangkan Lecce kala itu hanya 2 kali tembak ke gawang dari 9 tembakan. Pada laga itu, Fernando Gago dan Miralem Pjanic sukses menembus gawang Julio Sergio. Kali ini, meski ada di bangku cadangan, Pjanic tak diturunkan oleh Enrique. Begitu pula Perotta yang juga main di Olimpico kala itu. Il Capitano Totti juga absen kali ini, meski dalam pertemuan pertama ia baru main di sisa separuh babak kedua menggantikan Krkic. Sayang sekali tak ada Totti, dan Fabio Borini kali ini. Tetapi tifosi sangat heran dengan strategi Luis Enrique kali ini. Meski tertinggal 4 gol sampai menjelang akhir laga dia kokoh berdiri sendirian tanpa melakukan pergantian sama sekali !!! [caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Miralem Pjanic merayakan gol bersama Bojan Krkic dalam laga di Olimpico (20/11/2011) yang berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan serigala ibukota. (Foto oleh Filippo Monteforte/AFP/Getty Images)"][/caption] Tidak konsisten adalah prestasi paling konsisten dari AS Roma musim ini. Jantung tifosi selalu naik-turun dari tawa ke duka pekan demi pekan. Selain itu, skor besar sering jadi prestasi. Baik itu skor memasukkan maupun skor kemasukan. Roma telah menembus jantung musuh 49 kali sampai pekan 31 ini tetapi juga rekor tercabik-cabik 41 kali. Jadi, tabungan gol hanya 8 saja. Dengan 14 kali memang 5 seri dan 12 kali kalah, Roma masih terpaku di posisi 6 di bawah Napoli dengan selisih 1 poin. Untung saja poin Napoli tak bertambah setelah digebuk saudara ibukota Lazio dengan skor telak 3-1. Tetapi kabar buruknya adalah hasil Lazio itu menjauhkan poin Roma dengan posisi ke-3 jadi 7 poin dengan sisa 7 laga lagi. Sepertinya, jatah liga Champions musim ini jadi milik si Elang Biru. Sedangakan Roma mesti bertarung dengan Udinese, Napoli, dan Inter untuk tiket ke Liga Europa. Napoli masih aman, meski finis di luar 5 besar tetap dapat jatah dari tiket Coppa Italia setelah menembus final. Semoga serigala ibukota bangkit setelah pekan Paskah ini, dan mari berharap ada keajaiban untuk tiket Liga Champions musim depan. Forza Roma Per Sempre!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun