Pasti banyak dari kalian yang sering mendengar statement ini "Kemarau 2023 akan jauh lebih kering dan panjang daripada kemarau sebelumnya". Sebagian besar dari kita ada yang mulai panik, mengkaitkan dengan kondisi bumi, atau bahkan dengan agama (terjadinya hari akhir misal)
Well, itu semua ada penjelasannya dan mari kita cari kesimpulannya bersama sama!
Pertama, mari kita analisis dahulu penyebab kemarau kali ini berbeda. Yup! Salah satunya adalah terjadinya potensi el nino.
Apa itu el nino?
El nino adalah fenomena di mana suhu muka laut (SML) memanas di bagian tengah dan timur wilayah tropis Samudra Pasifik. El Nino adalah "warm phase" dari fenomena yang lebih besar yaitu El Nino Southern Oscillation (ENSO).
El Nino merupakan peristiwa yang tidak bisa dihindari, Karena hal tersebut dipengaruhi oleh pasang surutnya permukaan air laut akibat gravitasi bulan serta tidak memiliki waktu yang teratur (regular cycle)
Dilansir dari unocha.org elnino dan lanina tidak dipengaruhi oleh manusia dan mereka merupakan fenomena alam yang tidak bisa dicegah ataupun dikurangi intensitas dan durasinya.
Lalu apakah akibatnya bagi makhluk hidup yang terdampak?
- Kemarau diprediksi cukup panjang dan kering daripada sebelumnya.
- Kebakaran hutan dan lahan (kahutla) akan lebih memungkinkan untuk terjadi mengingat tiga tahun terakhir ini Indonesia sering mengalami kebakaran hutan.
- Udara akan semakin memburuk karena cuaca yang kering
Namun, kita sebagai masyarakat hanya perlu meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian akan lingkungan sekitar. Kurangi pembakaran sampah di tengah musim kemarau. Juga jangan lupa, stop buang sampah di sungai. Bagaimana jika nantinya sungai itu kering dan sampah menumpuk di sana? Akan menimbulkan berbagai macam penyakit dan bau tidak sedap bukan?
Di samping itu, persiapkan diri sebaik mungkin untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau ini. Mulai sediakanlah tangki penampung air hujan. Sebab, dilansir dari detik.com "Kalau tiga tahun terakhir ini saat musim kemarau masih sering terjadi hujan, maka di tahun ini (2023), intensitas hujan akan jauh menurun," ungkap Dwikorita dalam keterangannya, dikutip Jumat (27/1/2023).". Sehingga kita harus sedia air sebelum kering.
Bisa juga ditambah dengan memperbanyak pohon di sekitar rumah. Dilansir dari rejogja.com "Menanam pohon juga bisa dilakukan untuk meningkatkan kelembapan udara dan menurunkan suhu (jangka panjang)," ucap Pakar iklim dan bencana Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani.
Namun jika sudah terlambat dan kekeringan sudah berlangsung, beliau menyarankan beberapa aksi yang bisa dilakukan antara lain membuat sumur bor atau sumur renteng di persawahan untuk kebutuhan air pertanian.
Selain itu juga bisa dilakukan dropping air ke wilayah terdampak parah akibat kekeringan. "Jika sangat penting melakukan penyemaian uap air untuk teknologi modifikasi cuaca dengan hujan buatan," ujarnya.
Kesimpulannya, kita hanya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kemarau tahun ini. Tidak perlu takut, tetapi tetap waspada. Juga, usahakan tubuh kita tetap terhidrasi saat kemarau nanti dengan banyak minum air putih.
Sampai jumpa pada artikel berikutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H